Unjuk rasa puluhan mahasiswa di depan kantor Dinas Kesehatan Kota Sukabumi diwarnai aksi saling dorong hingga pagar kantor rusak pada Senin (13/3/2023).
Mahasiswa yang tergabung dalam PMII Kota Sukabumi itu menuntut soal optimalisasi vaksinasi booster kedua di Kota Sukabumi.
Pantauan detikJabar pukul 17:00 WIB, mulanya proses demonstrasi mahasiwa berjalan normal. Mahasiswa silih berganti menyampaikan orasinya menggunakan pengeras suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain pihak kepolisian terlihat bersiaga di balik pagar kantor Dinas Kesehatan. Setelah tiga jam berorasi dan tak mendapat tanggapan dari pihak Dinas Kesehatan, mahasiswa pun beberapa kali mencoba menerobos pagar kantor dinas.
Aksi saling dorong tak terkendali hingga sebagian pagar pun rusak. Pihak aparat terlihat ikut mendorong pagar agar mahasiswa tak dapat masuk ke gedung Dinas Kesehatan.
Ketua PMII Kota Sukabumi Hasbi Raudul mengatakan, mahasiswa memiliki beberapa tuntutan terkait permasalahan kesehatan di Kota Sukabumi khususnya mengenai vaksinasi COVID-19.
"Memberikan peringatan khususnya vaksinasi keempat, kita lihat di beberapa media, Pak Wali dengan bangganya ada vaksin booster kedua sudah ada maka pemerataan vaksin ini harus benar adanya kepada masyarakat. Ketersediaan vaksin, khususnya di puskesmas itu tidak boleh dijadwalkan agar pemerataan vaksinasi itu bisa diserap oleh masyarakat Sukabumi," kata Hasbi, Senin (13/3/2023).
Pihaknya juga menyoroti fasilitas pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang dianggap tak optimal di tengah tingginya kasus DBD. "Ini kita memandang bahwa ketidakbecusan pemerintah Kota Sukabumi dalam mengelola kesehatan masyarakat," ujarnya.
Satgas COVID-19 sekaligus Kepala Bidang P2P Dinkes Kota Sukabumi drg. Wita Darmawanti menanggapi positif terkait aksi mahasiswa. Dia mengatakan, vaksin booster kedua di Kota Sukabumi terkendala oleh ketersediaan vaksin.
"Kami sebenarnya menyikapi demo mahasiswa satu hal yang baik, karena mereka sebagai kontrol sosial. Nggak masalah kalau mengkritisi, memberikan saran, mereka juga orang yang punya peran dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan," kata Wita.
"Pertama vaksin booster kedua, kita justru lebih dulu dan melaksanakan. Kalau misal dilihat di kota/kab lain mungkin Sukabumi lebih dulu sebelum memasuki bulan Ramadan. Namun kan kita keterbatasan vaksinnya, vaksinnya habis kemarin," sambungnya.
Sama halnya dengan pelayanan vaksinasi di puskesmas. Wita lagi-lagi mengatakan, penjadwalan vaksin itu dilakukan karena adanya keterbatasan stok vaksin di daerah.
"Memang selama ini kita vaksin booster itu terjadwal di dua puskesmas dan hanya Selasa Kamis. Itu juga dikarenakan stok vaksin yang kita terima dari provinsi terbatas," tutupnya.
(yum/yum)