Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) membawa sampel makanan yang diduga menyebabkan ratusan warga Kampung Cijengkol Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, KBB, keracunan.
Sebelumnya ratusan warga itu menghadiri dan mengonsumsi makanan yang dihidangkan di hajatan yang digelar salah seorang warga pada Minggu (26/2). Lalu pada Senin (27/2) mereka mengeluh gejala keracunan.
Sejak kasus awal dilaporkan pada Senin subuh, tercatat ada 178 orang yang mengalami keracunan. Namun hingga Selasa (28/2/2023), jumlahnya bertambah menjadi 205 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjayanto mengatakan sampel makanan yang dikonsumsi warga hingga diduga menyebabkan keracunan itu dibawa ke Labkesda Jawa Barat untuk diuji laboratorium.
"Untuk sampel makanan dari acara itu sudah dibawa ke Labkesda Jabar. Kalau nggak salah itu ada rolade, beef steak, sop, mustopa, capcay, rujak. Air dari keran atau yang digunakan warga untuk memasak makanan juga dibawa," kata Hernawan saat dihubungi.
Pihaknya baru bisa memastikan penyebab keracunan yang menyerang warga Lembang itu usai hasil laboratorium keluar. Saat ini pihaknya fokus pada penanganan warga.
"Sekarang kan masih uji sampel, hasilnya seminggu lah ya. Baru setelah itu bisa diketahui penyebab keracunannya dari makanan atau air," tutur Hernawan.
Kepala Puskesmas Lembang Yana Mulyana mengatakan warga yang keracunan mengalami gejala mual, muntah, serta diare dengan frekuensi sering. Pihaknya mewaspadai frekuensi diare tersebut agar tidak berdampak buruk.
"Sebetulnya yang ditakutkan dari diare dan muntaber ini dehidrasinya, apalagi kalau dehidrasi berat risikonya bisa fatal sampai gagal ginjal atau menimbulkan kematian. Itu yang diwaspadai," tutur Yana.
Menurut Yana diare yang dialami warga sebetulnya merupakan mekanisme alami dari tubuh atas paparan racun dan kuman pada tubuh sehingga langsung dikeluarkan.
"Jadi nggak usah dihambat diarenya, cuma penanganannya kan cairan yang keluar itu harus diganti supaya terhidrasi lagi. Nah yang ke rumah sakit itu banyak yang suspek dehidrasi berat sehingga harus dihidrasi," kata Yana.
(dir/dir)