Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan skenario gempa bumi Sesar Cimandiri. Diketahui, Sesar Cimandiri disebut sebagai sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap dua, tepatnya pada waktu Akhir Eosen Tengah.
Status sesar tersebut masih aktif hingga saat ini. Sesar tersebut juga menyebabkan terbentuknya tinggian purba antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri. BMKG mencatatkan ada tiga skenario peta guncangan (shake map) di tiga segmen Sesar Cimandiri yaitu Segmen Cimandiri, Segmen Nyalindung-Cibeber dan Segmen Cimandiri.
Ketiganya disebut berpotensi memiliki kekuatan magnitudo maksimal 6.7, 6.5, dan 6.6. Ketiga skenario tersebut mencatatkan angka yang lebih tinggi daripada gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada November 2022 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BMKG Stageof Bandung Teguh Rahayu menyebutkan, Segmen Cimandiri memiliki skenario magnitudo maksimum M 6.7 di wilayah Kabupaten Sukabumi. Skenario parameter gempa di segmen ini terjadi di 7.02 Lintang Selatan, 106.62 Barat Timur pada kedalaman 10 kilometer. Segmen ini memiliki panjang hingga 23 kilometer dari Kecamatan Simpenan dan Warungkiara.
"Di Kabupaten Sukabumi mengalami skala MMI VI-VII dengan dampak kerusakan sedang. Banyak retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang dan berpotensi mengalami kerusakan berat pada struktur bangunan yang sederhana," kata Ayu sapaan akrabnya, Minggu (5/3/2023).
Selain di Kabupaten Sukabumi, skenario pada Segmen Cimandiri ini juga menyebut daerah lain yang terdampak yaitu Kota Sukabumi, Cianjur, Bogor dengan skala kekuatan gempa (MMI) V-VI. Berpotensi rusak ringan, atap bergeser dan berjatuhan serta jendela kaca bergetar.
Kemudian gempa juga bisa saja dirasakan di daerah Kota Bogor,Depok, Kota Bandung, Bandung Barat dengan kekuatan gempa IV-V yang berpotensi kerusakan ringan. Sedangkan di KotaCimahi,Purwakarta,Karawang, Subang dan Garut bisa dirasakan kuat dengan skala III-IV yaitu benda ringan jatuh dan getaran di jendela.
Skenario Gempa Sesar Cimandiri Segmen Nyalindung-Cibeber
Pada skenario kedua, BMKG menggunakan magnitude maksimum M6.5 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Sesar dengan panjang 30 kilometer ini memanjang dari barat ke timur melalui Kabupaten Sukabumi (Kecamatan Jampang Tengah, Purabaya, Nyalindung dan Geger Bitung).
BMKG juga membuat skenario parameter gempa M6.5, terjadi di 7.20 Lintang Selatan, 106.89 Barat Timur pada kedalaman 10 kilometer. Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan Cianjur menjadi wilayah yang paling terdampak dalam gempa M6.5 dengan skala MMI VI-VII.
Dampak kerusakan yang terjadi disebut atap berjatuhan, struktur bangunan berpotensi mengalami kerusakan ringan dan sedang hingga berat pada bangunan sederhana.
Wilayah yang diperkirakan ikut terdampak pada segmen ini di antaranya Bogor, Bekasi, Depok, Karawang, Purwakarta, Bandung Barat, Kota Bandung, Cimahi, Sumedang, Garut dan Subang dengan skala MMI yang lebih rendah dari III sampai VI.
Skenario Gempa Sesar Cimandiri Segmen Rajamandala
BMKG juga membuat skenario gempa bumi di Sesar Cimandiri Segmen Rajamandala. Pihaknya mencatat, kekuatan gempa maksimal di wilayah ini mencapai 6.6 magnitudo.
Segmen Rajamandala memiliki panjang 45 kilometer memanjang dari barat ke timur melalui Kabupaten Cianjur (Kecamatan Campaka, Cibeber, Bojongpicung dan Haurwangi) dan Kabupaten Bandung Barat (Kecamatan Cipatat dan Padalarang). Skenario parameter gempa M6.6 ini terjadi di 6.86 Lintang Selatan, 107.38 Bujur Timur pada kedalaman 10 km
"Skenario Peta Guncangan yang dijalankan dengan sumber gempabumi di Sesar Cimandiri (Segmen Rajamandala) dengan maksimum M6.6 (skala) MMI VI-VII di wilayah Kabupaten Bandung Barat," lanjutnya.
Sama seperti sebelumnya, Bandung Barat berpotensi mengalami kerusakan seperti banyak retakan pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah, atap bergeser dan jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang dan berpotensi mengalami kerusakan berat pada struktur bangunan yang sederhana.
Wilayah lain yang terdampak dengan kekuatan getaran V-VI dari Segmen Rajamandala ini di antaranya Kota Cimahi, Kota Bandung, Subang, Karawang, Kota Sukabumi dan Cianjur. Dengan kekuatan tersebut, sebagian dinding bangunan akan retak, atap berjatuhan hingga rumah berpotensi mengalami kerusakan sedang.
Baca juga: Bahasa Sunda yang Memudar di Jabar |
Bekasi, Bogor, Sukabumi, Garut, Sumedang, Indramayu dan Majalengka juga berpotensi merasakan getaran akibat gempa Segmen Rajamandala. Dampaknya bisa merusak bangunan dengan skala ringan.
Terakhir, gempa Segmen Rajamandala juga dapat dirasakan di Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Pangandaran dan Ciamis. BMKG menyebut, gempa dirasakan kuat dengan skala lebih rendah di angka III-IV yaitu benda yang digantung bergoyang dan jendela bergetar.