Supriatna (44) atau lebih dikenal Mang Uprit melakukan penanaman bunga rawa atau Edelweis rawa sejak dua tahun lalu. Dalam kesehariannya dia melakukan penanaman edelweis rawa secara bertahap.
"Setiap saya berangkat ke rawa saya tanam itu enggak banyak ada 10 atau 5 atau lebih. Cuman karena kemarin saya lebih fokus lagi, saya nyuruh yang kerja tanam lagi," ujar Uprit, saat ditemui di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).
Pihaknya menyebutkan saat ini telah menanam sekitar 1 hektar lebih. Penanaman tersebut dilakukan dengan sistem tidak merusak ekosistem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya di situ kepikiran gimana caranya di situ saya menjual tanaman tersebut tapi tidak merusak ekosistem, tidak merusak kelestariannya jadi saya tanam dan perbanyak," katanya.
Uprit mengaku menjual tanaman Edelweis senilai Rp 10 ribu per iket. Hasil penjualan tersebut digunakannya untuk kehidupannya sehari-hari.
"Menjual paling tergantung saya jual Rp 10 ribu per iket. Hasilnya untuk menutupi kebutuhan hidup saya sehari-hari dari situ," jelasnya.
Dia mengungkapkan waktu perkembangbiakan tanaman tersebut membutuhkan sekitar tiga bulan. Proses tersebut dari satu batang hingga mengeluarkan tunas kembali.
"Ya sekitar 3 bulanan, tapi ibaratnya pas kita tanam 2 bulan juga udah keluar, cuman kalau pengen lebih banyak lagi mungkin tahunan," ucapnya.
Uprit menambahkan dalam perawatannya dilakukan tidak setiap hari. Perawatan tersebut dilakukan hanya menggunakan pupuk.
"Saya juga ngasih pupuk paling saat enggak musim hujan. Soalnya ketika ngasih pupuk pas musim hujan, si pupuknya kebawa sama air hujan," kata Uprit.
Dia menginginkan bahwa tanaman tersebut bisa menjadi tanaman khas Ranca Upas. Makanya dirinya terus melakukan penanaman.
"Saya tanam biar mungkin nantinya bukan hanya cerita tapi nantinya ini tetap lestari dan mudah-mudahan bisa menjadikan ikon untuk kampung cai Ranca Upas ini," pungkasnya.
(yum/yum)