Mengenal Pencipta Lagu Manuk Dadali Lengkap dengan Lirik Lagunya

Mengenal Pencipta Lagu Manuk Dadali Lengkap dengan Lirik Lagunya

Shafa Aulia Nursani - detikJabar
Kamis, 23 Feb 2023 06:30 WIB
Reproduksi foto Sambas Mangundikarta dari Dinas Kebudayaan Jakarta.
Reproduksi foto Sambas Mangundikarta dari Dinas Kebudayaan Jakarta. (Foto: Istimewa/Dinas Kebudayaan Jakarta)
Bandung -

Lagu Manuk Dadali menjadi salah satu lagu daerah asal Jawa Barat yang terpopuler. Lagu Manuk Dadali diciptakan oleh seorang penyiar terkenal, Sambas Mangundikarta.

Mengudara pertama kali pada 1962, lagu Manuk Dadali langsung mencapai puncak popularitas dengan berada di jajaran atas tangga musik di Radio Republik Indonesia (RRI) yang kala itu menjadi stasiun radio utama di tatar Pasundan.

Popularitas lagu Manuk Dadali tidak lepas dari hebatnya sosok pencipta lagu tersebut. Sambas Mangundikarta dikenal sebagai seorang yang berdedikasi dalam dunia penyiaran Tanah Air. Beliau juga mendapatkan penghargaan lifetime dari KPI atas dedikasinya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Sambas Mangundikarta

Dilansir dari situs KPI, Sambas Mangundikarta lahir di Bandung, 21 September 1926. Sambas Mangundikarta memulai karier sebagai penyiar radio RRI sejak 1952. Bahkan sebelumnya, Sambas juga sudah bertugas di Radio Perjuangan Jawa Barat pada 1946 hingga 1469 saat masih menjadi anak buah Jendral Dr. Moestopo.

Sambas Mangundikarta juga merupakan salah satu pejuang kemerdekaan. Saat itu dia terpaksa pindah dari Bandung ke Madiun, Blitar, Jawa Timur, karena kondisi perang pascakemerdekaan. Setelah kondisi perang mereda, ia pergi ke Jakarta dan membantu rekannya di RRI Studio.

ADVERTISEMENT

Suaranya yang berat dan khas mampu menghipnotis para pendengar dari seluruh penjuru Indonesia. Meskipun memulai karier di bidang musik, Sambas Mangundikarta menaruh ketertarikan khusus pada bidang olahraga. Tidak hanya menjadi penyiar radio, Sambas juga merambah menjadi pewarta sepak bola hingga bulu tangkis. Pembawaannya yang santai dan detail menjadi ciri khas tersendiri.

Sambas Mangundikarta sering diterjunkan untuk meliput berbagai acara olahraga di Lapangan Ikada, hingga yang paling berkesan adalah saat liputan Thomas Cup pertama kali di Indonesia pada tahun 1961.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 1962 Sambas ditarik ke TVRI. Saat itu, TVRI sebagai televisi pertama di Indonesia menayangkan penyelenggaraan ASIAN Games keempat di Jakarta. Beberapa perhelatan internasional juga ia liput, seperti All England (1976, 1977, dan 1981), Thomas Cup Kuala Lumpur (1970), Pre World Cup Singapura (1977), dan Uber Cup Tokyo (1981).

Akhir Karier Sambas Mangundikarta

Sejak 1970-an, Sambas mulai aktif di belakang layar hingga pada 1983 dia kembali ditarik menjadi wartawan lapangan dan membawakan acara "Dari Desa ke Desa". Saat itu Sambas masih sangat menjiwai sebagai pewarta.

Sambas terlihat begitu komunikatif dengan informatif saat melakukan liputan soal peternak di Brebes, Jawa Tengah. Ia mengabarkan tentang keberhasilan program Kawin Suntik dan Kawin Alam oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah.

Sebelum mengakhiri kariernya, Sambas sempat membawakan program Piala Eropa pada 1996. Suaranya yang khas selalu ditunggu-tunggu oleh para pemirsa di Indonesia. Hingga akhirnya beliau dikabarkan menutup usia pada 30 Maret 1999 karena sakit pernafasan.

Penghargaan Lifetime dari KPI

Berkat dedikasi yang telah diberikan, Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI memberikan lifetime award kepada mendiang Sambas Mangundikarta atas jasanya di dunia penyiaran radio Indonesia.

Penghargaan diserahkan Ketua KPI Pusat Agung Suprio kepada wakil keluarga Inge Sambas dalam acara puncak Anugerah KPI 2022, Sabtu (15/10/2022). Setelah itu Inge Sambas menyampaikan rasa terima kasihnya.

"23 tahun ayah sudah meninggal dan 23 tahun belum pernah ada yang memberikan lifetime achievement. Terimakasih dan saya berikan apresiasi tertinggi untuk KPI. Izinkan juga saya memberikan apresiasi kepada teman-teman almarhum ayah saya," kata Inge seperti dikutip dari situs KPI.

Ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas semua upaya yang telah dilakukan pemerintah. Berkat itu, lagu ciptaan ayahnya dapat menjadi lagu yang dikenal hingga ke luar negeri.

"Negeri ini mengapresiasi lagu ayah saya. Mudah-mudahan kita di tahun mendatang, menjadi orang-orang hebat. Indonesia hebat, Indonesia dahsyat," kata Inge.

Lirik Lagu Manuk Dadali dan Artinya

Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
Mébérkeun jangjangna bangun taya karingrang
Sukuna ranggoas reujeung pamatukna ngeluk
Ngepak mega bari hiberna tarik nyuruwuk

Saha anu bisa nyusul kana tandangna
Gandang jeung perténtang taya bandingannana
Dipikagimir dipikasérab ku sasama
Taya karempan kasieun lébér wawanénna

Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk dadali pangkakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabéhna

Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
Silih pikanyaah teu inggis béla pati
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia

Artinya:

Terbang melesat tinggi, jauh di awang-awang
Merentangkan sayapnya, tampil tanpa keraguan
Kakinya panjang dan paruhnya melengkung
Menyongsong awan sambil terbang dengan cepat

Siapa yang bisa menyaingi keberaniannya
Gagah perkasa tanpa tandingan
Disegani dan disayangi oleh sesama
Tanpa ragu tanpa takut, besar nyalinya

Burung garuda, burung paling gagah
Lambang sakti Indonesia jaya
Burung garuda, yang paling tersohor
Senang bersatu, rukun semuanya

Hidup berhimpun tanpa saling iri
Saling menyayangi, tak sungkan mengorbankan nyawa
Burung garuda adalah lambang kesatriaan
Untuk seluruh bangsa di negara Indonesia

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads