Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut 2,5 persen atau sekitar 60 ribu penduduk Cianjur berpotensi mengisap kanker. Pemeriksaan kesehatan secara rutin pun perlu dilakukan untuk mencegah kanker sejak awal.
Herman mengatakan data tersebut berdasarkan kajian ilmiah gaya hidup masyarakat dan hal-hal lainnya.
"Itu berdasarkan kajian, tapi bukan berarti yang 60 ribu orang itu sudah terserang kanker, tapi berpotensi mengindap kanker," ucap Herman, Kamis (23/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman mengatakan kanker tersebut dapat dicegah dan diobati jika masih dalam stadium awal. "Kalau stadiumnya masih awal itu akan lebih berkemungkinan sembuh. Kalau dibiarkan dan sudah masuk stadium akhir, ini sangat kecil kemungkinan bisa sembuh," kata dia.
Oleh karena itu, Herman meminta warga Cianjur agar memeriksakan diri kesehatan ke layanan kesehatan untuk memastikan tidak ada gejala kanker.
"Pemkab Cianjur ada program cek kesehatan (Cekas) gratis. Itu bisa dimanfaatkan oleh warga untuk mendeteksi kanker sejak awal. Kalau memang ada gejalanya bisa segera diobati, tapi lebih penting ini bisa jadi upaya antisipasi agar tidak terkena kanker," ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida, mengatakan untuk penderita kanker di Cianjur saat ini tercatat berjumlah 171 orang.
"Data tahun 2022, ada 171 orang yang menjalani perawatan kanker di rumah sakit Cianjur. Paling banyak Kanker Payudara dan Leukemia Mielosistik Kanker," ucap dia.
Senada dengan Herman, Frida menyebut kanker tersebut akan lebih bisa diobati jika terdeteksi sejak stadium awal. "Makanya memang cek kesehatan itu penting. Daripada sudah stadium akhir dan sulit diobati, lebih baik mengetahui sejak awal sehingga berpotensi besar untuk sembuh dan sehat kembali," pungkasnya.
(dir/dir)