Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengusulkan Inggit Garnasih sebagai pahlawan nasional. Inggit adalah perempuan kedua yang dinikahi Soekarno.
Inggit merupakan tokoh perempuan salah seorang pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI sendiri didirikan pada 1927. Soekarno juga merupakan salah satu pendirinya.
Momen saat Inggit hadir di hadapan ribuan kader dan simpatisan PNI pun tercatat dalam koran terbitan era Hindia Belanda. Koran Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode yang terbit pada 5 Februari 1951 memuat foto Inggit berdiri di depan ribuan dan simpatisan PNI di Kota Bandung.
Terlihat Inggit berdiri di depan bersama Sartono yang juga merupakan mantan Menteri Negara kala Indonesia baru merdeka.
"Ibu Inggit Garnasih, salah satu pendiri PNI, juga kemarin berbicara pada pertemuan departemen Bandung di Jubileum Park. Berdiri di sebelah kanan Mr Sartono, Presiden Parlemen," tulis keterangan foto yang diterbitkan koran Algemeen Indisch: de Preangerbode, seperti dikutip detikJabar, Minggu (5/2/2023).
![]() |
Koran tersebut tak menjelaskan apa yang disampaikan Inggit kepada ribuan kader dan simpatisan PNI. Di kolom lain, Algemeen Indisch: de Preangerbode menulsikan tentang jumlah kader dan simpatisan PNI yang kala itu.
"Lebih dari 3.000 anggota PNI dan keluarga mereka, dari Bandung dan daerah sekitarnya, hadir kemarin pada pertemuan pemikiran, pertemuan terbuka di Taman Sari (Jubilee Park). Dari pertemuan ini jelas terlihat unsur-unsur mana yang terdiri dari PNI: tani dari desa, pekerja dari tempat-tempat besar, tetapi juga pedagang dan intelektual, singkatnya semua kelompok dalam masyarakat," tulis Algemeen Indisch: de Preangerbode.
Sebanyak 10 tokoh lebih berbicara di depan ribuan kader itu, salah satunya Inggit, yang dinikahi Soekarno. Pertemuan itu juga dihadiri Wali Kota Bandung Raden Enoch.
Sekadar diketahui, PNI bubar pada 1973. Kemudian, PNI bergabung dengan empat partai peserta Pemilu 1971. Empat partai ini membentuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Perjuangankan Isu Perempuan
Setahun sebelum pertemuan pemikiran bersama ribuan kader dan simpatisan PNI, Inggit juga pernah menjadi pembicara di pertemuan dua partai politik (parpol) yakni PNI dan Partindo. Koran Het nieuwsblad voor Sumatra yang terbit pada 29 November 1950 memuat penggalan isi pidato Inggit dalam pertemuan tersebut.
"Masalah perempuan adalah salah satu masalah terpenting di zaman kita. Banyak perhatian perlu diberikan pada masalah ini, karena tanpa wanita yang baik dan sehat tidak mungkin untuk mendapatkan putra-putra Indonesia di masa depan yang dapat melakukan pelayanan baik untuk pembangunan negara," kata Inggit Garnasih dalam pertemuan itu, seperti dikutip dari Het nieuwsblad voor Sumatra.
Baca juga: Inggit Garnasih Calon Pahlawan Nasional |
Pertemuan tersebut dihadiri ratusan mantan anggota kedua belah pihak, dari berbagai tempat di Pulau Jawa. Het nieuwsblad voor Sumatra menuliskan pidato soal perempuan dan pembangunan bangsa itu merupakan kali pertama Inggit muncul kembali dan berperan penting dalam partai. Sebelumnya, Inggit absen bertahun-tahun berbicara di depan umum.
Inggit menyatakan sebagian besar berkat para perempuan, perjuangan kemerdekaan Indonesia telah dimahkotai dengan kesuksesan. "Setelah mendapatkan kebebasan, adalah tugas kita untuk meningkatkan posisi perempuan, sehingga di masa depan seseorang dapat memperoleh nasionalis yang baik, yang mampu bekerja untuk kepentingan negara," kata Inggit dalam koran Het nieuwsblad voor Sumatra.
(sud/orb)