Romantisme Abar dan Mahasiswa ISBI yang Terhenti

Serba-serbi Warga

Romantisme Abar dan Mahasiswa ISBI yang Terhenti

Istawa Faqih At-Thoriq - detikJabar
Rabu, 22 Feb 2023 19:30 WIB
Abar tengah membereskan tempat berjualannya.
Abar tengah membereskan tempat berjualannya (Foto: Istawa Faqih At-Thoriq/detikJabar).
Bandung -

Pagi hari di depan kampus biru ISBI Bandung para pedagang sibuk merapikan dagangan mereka. Bukan karena ingin pulang lalu kembali untuk dagang keesokan harinya tapi mereka tidak boleh berdagang di lokasi tersebut.

Terlihat di atas spanduk dagang mereka terdapat tulisan 'tolak penggusuran' berwarna merah hitam. Tulisan tersebut menutupi sebagian besar spanduk.

Abar (41), salah seorang pedagang dengan memakai baju hitam beserta peci ciri khasnya, merapihkan gerobak yang sebelumnya terpasang permanen.

"Hari ini Mang Abar niatnya mau bawa barang yang masih bisa diambil, kaya gerobak, meja. Yah daripada nanti digusur mending dibawa sendiri ajah," kata Abar kepada detikJabar, Rabu (22/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abar mengaku sudah berjualan ayam goreng selama 19 tahun di bahu Jalan Cijagra, Kecamatan Lengkong. Namun semua kenangan hangat bersama para mahasiswa yang ia kenal selama di sana hilang seketika dengan surat peringatan penggusuran. Abar mengatakan, tempatnya jualan kini hendak di jadikan taman.

"Tiba-tiba kita dipanggil ke kecamatan untuk ikut rapat, katanya tempat kita harus diberesin, kalau nggak nanti diberesinnya sama Satpol PP, itu baru SP 1 tuh. Nah kemudian beberapa pertemuan lagi, PKL nggak dilibatin. Kita nggak tau gimana, tiba-tiba muncul SP dua sampai akhirnya tempat kita ini bakal digusur besok," ungkap Abar.

ADVERTISEMENT

Abar mengaku sudah sangat dekat dengan para mahasiswa, bahkan beberapa dari mereka sudah lulus dan tetap suka makan di warungnya. Selain itu, para PKL sempat meminta penundaan penggusuran hingga Lebaran, namun penggusuran tetap akan berlangsung pada Kamis 23 Februari 2023.

Abar sebenarnya tidak terlalu masalah dengan penggusuran. Hanya saja ia sayangkan adalah terlalu cepatnya proses penggusuran ini. Para pedagang mengeluh karena mahalnya tempat sewa di sekitaran Jalan Cijagra.

"Selama 19 tahun Mang Abar di sini, ngasilin uang dari jualan ayam goreng, nanjak turun penghasilan lah apalagi waktu COVID, kampus libur tuh kita pedagang di sini nggak ada pemasukan sama sekali karena engga bisa jualan, kalaupun maksain yah, yang belinya siapa da pada libur. Akhirnya Covidnya berhenti beberapa tahun, kita bisa jualan normal lagi, eh sekarang taunya mau di gusur," ungkap ayah tiga anak ini.

Abar mengaku kebingungan sekarang harus bagaimana, terlebih ia memiliki anak bungsu yang akan menempuh pendidikan di SMP. Belum lagi mendekati bulan Ramadan. Harapan Abar ke depannya pemerintah lebih memikirkan kesulitan para pedagang karena mereka juga mencari uang untuk keluarga.

Selain itu, keluhan yang sama disampaikan oleh beberapa pedagang lainnya salah satunya Jajang (40). Mereka berharap hasil konsolidasi para pedagang dan mahasiswa kepada pemerintah dapat menjadi titik terang untuk para pedagang kaki lima di sekitaran Jalan Cijagra.

"Kami berharap dengan adanya konsolidasi para mahasiswa dapat membuat pemerintah lebih mendengar keluhan kami," ujar Jajang.

(mso/mso)


Hide Ads