Setianya Jajang, Puluhan Tahun Jadi Penunggu Rumah Inggit Garnasih

Setianya Jajang, Puluhan Tahun Jadi Penunggu Rumah Inggit Garnasih

Sudirman Wamad - detikJabar
Senin, 20 Feb 2023 12:00 WIB
Jajang, penjaga rumah Inggit Garnasih di Bandung
Jajang, penjaga rumah Inggit Garnasih di Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Jajang Ruhiat begitu berapi-api menceritakan perjuangan Inggit Garnasih. Suaranya tegas, ia salah seorang yang mengabdikan diri untuk menjaga situs bersejarah, rumah Inggit Garnasih.

Situs Inggit Garnasih ini berada di Jalan Ibu Inggit Garnasih Kota Bandung. Rumah tua yang menjadi saksi perjuangan bangsa. Rumahnya sederhana, memiliki empat kamar. Satu kamar difungsikan untuk ruangan membaca.

Jajang beranjak dari tempat duduknya dan langsung menyambut rombongan tamu dari kalangan pemuda. Ia langsung mengajak tamu berkeliling di rumah Inggit Garnasih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jajang mulai menjelaskan dari ruangan baca yang berada di paling depan. Kemudian, ruangan jamu, kamar, hingga menyinggung soal kemandirian hidup yang diajarkan Inggit Garnasih.

Pria yang telah aktif turut menjaga rumah Inggit Garnasih sejak 2000-an itu mengaku bangga. Sebab, beberapa hari belakangan tepatnya saat hari lahir Inggit Garnasih pada 17 Februari, sejumlah pemuda dan siswa datang berkunjung. Kemudian, beberapa kunjungan juga sudah mulai banyak.

ADVERTISEMENT

Hati Jajang berbunga-bunga. Makin Inggit dikenal dan dicintai generasi bangsa, makin bahagia pula Jajang. Jajang pun membuktikan kecintaannya dengan menjaga rumah Inggit.

"Diresmikan itu kan 2010, nah 2014 itu mulai banyak dikunjungi. Tapi, sempat sepi pas pandemi. Kegiatan juga nggak ada karena pandemi," kata Jajang saat berbincang dengan detikJabar, Senin (20/2/2023).

Sepuluh tahunan sebelum situs Inggit ini diresmikan. Jajang sudah aktif melayani tamu yang datang. Memberikan pemaparan melalui pengetahuan yang ia dapatkan dari orang-orang terdekat Inggit dan bacaan.

"Saya mulai di sini tahun 2000. Dulu dititipkan RT setempat, saya ikut bantu Pak RT. Setelah Pak RT tidak ada, saya memberanikan diri melayani tamu, walaupun itu memang terbatas ya saya," ucap Jajang.

Jajang pun mengungkapkan perasaannya menjaga rumah Inggit, perempuan yang memperjuangkan bangsa Indonesia. Istri pertama Presiden Soekarno. Perempuan yang kini diajukan sebagai pahlawan nasional.

"Saya bangga betapa bahagianya secara tidak langsung kepada beliau, para pejuang. walaupun hanya inilah yang saya bisa dan mampu. Bentuk penghargaan saya bisa merawat rumahnya saja. Tapi tidak kurang, dan tidak lebih saya menyayangi dan mencintai para pejuang kita," tutur Jajang.

Belajar Kemandirian dari Inggit

Jajang menceritakan sedikit kisah dari perjuangan Inggit Garnasih. Awalnya ia menjelaskan soal ruangan tempat jamu, ruangan yang menyimpan kisah tentang perjuangan Inggit saat berjualan untuk membantu menopang perekonomian keluarga.

Dalam catatan di ruangan itu, Inggit membuat bedak dan jamu menggunakan campuran beras, serta ramuan lainnya dengan cara digiling. Ya, digiling menggunakan batu pipisan. Replika batu pipisan itu pun terpasang di ruangan tersebut.

Inggit juga berjualan tembakau yang ia racik sendiri. Tembakau yang diberi nama 'Ratna Djuami'. Inggit saat itu menjadi tulang punggung, sebab Soekarno saat menikahi Inggit masih berstatus mahasiswa. Aktivis yang bercita-cita memerdekakan bangsa. Inggit lah yang membiayai segala pergerakan mereka.

"Jadi Ibu Inggit itu sudah mandiri. Berjuang untuk keluarga dan bangsanya," kata Jajang.

Jajang juga menceritakan Inggit sering diminta jadi pembicara di hadapan para wanita. Inggit menginspirasi mereka. Jajang menyebut para wanita itu hanya ingin mendengarkan cerita dari Inggit, cerita perjuangan dan kemandirian sebagai seorang perempuan.

"Bu Inggit selalu menekankan kemandirian. Ada ucapannya (Inggit) kira-kira begini, kalau kamu ingin cepat mapan dalam berumah tangga, kamu coba bantu suami kamu dengan berpenghasilan. Biar rumah tangga kamu itu cepat mapan dalam segi ekonomi," kata Jajang.

(sud/yum)


Hide Ads