Dua tahun sudah, Dewi (bukan nama sebenarnya) mengidap HIV. Takut hingga depresi bercampur aduk saat pertama kali mengetahui dirinya positif HIV. Dewi bahkan sempat mengurung diri di kamar karena takut tak dapat diterima oleh lingkungannya.
Dewi mulai terkonfirmasi positif ketika menikah dengan suami keduanya saat usia pernikahan delapan bulan. Dewi tak menampik ada kesalahan pribadinya hingga terpapar virus tersebut.
Baca juga: Muncul Sesar Cugenang Usai Gempa Mengguncang |
"Mungkin kesalahan saya juga, bisa dibilang kenakalan dan pergaulan yang salah. Mengenal salah satu orang dan kita nggak tahu orang ini positif atau negatif," kata Dewi, Rabu (14/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan pas sama suami yang kedua ini sudah delapan bulan nikah baru ketahuan positif. Cuman si laki-laki ini dia bisa dibilang aktif narkoba, bisa dibilang hidup di jalanannya aktif. Pas di tes nggak bisa nyalahin siapa-siapa, nggak bisa nyalahin dari mana saya bisa positif kaya gini dan siapa yang salah," sambungnya.
Pada awal-awal positif HIV, Dewi merasakan perubahan pada tubuhnya. Mulai dari rambut rontok hingga mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis. Saat itu yang ia fikirkan hanya fokus pada kesehatan dirinya sendiri dan anak dari suami pertamanya.
"Saya masih positif akhir tahun 2021, ikut program tes dinyatakan undertake. Kalau anak punya dari mantan suami yang pertama dan statusnya negatif," ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai menerima keadaannya dan mulai rutin mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV). Dukungan dari teman seperjuangan HIV, dokter, dan para pendamping ODHA membuatnya bertahan dan melewati hari demi hari hingga akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membina rumah tangga baru.
"Suami baru sebelum nikah sudah tahu kondisi saya cuman nggak diberi tahu langsung tapi cari tahu sendiri. Awalnya sering antar ambil obat, dia baca diagnosisnya dan dia punya teman kenalan di rumah sakit dan dikasih tahu kalo itu obat HIV. Dia tanya langsung, nggak nanya (terpapar) dari mana, kok bisa, justru bantu nyemangatin saya," katanya.
Dari pernikahan dengan suaminya tersebut, Dewi belum memiliki momongan. Namun, ia menuturkan tengah melakukan program hamil dengan pendampingan dari dokter.
"Belum punya anak, sekarang lagi program. Saya konsultasi dulu ke dokter sudah bisa atau belum dan hasilnya bagus atau belum tapi kata dokter perkembangannya sudah bagus, dan di atas rata-rata jadi sudah bisa (promil)," tuturnya.
Tak hanya kepada sang suami, Dewi juga kini sudah semakin percaya diri untuk menjelaskan kondisi HIV kepada teman-temannya. Hal itu dilakukan agar stigma pada para ODHA dapat semakin terkikis.
"Saya jelaskan ini bukan penyakit tapi virus dan nggak seperti yang mereka pikirkan. Tidak sampai harus menjauhi dan nggak menakutkan itu. Kita masih bisa berteman sampai mereka mengerti bahwa yang dijauhi itu bukan orangnya tapi virusnya," tutup Dewi.
(dir/iqk)