Kodok Merah yang Langka Ditemukan Hidup di Gunung Putri TNGGP

Kodok Merah yang Langka Ditemukan Hidup di Gunung Putri TNGGP

Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 25 Feb 2023 15:30 WIB
Penampakan katak merah atau kodok darah di kawasan Gunung Putri Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Penampakan katak merah atau kodok darah di kawasan Gunung Putri Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Foto: Istimewa).
Cianjur -

Kodok darah atau katak merah berhasil kembali ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bahkan temuan ini menjadi kabar baik para peneliti, sebab lokasi ditemukannya berada di habitat baru atau di luar lokasi yang kerap ditemukannya hewan langka serta dilindungi itu.

Satwa langka dan dilindungi dengan nama latin leptophryne cruentata itu ditemukan Petugas resort Gunung Putri bersama Volunteer Gede Pangrango Operation (GPO) melakukan Patroli Satwa beberapa waktu lalu.

"Iya saat kami melakukan penyusuran sekaligus patroli satwa, berhasil ditemukan katak merah atau kodok darah di kawasan Gunung Putri," ujar Dudan, salah seorang volunteer Gunung Gede Pangrango, Sabtu (24/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, katak merah tersebut langka dan jarang dijumpai, bahkan di habitatnya, yakni di Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Bahkan terakhir kali Dudan menemukan katak tersebut pada tahun lalu di habitatnya di jalur pendakian Cibodas.

"Ini momen langka, apalagi ditemukannya di lokasi yang tidak biasa. Meksipun Gunung Gede Pangrango ini merupakan habitatnya, tetapi biasanya ditemukan di Cibodas, baru pertamakali ditemukan di Gunung Putri," ucap dia.

ADVERTISEMENT

Nama Katak merah atau kodok darah diambil dari warna kulit yang berwarna merah darah. Namun warna merah tersebut tidak merata pada seluruh tubuh melainkan berupa bercak-bercak.

Secara keseluruhan, warna kulit kodok darah adalah berwarna coklat tua dengan kombinasi bercak merah darah dan warna kuning terang. Seluruh permukaan hewan ini, dipenuhi oleh bintik-bintik.

Selain karena habitatnya yang berada di ketinggian dan hanya ada di Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, kodok darah ini juga sulit ditemukan karena ukurannya yang kecil sekitar 7 centimeter.

"Ukurannya kecil, habitatnya di pedalaman hutan yang jauh dari jalur pendakian atau kawasan yang biasa dilalui masyarakat. Ditambah hewan ini memang langka dan hampir punah. Makanya momen penemuan kodok darah ini jadi hal yang luar biasa," ucap dia.

Jabatan Fungsional PEH Balai Besar TNGGP Boby Darmawan mengatakan, katak merah ataupun kodok darah merupakan satu-satunya amphibi yang masuk kategori hewan langka dan dilindungi.

"Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor 106 tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi, kodok merah ini merupakan hewan dilindungi, dan menjadi satu-satunya amphibi yang masuk ketegori dilidungi," kata dia.

Menurut dia, kodok darah tersebut hidup di ketinggian 1.600-2.000 meter di atas permukaan laut.

Boby menyebut temuan adanya kodok darah di Gunung Putri merupakan informasi baru dan menjadi kabar baik bagi peneliti. Sebab selama ini, kodok tersebut biasanya ditemukan di Gunung Salak atau di kawasan Cibodas Gunung Gede Pangrango.

"Ini jadi kabar baik untuk peneliti. Karena kami masih kekurangan data penelitian tersebut penyebaran habitat kodok yang merupakan endemik Jawa Barat ini. Ini menjadi data tambahan baru untuk menyusun sebaran habitat kodok meraha tau kodok darah ini. Karena informasi ekologinya juga terbatas. Jdai informasi ini menjadi sangat penting," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads