Teror gaib di rumah 'horor' milik Yanih (49) di Kampung Kampung Citengkor, Desa Sukabakti, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur ternyata sudah berakhir. Namun teror malah beralih pada pengendara yang melintas di jalan raya di depan rumah 'horor' tersebut.
Gangguan aneh yang sulit dipercaya seperti benda mati yang bergerak, meja yang dilempar, barang-barang rumah tanggal yang berterbangan terjadi selama sebulan, mulai dari akhir Juli hingga Agustus 2020.
Setelah Yanih memilih untuk kembali menempati rumah 'horor' itu, teror perlahan mulai hilang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya sudah didoakan, kemudian dzikir bersama, tapi makhluk gaibnya tidak kunjung pergi. Malah semakin menjadi. Karena sudah lelah, saya memilih untuk tinggal saja di rumah, bersahabat dengan kondisi. Saya sudah bodoh amat mau diganggu juga, karena ini rumah saya, masa saya yang harus pergi," kata dia saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (14/2/2023).
Dua bulan berlalu, gangguan pun benar -benar hilang, tak ada lagi teror berupa benda yang berterbangan. Fenomena di luar nalar itu juga turut disaksikan oleh sejumlah ustaz usai melakukan 'pengusiran' makhluk tersebut.
"Teror itu sebulan lebih, masuk ke dua bulan sudah hilang. Tidak ada lagi," kata dia.
Namun, lanjut dia, teror malah beralih pada sang anak. Ketika masuk pukul 15.00 Wib, anaknya kerap melamun dan seolah linglung.
Anak laki-lakinya yang kini sudah berusia 12 tahun itupun seringkali 'kerasukan', mengamuk, bahkan membawa benda tumpul hingga tajam seraya mengancam Yanih bersama ibunya.
"Kambuhnya selalu saat sore sampai menjelang magrib. Anak saya yang akan pergi mengaji, tiba-tiba terdiam melamun kemudian mengamuk. Pernah sampai ngancam sambil bawa pakarang (benda tumpul atau benda tajam)," ucap dia.
![]() |
Fenomena gaib pada anaknya itu kemudian hilang setelah setahun, tepatnya usai Yanih membawa sang anak berobat secara alternatif pada sejumlah tokoh agama.
"Setahun baru selesai, tidak ada lagi gangguan atau teror di rumah. Anak saya juga sudah tidak bersikap aneh serta kerasukan. Jadi mulai awal 2022, kita merasa tinggal di rumah," kata dia.
Pindah ke Depan Rumah
Tetapi, Nahrudin, tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat Kampung Citengkor mengungkapkan teror soso gaib itu beralih ke jalan di depan rumah Yanih.
Pengendara yang melintas kerap ditampakan sosok yang berdiam di tengah jalan ataupun seseorang yang melintas. Tetapi soso itu tiba-tiba hilang atau melintas dengan sangat cepat kemudian menghilang.
"Iya jadi beralih terornya ke jalan. Ada yang ditampakan orang berdiri di tengah jalan. Ada juga seperti orang melintas tapi cepat. Tapi hanya dalam hitungan detik, sosok itu hilang. Jadi seperti menakut-nakuti," ungkap dia.
Tak hanya itu, sejumlah pengendara juga tiba-tiba terjatuh seperti ada yang mendorong dari arah samping.
"Ini teror yang lebih mengerikan, karena pengendara ada juga yang jatuh. Seperti didorong. Ini berbahaya, apalagi kalau lalulintas padat, bisa kecelakaan," kata dia.
Tetapi teror tersebut terjadi hanya pada pengendara dari luar Kampung Citengkor. "Kalau warga cenderung aman, biasanya pengendara dari luar kampung yang diganggu," ucap dia.
Rumah 'Horor' tak Lagi Ditempati Karena Rusak
Meski sudah tidak ada gangguan, rumah 'horor' yang sempat mendapatkan teror gaib pada 2020 lalu kini tak lagi ditempati. Meskipun teror gaib berakhir, Yanih terpaksa mengungsi lagi ke rumah kerabatnya karena rumah yang rusak parah.
Rumah tak layak huni tersebut ambruk setengahnya karena termakan usia. Kondisi ekonomi Yanih (49) yang serba kekurangan membuatnya tak mampu untuk memperbaiki rumah.
"Sekarang sudah tidak ditempati, bukan karena teror gaib tapi karena sudah ambruk bagian dapurnya terus bagian depan juga bocor atapnya. Saya hanya buruh tani, penghasilan seadanya, mau memperbaiki dari mana," kata Yanih.
![]() |
Yanih mengaku kini sudah tidak takut lagi dengan teror gaib, tetapi dia terpaksa mengungsi karena tidak ada lagi bagian rumah yang bisa dijadikan tempat istirahat dan berteduh kala hujan.
"Kalau siang masih bisa ditempati, kalau malam apalagi hujan semuanya bocor termasuk kamar. Dapur juga sekarang sudah tidak ada karena ambruk," ungkapnya.
Yanih mengaku selama ini belum mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari pemerintah. Wanita yang hanya tinggal bersama ibu dan anaknya ini berharap rumahnya diperbaiki oleh pemerintah, sehingga kembali bisa ditinggali.
"Kalau saya sendiri perbaiki darimana, saya hanya bisa berharap bantuan dari pemerintah. Suami saya sudah tidak ada, jadi bingung mau memperbaiki dengan penghasilan saya yang hanya Rp 10 ribu per hari. Jadi teror sudah tidak ada, tapi kondisi rumah membuat saya tidak bisa tinggal di sana," pungkasnya.
Baca Artikel Jabar X-Files lainnya di Sini