Cerita Pedagang Dompet Asongan Bertahan di Era Online Shop

Serba-serbi Warga

Cerita Pedagang Dompet Asongan Bertahan di Era Online Shop

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 12 Feb 2023 15:00 WIB
Eman Sulaeman (60) pedagang dompet dan sabuk asongan dari Sukabumi
Eman Sulaeman (60) pedagang dompet dan sabuk asongan dari Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

"Garut - garut, dompet, sabuk," teriak seorang pria paruh baya seraya menyodorkan tas berisi tumpukan dompet dan lilitan sabuk berbagai jenis. Ia kemudian beringsut mendekat kerumunan sejumlah pria, dengan cepat dia berbaur.

Kepada detikJabar, Eman Sulaeman (60) mengaku sudah berjualan selama 30 tahun, ia juga mengaku tidak semua barang jualannya berasal dari Garut. Sebagian barang yang dia jual berbahan kalep atau bahan sintetis mirip kulit. Menurutnya hal itu adalah salah satu cara jitu untuk bersaing dengan online shop.

"Jualan sudah 30 tahun, jadi kalau di masa sekarang harus pintar cari bahan yang bisa menjual ke pembeli. Karena pembeli juga sering membandingkan dengan online (online shop) katanya jauh lebih murah," kata Eman kepada detikJabar, Rabu (8/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eman bergumam, keberadaan Online Shop meniritnya bagian dari persaingan usaha. Ia memaklumi hal itu, namun menurut Eman, harga yang ia tawarkan diiringi dengan kualitas. Menurutnya ada harga ada kualitas dan bisa dicek langsung kondisinya.

"Kalau online kan hanya foto-foto, kualitasnya harus menunggu barang datang dulu. Kalau ini semua yang saya bawa kan nyata, bisa diraba bisa dipegang dan yang penting bisa ditawar," kelakarnya.

ADVERTISEMENT

Bukan tanpa sebab Eman 'menjual' Garut ketika menawarkan barang dagangannya. Ia sendiri mengaku berasal dari Malangbong, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Garut. Kualitas bahan kulit asal Garut memang sudah ramai dikenal khalayak ramai.

"Saya bilang tadi ada kualitas ada harga, dompet ini misalnya ada yang memang kulit asli harganya tentu berbeda dengan yang misalnya saya jual Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu, jadi yang saya jualan bilang Garut-garut itu asli bahannya dari Garut. Sabuk juga sama, ada harga ada kualitas dan bisa langsung dicek," ujarnya seraya menunjukan beberapa barang dagangannya.

Meskipun berasal dari Garut, Eman sudah 30 tahun tinggal di Sukabumi. Pahit manis dan getir hidup sudah dia jalani, hasil pernikahan dengan sang istri, Eman dikaruniai 5 orang anak. Tiga sudah menikah, satu baru keluar sekolah dan yang paling bungsu masih mengenyam pendidikan di MTS.

"Usia saya 60 tahun, setengah usia saya berjualan ini. Jadi sudah tahu pahit manisnya, jadi sudah biasa. Ada yang menawar sampai habis-habisan, ketika memang ada yang harus dibawa ke rumah kadang lebih sedikit dari modal juga saya jual," lirihnya.

"Berbagai karakter pembeli sudah biasa, namanya juga hidup ada siang ada malam ada baik ada jahat ya jalani aja setiap orang kan berbeda-beda. Kalau memang sudah bicara kebutuhan keluarga, buat kebutuhan dapur mau apalagi," sambungnya.

Online Shop menurut Eman bukan saingan, namun bagian dari perkembangan zaman. Ia lebih memilih percaya bahwa setiap rezeki sudah diatur oleh yang maha kuasa.

"Tidak merasa saingan, ada peribahasa yang membuat saya menerima keadaan kan niatnya juga usaha yakin daek ikhtiar pasti hasil, syareat gede jeung leutik pasti hasil da kabeh ge usaha (Mau ikhtiar pasti ada hasil, besar dan kecil pasti hasil semuanya juga usaha) online shop usaha saya juga usaha, yang penting kemauan buat berusaha," pungkasnya.

(sya/yum)


Hide Ads