Indra Dwi Saputra (19) pelajar Sumedang tewas akibat dianiaya. Kabar tewasnya pelajar SMK PGRI 2 Sumedang ini pun membuat pemerintah mengambil sikap.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan pihaknya akan segera merumuskan permasalahan di lingkungan pendidikan agar hal serupa tak terulang kembali.
"Besok kami undang mulai dari kepala sekolah SMA dan SMK, terutama sekolah PGRI 2 bersama komite sekolahnya, termasuk guru BP-nya, kemudian juga kepolisian dan pihak lainnya untuk duduk bersama agar peristiwa serupa tidak terulang kembali," ujar Dony di Sumedang, Minggu (12/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dony menuturkan persoalan ini tak bisa diselesaikan hanya oleh satu pihak. Stakeholder lain perlu ambil bagian untuk ikut menyelesaikan.
"Ini tidak bisa menyalahkan satu pihak, sebab ada kondisi di rumah, kondisi di sekolah dan kondisi di luar," paparnya.
Terkait hal itu, sambung Dony, maka perlu membangun sebuah lingkungan yang aman dengan langkah-langkah antisipasi dari mulai lingkungan keluarga, lingkungan sekolah hingga tempat-tempat publik.
"Contoh ke depan misalnya, pendidikan harus dibangun dari mulai lingkungan keluarga dulu sebagai basis utama membangun anak-anak kita agar lebih baik, kemudian lingkungan sekolah kita perbaiki, lalu di lingkungan tempat-tempat umum di masyarakat," terangnya.
"Salah satu contohnya di lingkungan sekolah mungkin secara rutin diadakan pemeriksaan kepada siswa-siswanya, di dalam tasnya bawa apa saja sebagai bentuk kepedulian, kita ingin semua lebih care lagi agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tutur Dony menambahkan.
Indra Dwi Saputra (19), seorang pelajar dari SMK PGRI 2 Sumedang tewas diduga akibat terkena bacokan celurit yang dilakukan oleh pelajar dari salah satu SMK lainnya di Sumedang, Jumat (10/3) siang.
Insiden itu sendiri terjadi di sekitar Kawasan Bojong, Kecamatan Sumedang Utara. Hal itu sebagaimana yang diutarakan oleh teman korban berinisial F saat diwawancarai detikJabar. F sendiri diketahui orang yang berupaya menolong korban dengan membawanya ke RSUD Sumedang.
"Pas saya sampai ke TKP di daerah Bojong, korban sudah terlihat dalam posisi terlentang, saat itu langsung saya tolong bersama teman saya (berinisial R) menggunakan sepeda motor ke RSUD Sumedang, korban saya dekap di tengah secara berboncengan," papar F di depan RSUD Sumedang.
F melanjutkan, korban saat itu masih bernafas namun kondisinya sangat lemas karena banyak kehabisan darah akibat luka yang dialaminya.
Dari kabar yang diterimanya, sambung F, korban mengalami pembacokan benda tajam berupa celurit yang dilakukan oleh pelajar dari SMK lain.
(dir/dir)