Jabar Hari Ini: Pilu Ibu Hamil di Subang Meninggal Usai Ditolak RS

Jabar Hari Ini: Pilu Ibu Hamil di Subang Meninggal Usai Ditolak RS

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 06 Mar 2023 22:00 WIB
Juju Junaedi (46) suami korban ibu hamil yang meninggal dunia diduga tidak dilayani oleh RSUD Ciereng Subang.
Juju Junaedi (46) suami korban ibu hamil yang meninggal dunia diduga tidak dilayani oleh RSUD Ciereng Subang (Foto: Dwiky Maulana/detikJabar).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini. Dari mulai ibu hamil meninggal di tolak rumah sakit hingga pria di Bandung tewas dengan luka tusuk.

Berikut rangkuman beritanya di Jabar Hari Ini:

Ditolak Rumah Sakit Ibu Hamil di Subang Meninggal Dunia

Kurnaesih (39), ibu hamil asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang meninggal dunia diduga tak ditangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Subang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurnaesih, yang hamil sembilan bulan, hendak melahirkan di RSUD Ciereng, Subang, Kamis (16/2).

Juju Junaedi (46) suami korban mengatakan, kejadian ini bermula saat istrinya alami kontraksi saat masih berada di rumah. Namun, karena kondisi Kurnaesih yang terus-menerus mengalami penurunan, pihak keluarga pun membawa korban ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal.

ADVERTISEMENT

"Sudah drop waktu masih di rumah tuh saya bawa langsung ke puskesmas terus sama masih gitu tidak ada perubahan terus akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang," ujar Juju kepada wartawan hari ini.

Juju mengungkapkan, setelah berada di Puskesmas Tanjungsiang, bidan menyarankan langsung membawa korban yang hendak melahirkan tersebut ke RSUD Ciereng Subang. Sesampainya di IGD dan akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, tapi ditolak dengan alasan pihak RSUD Ciereng yang belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

"Waktu di IGD emang masih diterima tapi waktu dipindahin ke ruangan anak langsung ditolak katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang mah. Nah kayak gitu aja kronologinya mah," ungkapnya.

Usai ditolak RSUD Ciereng dalam kondisi kritis, Juju dan keluarga pun akhirnya membawa sang istri ke Rumah Sakit di Bandung. Namun, saat dalam perjalanan istrinya tersebut meninggal dunia bersama dengan anak yang berada di dalam kandungannya.

"Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Cierengnya langsung ada saya bawa ke Bandung sama ibu bidan puskesmas pakai ambulans di Puskesmas Tanjungsiang. Istri saya sudah tidak kuat dan meninggal duluan waktu mau ke Rumah Sakit di Bandung," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Maxi menuturkan, pihaknya sudah meminta klarifikasi langsung dari pihak RSUD Subang terkait dengan kasus meninggalnya ibu yang hendak melahirkan di RSUD Ciereng.

Maxi pun menyesalkan atas kasus penolakan RSUD Subang yang menyebabkan hingga korban meninggal dunia. "Terkait kematian ibu dan bayinya di Tanjungsiang, saya secara pribadi maupun atas nama Dinas Kesehatan menyampaikan rasa berbela sungkawa dan keprihatinan yang dalam. Kami juga memohon maaf atas pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal dan sesuai dengan ekspektasi masyarakat," ungkapnya.

10 Siswi SD di Karawang Dilecehkan Pramukantor

Seorang pramukantor sekaligus office boy (OB) sekolah dasar (SD) di Karawang diringkus polisi usai melakukan pelecehan seksual terhadap 10 siswi di SD tersebut. Pelaku berinisial ES (43) sudah diamankan Satreskrim Polres Karawang.

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy mengatakan, dalam melakukan kejahatannya dengan modus meminta makanan kepada siswi yang menjadi korbannya di sekolah.

"Awalnya pelaku meminta-minta, dia minta makanan atau snack yang dibawa siswi sebagai korban. Saat tidak dikasih pelaku lalu memegang bagian tubuh siswi," ujar Tomy, saat dikonfirmasi di Mapolres Karawang hari ini.

Dari hasil pengembangan dan laporan, setidaknya ada sebanyak 10 siswi di bawah umur yang telah menjadi korban pelecehan seksual tersebut.

"Pelaku ini berprofesi sebagai office boy di SD tersebut, berdasarkan pengembangan, ada sebanyak 10 siswa yang diduga menjadi korban," kata dia.

Pelaku berhasil diamankan bersama barang bukti berupa beberapa setel seragam sekolah dan pakaian dalam korban.

Atas perbuatan bejat tersebut, pelaku terancam pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Pelaku terancam Perppu Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," imbuhnya.

Titah Jokowi soal Pemilu

Pelaksanaan Pemilu 2024 harus tetap terlaksana. Hal itu dikatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan kunjungan kerja ke Rancabali, Kabupaten Bandung hari ini.

Jokowi mendukung langkah KPU untuk melakukan upaya banding atas putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

"Ya kan saya sudah sampaikan bolak-balik, komitmen pemerintah untuk tahapan pemilu ini berjalan dengan baik," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, telah melakukan berbagai persiapan guna melangsungkan pesta demokrasi tersebut. Dengan harapan bisa berjalan aman dan kondusif.

"Penyiapan anggaran juga sudah disiapkan dengan baik, tahapan pemilu kita harapkan tetap berjalan," tuturnya.

Menurutnya, adanya putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat tersebut membuat kontroversi masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah mendukung langkah KPU dalam melakukan banding.

"Memang itu sebuah kontroversi yang menimbulkan pro dan kontra, tapi juga pemerintah mendukung KPU untuk naik banding,"pungkasnya.

Duel Maut Buat Pria di Bandung Tewas

Pria berinisial G (39) yang berprofesi sebagai buruh harian lepas tewas dengan luka tusuk usai berduel dengan temannya sendiri.

Kejadian ini terjadi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Minggu (5/3) lalu.

Kapolsek Cibeunying Kaler AKP Firdaus Iskandar mengatakan, korban diduga terlibat perselisihan dengan temannya sendiri.

"Dari olah TKP intinya berselisih, antara korban dan pelaku, lalu terjadi cekcok mulut, berkelahi dan ditusuk si korban ini. Diduga saling kenal," kata Firdaus via sambungan telepon.

Belum diketahui motif dalam kejadian ini. Unit Reskrim Polsek Cibeunying Kaler dan Satreskrim Polrestabes Bandung masih lakukan penyelidikan.

"Kronologi kejadian, awalnya kita terima laporan dari masyarakat bahwa ada korban ditemukan dalam keadaan meninggal, dibawa ke RS Santo Yusuf," tuturnya.

"Kita cek TKP, ternyata TKP di Taman Makam Pahlawan," tambahnya.

Pada waktu kejadian, korban langsung dibawa warga sekitar ke rumah sakit untuk diberi pertolongan. Namun nyawa korban tidak terselamatkan. "Meninggalnya di rumah sakit," pungkasnya.

Warga Indramayu Terancam Akibat Tanggul Cimanuk Ambruk

Jalan di bantaran Sungai Cimanuk yang menjadi akses utama warga Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu terputus lantaran ambles.

Warga yang melintas harus berhati-hati karena di sampingnya terdapat jurang bekas tanah ambles. Garis polisi yang terpasang menjadi satu-satunya tanda bagi warga saat melintas.

Sawinah (65) warga sekitar mengatakan, amblesnya tanggul di blok Citra ini terjadi sepekan lalu. Saat hujan deras melanda beberapa hari lalu, ia melihat ada sedikit retakan di depan rumahnya yang menghadap langsung dengan Sungai Cimanuk.

"Yaiku sih Senen jam 9-10 an, bengi e bae udan gede. Toli terang, kita kuh tes dagang, kan durung ana caret mletak, toli kan mak iku jare anak iku jeh mak ambles, lah (Yaitu hari Senin (27/2) pukul 9-10 an, malamnya hujan besar. Terus reda, sehabis saya jualan itu belum ada garus retakan, terus mak itu kata anak, itu mak ambles, lah)," kata Sawinah ceritakan awal amblesnya tanggul Sungai Cimanuk.

Menurutnya, kondisi amblasnya tanggul mencapai 500 meter di sepanjang jalan desa tersebut. Tak hanya memutus akses jalan, amblasnya tanggul pun nyaris menggerus rumah Sawinah yang kini jaraknya tinggal 1 meter dari tanah yang amblas.

"Priben cah ambles maning dalan, kepriwen kuh kari semeter gah ana mbuh beli. (Gimana ambles lagi jalannya, bagaimana itu tinggal satu meter ada apa gak)," tutur Sawinah.

Kejadian tanggul amblas itu terjadi secara perlahan. Namun, saat hujan kembali turun, tanah semakin bergerak turun sedikit lebih kencang. Hal tersebut membuat keluarga dirinya khawatir. Sebab, rumah anaknya itu hampir tergerus tanah amblas.

"Ambles e kuh teka sendik nah bengi Selasa e kuh ambles maning. Anak kita Karo lakine kita melek sampe esuk, melang ana kejadian maning. Dadi lakine kita bli bisa turu kenang mikiri kien sih melang ambles maning sih. (Amblesnya perlahan-lahan, nah malam Selasa nya ambles lagi. Anak saya sama suami melek sampai pagi, khawatir ada kejadian lagi. Jadi suami tidak bisa tidur mikirkan kejadian itu takut ambles lagi)," paparannya.

Sawina ingi agar kondisi tanggul itu segera diperbaiki. Menurutnya, dia yang belum memiliki biaya cukup untuk membangun rumah agar menjauhi lokasi itu.

"Ini rumah anak saya mah bukan tanah PU. Kalau punya modal mah pengen bangun ke belakang," ucapnya.

Kepala Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu Kadinah menjelaskan bahwa tanggul ambles ini sudah terjadi sekira tahun 2017 lalu. Secara perlahan tapi pasti, gerusan tanah itu semakin mengancam permukiman warga.

"Itu dari tahun 2017. Pernah diperbaiki sementara pakai bambu, baru seminggu ambles lagi," ujarnya.

Menurutnya, tanggul ambles semakin parah. Tak hanya nyaris menggerus rumah warga, amblesnya tanggul sepanjang 300 meter itu pun menyulitkan akses masyarakat sebab jalan terputus.

"Saya pengin jalan segera dibenahi karena berdekatan dengan masjid dan rumah masyarakat, rusak parah. Apalagi sekarang sudah mendekati bulan puasa, masalah bolak-balik nya masyarakat itu butuh penanganan," jelasnya.

Sebagai pemerintah desa, Kadinah mengaku sering mengajukan proposal perbaikan tanggul tersebut. Namun, sampai saat ini, pihaknya belum melihat adanya perhatian dari pihak terkait.

"Intinya saya minta pemerintah kabupaten, provinsi maupun BBWS, ya tolong lah harus diperhatikan karena desa Pagedangan tidak kurang-kurang mengajukan proposal sudah 5 proposal tidak ada respon apapun," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(wip/mso)


Hide Ads