2 Wanita Asal Jabar Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang

2 Wanita Asal Jabar Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 07 Mar 2023 23:31 WIB
barkot
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Bandung -

Dua wanita asal Jawa Barat berhasil diselamatkan dari upaya dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Keduanya selamat setelah dicekal melintas ke Malaysia saat berada di Imigrasi Kota Batam, Kepulauan Riau.

Saat dikonfirmasi, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jawa Barat menerangkan, kedua wanita tersebut merupakan warga asal Kabupaten Bandung dan Cianjur. Keduanya sudah dipulangkan ke Jabar pada Jumat (3/3) dan dikembalikan ke keluarganya pada Senin (6/3/2023) kemarin.

"Sudah dipulangkan. Kemarin setelah kami bawa ke rumah aman dulu, mereka sekarang udah dipulangkan ke keluarganya," kata Kepala UPTD PPA Jabar Anjar Yusdinar melalui sambungan telepon, Selasa (7/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anjar menjelaskan, kedua wanita berumur 40 dan 55 tahun ini dicekal Imigrasi Kota Batam setelah paspor yang mereka miliki tidak sesuai dengan identitas kependudukannya. Imigrasi Kota Batam juga mengamankan pihak penyalur yang hendak membawa kedua wanita tersebut ke Kuala Lumpur, Malaysia.

"Jadi itu karena pihak imigrasi di Batam mencurigai oknum ini yang mengantarkan beserta dengan korbannya, ternyata tidak sesuai prosedur. Tidak terdaftar penyalurnya, makanya ini jadi masalah di pihak imigrasi karena dari awal saja sudah ada indikasi pemalsuan data dari pihak penyalurnya," ungkap Anjar.

ADVERTISEMENT

Mereka berdua kata Anjar, dijanjikan bisa bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun untungnya, kedua warga Jabar tersebut keburu terdeteksi pihak Imigrasi Kota Batam sehingga terhindar dari upaya TPPO.

Anjar menyatakan, rencananya, kedua wanita asal Kabupaten Bandung dan Cianjur itu akan diberi pendampingan oleh UPTD PPA. Mereka bakal diberi pelatihan bekerja untuk bekal kemampuannya ke depan.

"Kalau korban ini berkenan ikut, akan coba kita salurkan. Karena beberapa program di kami ada untuk penyintas. Nanti tinggal nunggu waktu untuk dimulai kalau yang bersangkutan mau ikut program itu," tuturnya.

Anjar mengimbau warga untuk tidak tergiur dengan ajakan dari pihak manapun jika mendapat tawaran untuk bekerja ke luar negeri. Jangan sampai, kata dia, hanya karena iming-iming gaji yang besar, mereka malah tidak teliti mengecek status penyalurnya.

"Semua masyarakat yang mendengar, melihat, mengetahui atau bahkan diajak dengan modus-modus dari berbagai pihak, tentunya ajakan tersebut tidak formal/resmi. Nah agar jangan tergoda untuk ikut ajakan ini dengan iming-iming mungkin gaji besar, tapi harus lebih teliti dan waspada. Dan harapannya bisa melaporkan ke pihak-pihak terkait kalau menemukan informasi seperti itu," pungkasnya.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads