Kesetiaan Tedi Tekuni Profesi Juru Parkir di Bandung

Serba-serbi Warga

Kesetiaan Tedi Tekuni Profesi Juru Parkir di Bandung

Rifat Alhamidi, Naja Sarjana - detikJabar
Rabu, 22 Feb 2023 05:45 WIB
Tedi tukang parkir di Taman Maluku, Kota Bandung.
Tedi tukang parkir di Taman Maluku, Kota Bandung. (Foto: Naja Sarjana/detikJabar)
Bandung -

Siang itu, lamunan Tedi (55) langsung buyar kala seorang pengendara motor memanggilnya dari arah kejauhan. Dengan sigap, ia langsung menghampiri pengendara tersebut untuk membantunya keluar dari lokasi parkiran yang dijaganya.

Selepas membantu pengendara motor yang parkir itu, uang pecahan Rp 2 ribu langsung mendarat ke saku celananya. Meski terbilang kecil, bagi Tedi, uang tersebut begitu bernilai karena sehari-sehari ia mengandalkan pekerjaan itu untuk kebutuhan hidupnya di rumah.

Tedi merupakan seorang juru parkir yang biasa bertugas di Taman Maluku, Kota Bandung. Meski bagi sebagian orang profesi itu dianggap sepele dan hanya dipandang sebelah mata. Tapi bagi Tedi, menjadi juru parkir seolah menjadi pengabdian untuknya selama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana tidak, Tedi sudah menjadi seorang juru parkir semenjak usianya masih duduk di kelas 6 SD. Tedi kecil, memang sudah merantau dari kampung halamannya di Garut ke Bandung karena orang tuanya yang memilih mengadu nasib di ibu kota.

Saat bercerita kepada detikJabar, Tedi mengaku pertama kali terjun ke profesi itu karena diajak oleh sang ibu. Menariknya, ibu Tedi meski sudah berusia 83 tahun, hingga sekarang masih sering menemaninya bertugas menjadi juru parkir di Taman Maluku.

ADVERTISEMENT

"Jadi saya ke Bandung ikut sama orang tua. Dari kelas 6 SD sudah diajak sama ibu jadi tukang parkir. Alhamdulillah (ibu) masih sehat. Suka ikut saya jaga parkir juga, kadang bantu-bantuin," kata Tedi belum lama ini.

Ditemani secangkir kopi, perbincangan Tedi pun berlangsung begitu cair. Tapi, Tedi tetap tidak melupakan tugasnya sebagai juru parkir. Sesekali, matanya harus menatap tajam ke arah motor-motor yang terparkir rapi di pinggir taman untuk memastikan semuanya aman terkendali.

Di bawah pengawasannya pula, Tedi tidak pernah mengalami motor di lokasi parkirannya hilang begitu saja. Jangankan itu, helm milik orang lain pun seingatnya tidak pernah ada yang raib saat ia bekerja.

Bagi Tedi sendiri, ia mengakui begitu kesulitan jika harus menjaga satu per satu motor yang terparkir di sana. Namun, ia selalu mengingatkan para pengunjung yang datang ke Taman Maluku maupun Taman Saparua di dekat lokasi itu supaya ikut berhati-hati saat menyimpan kendaraan maupun barang berharga lainnya.

"Orang (pemotor) kan ada banyak, ya. Jadi, nggak bisa merhatiin (pemotor) satu-satu. Kalau sudah akrab, baru bisa tau motornya yang mana-mana aja," ujarnya.

Setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, Tedi berangkat dari kontrakannya menuju tempatnya bekerja. Sehari-hari, biasanya Tedi bisa membawa uang Rp 30 ribu dari hasil keringatnya menjadi juru parkir di sana.

Meskipun terbilang pas-pasan, Tedi tepat bersyukur dengan hal itu. Yang penting baginya, membawa pulang uang untuk menjaga dapur rumahnya tetap ngebul.

Bahkan dengan uang yang dianggap pas-pasan, Tedi mampu menyekolahkan ketiga anaknya. Dengan statusnya yang hanya seorang tukang parkir, Tedi pun patut diacungi jempol karena bertanggungjawab terhadap pendidikan buah hatinya tersebut.

"Anak ada 3. Yang bungsu kelas 3 SMP, dan yang paling gede itu udah umur 22 tahun. Yang gede itu saya ajak juga markir," ucapnya.

Tedi tidak jarang mengajak anak-anaknya untuk bantu memarkirkan kendaraan di beberapa daerah di Kota Bandung. Istrinya pun yang ia bawa merantau dari Garut kini menjadi seorang ibu rumah tangga. Kadang, istrinya turut menemani Tedi sambil berjualan batagor.

Cuaca daerah Bandung yang sering berubah-ubah tidak menghalangi Tedi untuk bekerja. Di bawah deras hujan pun, ia akan tetap membantu untuk memarkirkan motor-motor yang datang. "Mau hujan mau panas mah tetep markir," pungkasnya.

Bagi Tedi, hal tersebut merupakan sebuah hal yang lumrah mengingat itu merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang tukang parkir dan seorang kepala keluarga. Kerja keras dan tanggung jawab yang selalu ia tekankan membuat sulitnya pekerjaan sebagai tukang parkir menjadi jauh lebih lancar.

(ral/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads