Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberi peringatan mengenai adanya risiko kanker bagi pengguna impan payudara. Hal tersebut setelah ditemukannya 19 kasus karsinoma sel skuamosa (SCC) atau sejenis kanker kulit dan limfoma terkait implan payudara
Dikutip dari detikHealth, FDA mencatat kanker tersebut berbeda dengan risiko yang pernah ditemukan dari pemasangan implan payudara yang disebut dengan BIA-ALCL. Meskipun diyakini langka, SCC dan limfoma lainnya bisa terjadi.
FDA lantas menyarankan agar pasien yang memiliki atau ingin memasang implan harus diberikan informasi soal risiko yang bisa dialami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain botox atau filler, pembesaran dan pengencangan payudara adalah salah satu prosedur yang paling dicari," ucap Ahli bedah plastik di Pusat Bedah Plastik Quatela di Rochester, New York Dr Ashley Amalfi dikutip dari NY Post, Senin (13/3/2023).
Organisasi bedah plastik dan kosmetik Aesthetic Society melaporkan bahwa pembesaran, pengencangan, dan pengecilan payudara naik sebesar 48 persen pada tahun 2021. Diperkirakan ada 365.000 operasi pembesaran payudara pada tahun tersebut.
Implan payudara dapat menyebabkan nyeri, kelemahan sendi dan otot, masalah kesehatan mental, kelelahan, kabut otak, kehilangan ingatan, rambut rontok, ruam, dan masih banyak lagi. Setelah melakukan pelepasan implan, hanya sebagian pasien yang mengalami kesembuhan.
Ahli medis menyarankan orang yang memasang implan payudara melakukan pemeriksaan secara rutin untuk menghindari komplikasi. Dalam beberapa kasus, orang yang melakukan pemasangan implan payudara melaporkan kenaikan berat badan drastis hingga jerawat.
Dr Anthony Youn seorang ahli bedah plastik asal Detroit, Amerika Serikat lantas mempertanyakan bagaimana pelatihan dokter sehingga wanita bisa mengalami BII usai memasang implan payudara.
Implan payudara memang memberikan dampak kepada penampilan, namun Dr Anthony meminta orang-orang lebih peduli dengan kesehatan ketika memutuskan untuk menjalani implan payudara.
"Selama pelatihan, saya diberi tahu (penyakit implan payudara) adalah omong kosong dan itulah yang saya yakini," katanya, sambil mencatat bahwa banyak pasien tidak mengalami komplikasi ekstrem seperti itu.
"Kesadaran itu sangat penting," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.