Sosok Raden Ikik Wiradikarta yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di pusat Kota Tasikmalaya, ternyata tak hanya berkiprah di dunia pers lokal Tasikmalaya. Lebih dari itu, Ikik juga diketahui sebagai aktivis yang mendorong berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Tasikmalaya.
Sejarawan Tasikmalaya, Muhadjir Salam, mengatakan selain menerbitkan koran Balaka, Ikik Wiradikarta juga berperan aktif dalam perkembangan organisasi Muhammadiyah di Tasikmalaya melalui keahliannya di bidang pers dan penerbitan.
"Selain salah seorang tokoh pers lokal Tasikmalaya, Ikik juga adalah seorang aktivis Muhammadiyah. Beliau orang hebat, layak jika sekarang namanya dijadikan nama jalan," kata Muhadjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memaparkan sejak didirikan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 1912, secara bertahap cabang atau perwakilan gerakan organisasi ini mulai bermunculan di sejumlah daerah di Tanah Air. "Muhammadiyah Tasik sebenarnya terlambat, lebih dulu berdiri di Garut pada 1922. Di Tasik baru berdiri pada tahun 1936," kata Muhadjir, belum lama ini.
Kehadiran Muhammadiyah di Tasikmalaya ini kemudian disokong oleh Ikik Wiradikarta yang saat itu sudah memiliki koran berbahasa Sunda Balaka.
"Pada 1937, Ikik Wiradikarta melalui korannya memaparkan tujuan organ Muhammadiyah sebagai organ Islam terbesar di Indonesia. Dijelaskan Muhammadiyah bertujuan untuk memajukan rakyat dengan jalan mendirikan dan memelihara atau membantu sekolah-sekolah yang mengajarkan agama Islam, mengadakan perkumpulan untuk anggotanya atau siapapun yang mempunyai kemauan, yang di dalamnya membahas berbagai perkara agama Islam, serta mendirikan dan melestarikan tempat salat yang dipakai untuk menjalankan perintah agama untuk khalayak," tutur Muhadjir.
Tak hanya melalui tulisan, Ikik juga membantu Muhammadiyah menerbitkan kitab dan buletin dakwah dari Muhammadiyah. Menurut Muhadjir, Ikik juga berperan aktif di badan otonom Muhammadiyah bernama Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem (PKO).
"Di PKO Muhammadiyah Ikik juga aktif berperan. PKO itu bergerak di bidang sosial, membantu anak yatim dan orang miskin," ucap Muhadjir mengungkapkan.
Selain itu, kiprah lain yang dilakoni Ikik menurut Muhadjir adalah aktif di Paguyuban Pasundan serta merupakan seorang seniman teater.
"Kiprah Ikik Wiradikarta itu banyak, dia kan aktivis. Di Paguyuban Pasundan pun dia aktif. Kemudian punya grup tunil atau grup sandiwara, teater. Dapat dikatakan seorang tokoh pergerakan atau aktivis berpengaruh di Tasikmalaya. Beliau juga sempat mencalonkan diri sebagai anggota dewan," ujar Muhadjir.
Menurut Muhadjir, Ikik Wiradikarta tinggal di daerah Citapen, Kota Tasikmalaya. Kampung halamannya berada di daerah Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.
(iqk/orb)