Ssttt... Ini Rahasia di Balik Mengigau Saat Tidur

Kabar Internasional

Ssttt... Ini Rahasia di Balik Mengigau Saat Tidur

Istawa Faqih At-Thoriq - Tim detikEdu - detikJabar
Minggu, 26 Feb 2023 20:08 WIB
Ilustrasi Tidur
Ilustrasi tidur. (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Bandung -

Mengigau bisa dialami ketika seseorang sedang tidur. Apa rahasia di baliknya ya? Simak ulasannya di sini!

Menurut jurnal Classification of Sleep Disorders, mengigau bukanlah gangguan tidur. Mengigau adalah kejadian yang normal. Sama halnya dengan mendengkur, mengigau ialah gerakan menyentak yang terjadi secara tiba-tiba.

Hal itu biasanya terjadi pada anak-anak. Namun menurut jurnal yang diterbitkan pada tahun 2010 berjudul Sleep Medicene sekitar dua per tiga orang dewasa mengalami mengigau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun bukan gangguan, lalu apa sih mengigau itu? Dikutip detikJabar dari detikEdu yang melansir Live Science belum lama ini, berikut penjelasannya.

Mengigau atau lebih dikenal dengan bicara sambil tidur atau juga somniloquy merupakan kejadian saat seseorang membuat vokalisasi ketika tidur. Vokalisasi tersebut bisa berupa kata dan frasa lengkap, teriakan, gumaman, atau bahkan tertawa. Dalam jurnal Brain & Development pada tahun 1980 dijelaskan mengigau sering terjadi pada anak-anak.

ADVERTISEMENT

Bahkan separuhnya ada yang mengigau setahun sekali atau lebih. Namun, seperempatnya mengigau sekali dalam seminggu. Dr. Jeniffer Martin profesor kedokteran di Fakultas Kedokteraan David Geffen di UCLA dan dewan direksi American Academy of Sleep Medicine (AASM) menjelaskan penyebab anak mengigau. Sebagian besar ditimbulkan dari topik 'bincang malam' yang terbawa ke alam mimpi. Namun sebagian besarnya lagi disebabkan oleh stres atau kurang tidur.

Biasanya ucapan orang yang mengigau tidak terlalu jelas hingga sulit dipahami. Seperti yang direkam pada studi jurnal Sleep tahun 2017. Studi tersebut menyimpulkan, bahwa kata 'tidak' adalah kata yang sering diucapkan orang ketika mengigau.

Namun, penjelasan dari Dr Jennifer Martin menyimpulkan mengigau bukan berarti seseorang itu mengucapkan hal yang sebenarnya. Melainkan kemungkinan mereka mengungkapkan rahasia batin mereka yang gelap.

Orang yang mengigau biasanya mengucapkan frasa yang selaras dengan apa yang mereka ingat dalam mimpi. Tetapi, kebanyakan orang mengigau tidak berhubungan dengan mimpi.

"Mengigau biasanya terjadi sebelum seseorang berada dalam tahap tidur dengan mimpi yang sedikit, jadi tidak berhubungan dengan mimpi," ucapnya.

Kejadian mengigau ketika tidur disebut non-rapid eye movement atau tidur non-rem. Pada tahap ini otak manusia relatif lebih tenang, dibandingkan ketika tidur.

Menurut fakta, meskipun tertidur, manusia tetap mengedip bahkan lebih cepat ketika bermimpi. Selama proses non-rem tersebut, tubuh secara efektif dilumpuhkan untuk mencegah terjadinya mimpi. Kelumpuhan ini seharusnya membuat orang berhenti bicara. Jika tidak, hal ini bisa menjadi pertanda serius.

Menurut Dr. Jennifer Martin, ada kondisi tidur disebut dengan gangguan perilaku REM di mana sistem yang melumpuhkan otot manusia tak berfungsi sehingga tidak dapat melukai diri sendiri saat tidur. Jika gangguan perilaku REM tidak diperhatikan secara dini, kemungkinan tubuh melukai diri sendiri ketika tidur seperti berteriak, meninju, hingga mengayunkan lengan.

Menurut Dr. Erik K. St. Louis, kepala Divisi Neurologi Tidur di Mayo Clinic di Minnesota, Amerika Serikat menyebutkan bahwa hal ini bisa jadi gejala awal penyakit pada orang dewasa yang lebih tua seperti Parkinson atau juga demensia.

Penyebab Mengigau

Hingga kini, para peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengigau. Tetapi, beberapa telah mengukur aktivitas otak dapat memberikan beberapa informasi.

Seperti analisis melalui studi di jurnal Sleep tahun 2017. Mengigau pada dasarnya menunjukkan sifat-sifat pembicaraan saat tidur. Bahasa, pola, sintaksis, dan semantik yang diucapkan juga mengikuti aturan percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, mengigau terkadang dapat dipahami. Selain itu, mengigau dapat dikaitkan dengan konsolidasi memori.

Konsolidasi memori ialah proses ketika otak yang sedang tidur meninjau kembali pengalaman dan memasukkannya ke dalam memori jangka panjang. Dr. Jennifer juga menyebutkan penyebab mengigau pada anak-anak dan dewasa terkadang berbeda. Ketika terjadi pada anak-anak, otak anak sedang dalam fase belajar dan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa, biasanya berkaitan dengan keadaan tertentu seperti keturunan genetik dan keadaan tubuh yang stres serta sulit tidur.

Cara Berhenti Mengigau

Mengigau bukanlah keadaan yang berbahaya. Tapi, hal ini terkadang tidak menyenangkan bagi orang yang mendengarnya. Yang bisa detikers lakukan ketika mengigau adalah meningkatkan kualitas tidur. Untuk itu, begadang semalaman akan meningkatkan resiko mengigau lebih tinggi.

"Jadi memastikan bahwa seseorang mendapatkan tidur yang baik dan sehat akan cenderung mengurangi proses mengigau," ujar Dr. Jennifer Martin.

Artikel ini sudah tayang di detikEdu dengan judul Studi Ungkap Penyebab Manusia Mengigau saat Tidur

(mso/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads