Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat memastikan satu pasien yang mengalami kasus gagal ginjal akut asal Cirebon kondisinya kini mulai membaik. Pasien yang merupakan balita berusia 3 tahun itu sekarang masih menjalani perawatan di ruang inap RSCM, Jakarta.
"Kondisi hari ini pasiennya sudah membaik. Anaknya sudah dipindah ke ruang rawat inap hari Minggu malam. Kesadarannya sudah normal dan makannya juga sudah stabil," kata Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jabar Dewi Ambarwati, Rabu (22/2/2023).
Meski dinyatakan sebagai kasus gagal ginjal, namun Dewi belum bisa mengungkap secara detail penyebab kasus ini terjadi. Termasuk tentang dugaan balita ini harus dirawat akibat efek dari obat sirop. Sebab menurutnya, sirop yang sempat diminum anak tersebut kini masih diselidiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu masih dalam proses penyelidikan penyebabnya. Tapi kan obat-obat terduganya sudah diambil oleh kementerian dan sudah diperiksa ke pusat. Kita belum tahu hasilnya seperti apa," ungkapnya.
Namun demikian, Dewi memastikan kondisi balita tersebut kita sudah membaik. Balita tersebut juga sudah mulai bisa buang air kecil (BAK) secara normal saat pertama kali kasus ini terjadi. "BAK-nya sudah normal," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus gagal ginjal akut terjadi di Jawa Barat. Kasus ini dialami balita berusia 3 tahun yang mengeluhkan gejala demam dan muntah pada 6 Februari 2022. Karena demam itu, orang tuanya kemudian berinisiatif membeli obat penurun demam ke apotek.
Lantaran tak kunjung membaik, anak tersebut dibawa ke klinik dengan kondisi demam tak juga mereda dan mulai muncul bintik-bintik di seluruh tubuh serta kehilangan nafsu makan. Dokter saat itu memberikan sejumlah resep obat.
Namun sayangnya, dua hari setelahnya, si anak tidak bisa buang air kecil dan terus mengalami gejala muntah hingga tiga kali sehari. Ia kemudian dibawa ke IGD RS Ciremai di Cirebon, hingga harus dilarikan ke ICU sebelum akhirnya dirujuk ke RSCM Jakarta.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Ryan Bayusantika menerangkan, di RSCM, balita itu kemudian diobservasi dan diambil sampel darahnya untuk menentukan penyebab gejalanya tersebut.
Ia menyebut yang bersangkutan langsung diobservasi di RSCM dan diambil sampel darah untuk menentukan penyebabnya. Hingga saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut terkait hasil uji laboratorium. "Sementara kondisi masih dalam pemantauan," katanya.
(ral/mso)