Karet Tjipetir Sukabumi: Diangkut Titanic hingga Gegerkan Eropa

Jabar X-Files

Karet Tjipetir Sukabumi: Diangkut Titanic hingga Gegerkan Eropa

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 18 Feb 2023 06:35 WIB
Lempengan Tjipetir yang sempat membuat heboh dunia
Lempengan dan karet dari Tjipetir yang sempat membuat heboh dunia (Foto: Dok Tropen Museum)
Sukabumi -

Sebuah bangunan tua di areal perkebunan milik PTPN VIII Sukamaju, Kabupaten Sukabumi masih berdiri kokoh. Cat putihnya tampak kusam. Siapa sangka, di situlah karet kualitas dunia diproduksi seabad lalu.

Produknya berupa blok-blok sebesar tablet bertuliskan 'Tjipetir', sempat jadi misteri besar setelah tercecer di pantai-pantai Eropa. Salah satu penemu blok karet yang paling mencolok adalah Tracey Williams, wanita asal Inggris yang meneliti soal Tjipetir.

Hasil penelusuran detikJabar, Tracey juga adalah seorang penulis buku berjudul "Adrift: The Curious Tale Of The Lego Lost At Sea". Tracey juga melihat penyebaran temuan karet itu. Data dia dapatkan dari laporan di halaman facebook 'Tjipetir Mystery'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, karet-karet itu ditemukan di Inggris, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Di beberapa pantai, ada yang menemukan tak hanya satu karet saja, namun dua hingga tiga.

"Sebuah surat kabar Prancis meliput kisah ini dan melaporkan bahwa Titanic membawa benda ini. Saya memeriksa manifes kapal Titanic dan menemukan bahwa memang kapal itu membawa benda karet. Spekulasi pun berkembang setelah berita ini tersiar," kata Tracey Williams, seorang peneliti Inggris yang melakukan riset soal benda tersebut, seperti dikutip detikNews yang menyitat dari BBC, Rabu (3/12/2014) silam.

ADVERTISEMENT

Pada Selasa 2 Desember 2014 silam, detikJabar sempat mengunjungi pabrik asal pembuatan blok karet itu. Saat itu situasi sepi. Maklum, selain karena tidak ada operasional, bangunan yang temboknya bertuliskan 'Cipetir' itu berjarak 1,5 km dari permukiman terdekat.

Menurut Kepala Administratur PTPN VIII Sukamaju, yang saat itu dijabat Budhi Herdiana, pabrik Cipetir memiliki 30 karyawan. Mereka merupakan pekerja perkebunan dan hanya bekerja jika ada pesanan.

"Produksinya di bawah kendali PTPN," kata Budhi.

Budhi meyakini lempengan karet yang ditemukan di pantai-pantai Eropa selama beberapa tahun terakhir merupakan produk Cipetir. Sebenarnya benda itu tak terbuat dari karet, tapi getah daun Gutta Percha. Tanaman ini berkembang baik di Cipetir.

Budhi menjelaskan, kemungkinan kapal pengangkut produk Cipetir karam setelah diserang Jerman di lautan. Maka itu, lempengan karet berceceran di pantai. Sejauh yang Budhi tahu, Eropa, Jepang, dan Amerika merupakan pengguna produk Cipetir.

"Sejak dulu mereka (Eropa, Jepang, dan Amerika) sudah menggunakan produk Cipetir untuk untuk insulasi kabel dasar laut dan kebutuhan lain," kata Budhi.

Pabrik Guttepercha Tjipetir di SukabumiPabrik Guttepercha Tjipetir di Sukabumi Foto: GFJ (Georg Friedrich Johannes) Bley (Fotografer) H. Huysmans (Fotografer) / https://collectie.wereldculturen.nl/

Lokasi pabriknya boleh berada di pelosok, tapi soal kualitas produk pabrik pengolahan gutta-percha (getah-merah) di Cipetir berkelas dunia. Sejak dulu, negara Eropa, Jepang, dan Amerika menggunakan produk pabrik yang berusia seabad itu untuk beragam kebutuhan. Mulai dari insulasi kabel bawah laut hingga ban mobil balap.

"Bahannya cocok untuk pelapis bola golf, gigi palsu, tulang palsu, dan pelapis ban kendaraan balap Formula satu (F1)," jelas Kepala Administratur PTPN VIII Sukamaju, Budhi Herdiana, Rabu (3/12/2014). Pabrik Cipetir itu sekarang di bawah kekuasaan PTPN VIII.

Budhi menjelaskan, pihaknya hanya mengekspor bahan mentah olahan. Itu pun tergantung pesanan. Untuk memenuhi pesanan, PTPN mengerahkan 30 karyawan PTPN. Satu ton daun gutta-percha (getah perca/getah merah atau tanaman sejenis karet) bisa disulap jadi 13 kg bahan mentah.

Dulu, kata Budhi, pabrik memproduksi untuk ekspor. Maka itu, ia yakin lempengan karet bertuliskan 'Tjipetir' yang tercecer di pantai-pantai Eropa selama beberapa tahun terakhir merupakan produk Cipetir.

"Tidak ada negara lain yang memproduksi bahan seperti itu," jelas Budhi.

Kisah penemuan blok-blok karet itu akhirnya terpecahkan, setelah bertahun-tahun menjadi misteri penduduk Eropa. Namun siapa sangka, ada peranan warga Sukabumi yang memberitahukan secara langsung asal muasal karet Tjipetir itu.

Tracey Williams sang penemu yang ditulis di awal naskah ini, ditelepon beberapa orang asing. Salah satu penelepon adalah orang Indonesia. Siapa dia?

"Saya telepon dia (Tracey Williams). Itu tanggal 12 September 2012," aku pengelola akun Sukabumi Heritage, Dedi Suhendra, di kediamannya, Jalan Ciraden, Alun-alun Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (3/12/2014) silam.

Sukabumi Heritage sudah lama mendalami gutta-perca, tanaman sejenis karet yang menjadi primadona Eropa dan Amerika pada abad 19 untuk kebutuhan industri. Mereka memiliki dokumentasi cukup lengkap tentang sejarah tanaman tersebut dan pabrik pengolahannya di Desa Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.

Dedi mengaku tahu lempengan Tjipetir jadi misteri di Eropa setelah melihat postingan Williams di Facebook. Di sana sudah ada yang menyebut tanaman gutta-percha berasal dari Malaysia. Diperkirakan, seseorang menelepon Williams dan menyebut Tjipetir merupakan produk negeri jiran tersebut.

"Sudah mendunia diklaim. Saya tegaskan bahwa Tjipetir itu berasal dari wilayah kami yaitu di Kabupaten Sukabumi," jelas Dedi.

Pabrik Guttepercha Tjipetir di SukabumiPabrik Guttepercha Tjipetir di Sukabumi Foto: GFJ (Georg Friedrich Johannes) Bley (Fotografer) H. Huysmans (Fotografer) / https://collectie.wereldculturen.nl/

Dedi menghubungi admin (Tracey Williams) dan mengirimkan sejumlah foto dilengkapi dengan peta lokasi dari Jakarta menuju pabrik pengolahan gutta-percha di wilayah Cikidang.

"Kami kirim bukti-bukti dan tak lama kemudian mereka akhirnya meluruskan klaim Malaysia tersebut dengan menegaskan bahwa itu berasal dari Kabupaten Sukabumi," lanjut Dedi.

Di rumah, Dedi menyimpan banyak arsip tentang gutta-perca dan sejarah pabrik Cipetir. Sebagian besar di antaranya berbahasa Belanda. Ia yakin bahwa lempengan bertuliskan Tjipetir yang ditemukan di pantai Eropa merupakan produk pabrik Cipetir yang kini dikelola PTPN VIII Sukamaju Sukabumi.

Baca Artikel Jabar X-Files Lainnya di Sini

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads