Cerita Wanita Pekerja Seks Purwakarta Jadi Kader HIV Aids

Cerita Wanita Pekerja Seks Purwakarta Jadi Kader HIV Aids

Dian Firmansyah - detikJabar
Kamis, 16 Feb 2023 19:00 WIB
Foto ilustrasi untuk prostitusi artis
Ilustrasi pekerja seks (Foto: Phil McCarten/Getty Images)
Purwakarta -

Mawar (nama samaran), Wanita berusia 38 tahun, satu diantara ratusan orang warga Purwakarta yang menjadi Wanita Pekerja Seks (WPS). Ia sudah bertahun-tahun terjun di dunia itu demi menyambung hidup.

Namun ada hal menarik di balik kehidupannya itu, ia kini menjadi kader antisipasi penyebaran HIV-AIDS di kalangan sebayanya (WPS). Di bawah naungan Yayasan Resik yang berkantor di Jalan Alternative Bukit Indah - Purwakarta, Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta ia kini menjadi penggiat secara sukarela.

DetikJabar yang menemuinya di kantor yayasan itu, tengah menandatangani persetujuan menjadi kader untuk tahun kedua. Tugasnya tak lain mengajak para WPS untuk ikut memeriksakan kesehatan dan antisipasi penyebaran virus HIV-AIDS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Udah ada 24 (WPS) lah yang mau memeriksakan kesehatan. Alhamdulillah semuanya sehat dan negatif virus HIV," ujar Mawar kepada detikJabar, Kamis (16/02/2023).

Mawar menceritakan niat baiknya melakukan pencegahan penyebaran ini. Ia mau bergabung menjadi kader meski tanpa bayaran, sejak dua tahun lalu ia yang mengajukan diri langsung tanpa ada paksaan dari siapapun, ia bertekad ingin menolong sesama WPS agar tidak terinfeksi virus HIV-AIDS.

ADVERTISEMENT

"Saya merasa sesama perempuan sebaya (WPS) merasa ingin menyelamatkan dari virus ini, jangan sampai sudah drop baru tahu, jadi sebelumnya kalau yang positif bisa kita bantu dan obati," katanya

Ia juga bercerita sejak adik dan juga istrinya terkonfirmasi positif HIV-AIDS, kemudian istri adiknya itu meninggal dalam kondisi belum terobati. Sejak itu ia bertekad untuk menolong sebaya yang memang rentan akan penyebarannya.

"Adik saya sudah menikah tiga kali, enggak tahu dari siapa atau siapa yang menularkan. Adik saya terkonfirmasi dan istrinya meninggal dalam kondisi positif. Adik saya sekarang sudah berobat dan kondisinya sehat. Dari sana saya ingin membantu teman sebaya (WPS) yang memang sangat rentan akan penyebarannya," Ungkap mawar.

Setahun berlalu banyak kisah yang ia lalui, mulai dari penolak langsung dari WPS, antusias hingga ikut menjadi kader untuk mengantisipasi penyebaran.

"Selain di lokalisasi sekarang banyak yang di kos-kosan (transaksi seks). Sasaran saya semuanya. Ada yang susah memahaminya dan menolak, ada juga yang diberi penjelasan kemudian mau ikut di tes. Ah banyak ceritanya lah," imbuhnya.

Sementara Hasanudin selaku Ketua Pelaksana Harian Yayasan Resik menyebutkan, tugas yayasannya itu mendata WPS, memberika pemahaman dan memberikan pertolongan agar terhindar dari virus HIV-AIDS.

Berdasarkan hasil pemetaan di kabupaten Purwakarta terdapat dua lokalisasi yang secara terang-terangan menjajakan, sedangkan saat ini banyak WPS menjajakannya melalui aplikasi dan bertransaksi di kos-kosan.

"Hasil mapping kita ada lebih dari 600 orang menjadi WPS, ada yang warga Purwakarta atau warga tetangga. Hasilnya pada tahun 2022 ada 5 WPS terkonfirmasi positif dan awal tahun 2023 ada 2 orang terkonfirmasi," ujar Hasan.

Hasan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait seperti dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Purwakarta, ia melaporkan hasil temuan yang ia peroleh dari lapangan.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads