Gerimis yang mengguyur Kota Bandung di pagi hari itu tidak membuat Dana (43) menghentikan kegiatanya sebagai juru parkir di Pasar Ikan Muara, Kota Bandung. Sudah sejak pagi Dana datang ke Pasar Ikan Muara.
Ia datang dari pukul 07.00 WIB. Kedatangannya ke sana tak lain untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Saat beraksi, Dana melambaikan tangan kepada pengendara roda dua yang ingin memarkirkan motornya di bahu jalan Pasar Muara yang terletak di Jalan Peta, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana mengaku sebelum menjadi juru parkir berprofesi penjual ikan hias di pasar itu. Namun karena kerap merugi, akhirnya usaha Dana gulung tikar.
Demi menyambung hidup, Dana memutuskan menjadi juru parkir. Meskipun penghasilannya tidak besar, tapi ia tidak perlu mengeluarkan modal besar seperti berjualan ikan yang risikonya tinggi.
"Jualan ikan modalnya sampe Rp 10 juta, tapi untuk modal balik itu butuh waktu setahunan lebih. Itu juga kalau untung, kadang ikanya pada mati, harus nyari modal lagi," tuturnya.
Selain berangkat pagi, Dana juga sudah terbiasa pulang menjelang petang atau sekitar pukul 18.00 WIB. Waktu 11 jam dihabiskan Dana hanya untuk mencari nafkah di jalanan.
Dana sendiri hidup jauh dengan keluarga. Sehingga penghasilannya itu ia kumpulkan untuk dibawa ke kampung halamanya istrinya di Sukabumi.
"Saya ngumpul-ngumpul uang, kalau udah kekumpul, berangkat buat nemuin anak saya," pungkasnya.
(orb/orb)