Jumlah kendaraan di Kota Bandung kini nyaris sama dengan jumlah populasi penduduk. Hal itu dikatakan Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Kota Bandung Khairul Rijal.
Rijal menyebut jumlah kendaraan di Kota Bandung sebanyak 2,2 juta unit. Adapun, jumlah penduduk yakni sebanyak 2,4 juta jiwa. Akibatnya, kemacetan lalu lintas di Kota Bandung tak terhindarkan.
Hal tersebut juga mendapatkan perhatian dari Pakar Transportasi ITB Sony Sulaksono. Menurutnya, salah satu faktor kemacetan adalah jumlah kendaraan yang tidak lagi bisa ditampung dengan kapasitas jalan yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu penyebab kemacetan itu ketika jumlah mobil tidak bisa ditampung dengan kapasitas jalan yang ada," kata Sony dikonfirmasi via sambungan telepon, Sabtu (11/2/2023).
Sebut saja kendaraan pribadi, Sony menyebut jumlahnya sudah cukup banyak. Pernyataan Sony sama seperti Dishub Kota Bandung jumlah kendaraan hampir mendekati populasi warga Kota Bandung.
"Jadi seolah-olah 1 warga bandung itu punya 1 kendaraan. Ini memang mengindikasikan sangat wajarlah sehingga Bandung menjadi sering macet ya karena jumlah kendaraannya sangat banyak, sementara jumlah jalannya itu tidak bertambah sampai sekarang," ungkapnya.
Disingung apakah ganjil genap seperti yang diterapkan di Jakarta, haris diterapkan juga di Bandung?
"Kalau tentang itu, tidak semua yang bagus di Jakarta bisa diterapkan di Bandung. Karena misalnya ganjil genap di Jakarta itu diterapkan di Bandung malah akan sulit. Karena selama ini orang kalau gage itu menghindari ya, tujuan gage agar orang yang punya mobil tanggal ganjil saat tanggal genap dia naik angkutan umum, tapi ini gak terjadi kan. Jadi orang yang punya genap ditanggal ganjil dia nyari alternatif lain, seperti itu," jelasnya.
Selain itu juga, rute jalan di Bandung tidak sebanyak seperti di Jakarta.
"Nah di Bandung, tidak ada rute-rute itu. Gak banyak seperti Jakarta, akibatnya apa? Jalan-jalan kecil di Bandung jadi macet. Jadi gage itu tidak selalu efektif untuk diterapkan di Bandung," terangnya.
Selain itu, menurut Sony Pemkot juga tidak dapat membatasi jumlah kendaraan milik warga Kota Bandung.
"Pembatasan jumlah kendaraan juga tidak bisa. Karena, gak mungkin Dishub Kota Bandung melarang orang beli mobil, naik mobil, menaikan pajak juga gak boleh. Harus ada ketentuan dari Kementerian keuangan itu tidak mudah," tuturnya.
Lalu, solusi apa yang harus dilakukan Pemkot Bandung untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung?
"Yang bisa dimanfaatkan Kota Bandung adalah ya mendorong, mengedukasi masyarakat beralih ke angkutan umum," ujarnya.
Selain itu, keberadaan transportasi bisa menjadi salah satu solusi, Pemkot Bandung harus terus dorong masyarakat agar gunakan kendaraan umum. Namun, penerapannya membutuhkan waktu dan harus terintegrasi dengan baik.
"Angkutan umum itu kalau kita tata dampaknya gak bisa sekarang kita tata, tahun depan beres. Angkutan umum itu suatu proses perubahan perilaku, proses masalah pelayanan seperti itu. Dampaknya gini, orang yang biasanya naik mobil, tiba-tiba jadi naik angkutan umum, berarti kan dia harus mau jalan, mau nunggu, lebih banyak sabar. Itu gak mudah proses budaya itu. Nah biasanya dampaknya baru kerasa 4-5 tahun ke depan," tuturnya.
"Nah untuk mencapai itu harus ada konsistensi penataan. Bandung udah punya semua. Ada bus Damri, TMB, Trans Metro Pasundan, Bus Wisata, punya sepeda wisata atau Boseh. Itu udah ada semua, tinggal diintegrasi, ditingkatkan pelayanannya dan diedukasi masyarakatnya agar sering menggunakan itu," pungkasnya.
(wip/tey)