Yandi Maulana Ibrahim (14), siswa kelas 8 B SMP Negeri 3 Kota Tasikmalaya mendadak viral menyusul aksi teman sekelasnya yang urunan untuk membelikan sepatu baru untuk dirinya.
Video viral itu bukan gimmick atau rekayasa, Yandi dapat dikatakan anak tangguh yang tetap gigih bersekolah meski dalam keterbatasan ekonomi keluarga. Tak hanya soal sepatu butut yang dikenakannya, banyak penggalan-penggalan haru lain yang mewarnai perjuangannya mengenyam pendidikan formal.
Meski demikian, Yandi rupanya memiliki cita-cita untuk menjadi pemain sepakbola profesional. "Cita-cita ingin jadi pemain bola," kata Yandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini dia tercatat sebagai pemain inti tim futsal di sekolahnya. Dalam sepekan dia berlatih 3 hari dalam sepekan.
Jika melihat postur tubuhnya, Yandi boleh jadi cocok menjadi atlet. Untuk anak usia 14 tahun Yandi tergolong bongsor. Tingginya lebih dari 175, ukuran sepatunya nomor 45.
Aktivitas fisik hariannya pun banyak, bangun pagi mengangkut air dengan jarak beberapa ratus meter, pergi dan pulang sekolah berjalan kaki beberapa kilometer. Sore harinya dia bermain futsal di sekolah atau bermain bola di kampungnya.
"Kalau mau jadi pemain bola, harusnya masuk SSB (sekolah sepak bola) ya?. Pengen tapi tak punya biayanya," kata Yandi.
Namun dia sendiri optimistis, dengan berlatih futsal atau berlatih di kampungnya pun dia bisa meningkatkan skill mengolah si kulit bundar. "Sementara mah futsal saja dulu, mungkin sama saja dengan sepakbola," kata Yandi.
Di lingkungan rumahnya Yandi dikenal sebagai anak yang baik. Dia dikenal anak yang 'hampang birit', istilah Sunda bagi orang atau anak cekatan dan yang mudah disuruh oleh orang tua. Tak heran jika perangainya yang baik itu membuat teman-teman sekelasnya peduli dan menyayanginya. Terbukti mereka rela urunan untuk membelikan Yandi sepatu baru.
Di sisi lain viral video aksi anak-anak SMP membantu temannya itu mendapat respons positif dari warganet. Mereka yang biasanya dibuat miris dengan aksi perundungan, perkelahian dan bentuk kenakalan pelajar lainnya, kini dibuat terharu.
Sebuah video yang mengisahkan sekelompok siswa SMP Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang urunan atau patungan untuk membelikan sepatu bagi temannya, seakan menjadi bukti bahwa masih banyak pelajar yang baik atau setidaknya menampilkan konten yang positif.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Ely Suminar mengapresiasi aksi para pelajar SMP tersebut. Menurut dia ini menjadi salah satu indikator positif dari penerapan pendidikan karakter bagi pelajar di Kota Tasikmalaya.
"Ya bagus, Alhamdulillah, itu yang kami harapkan kepedulian ke sesama teman. Kepekaan terhadap lingkungan juga terbangun di sana. Apalagi kita sedang banyak dipertanyakan soal geng motor dan sebagainya," kata Ely.
Dia bersyukur dengan adanya aksi itu menandakan pendidikan karakter yang diberikan ke siswa mengkristal menjadi aksi nyata.
"Hasil pendidikan karakter, membuktikan bahwa anak-anak kita mempedulikan sahabat-sahabatnya. Itu suatu hal yang patut diapresiasi dari kami ya untuk anak-anak. Bahwa banyak juga anak-anak yang baik, tidak seperti dibayangkan," jelas Ely.
(mso/mso)