.webp)
Kota Bandung mengalami perubahan daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu 2024. Sebelumnya, di Kota Kembang menerapkan enam dapil, tapi tahun depan bakal menggunakan tujuh dapil.
PKS yang saat ini menjadi partai dengan raihan kursi terbanyak yakni 13 kursi di DPRD Kota Bandung, mengaku tak gentar dengan adanya perubahan dapil. PKS telah menyiapkan strategi untuk mempertahankan kandidat sebagai peraih kursi terbanyak.
"Tentunya kita harus menyesuaikan. Karena juga pastinya akan ada penyesuaian, memang ini tidak mudah. Karena, pertama kalau bagi PKS relatif bisa segara menyesuaikan. Kepengurusan kita merata di masing-masing wilayah," kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandung Iman Lestariyono kepada detikJabar, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iman mengatakan saat ini kepengurusan dari cabang hingga ranting menyesuaikan domisili para kader. Selain itu, kader yang bakal maju sebagai bakal calon legislatif juga disesuaikan dengan domisili.
"Jadi tidak impor. Kita optimalkan kader yang jadi pengurus itu berdomisili setempat juga. Jadi, maupun ada perubahan dapil tidak ada kekosongan kader. Kalau pun ada perubahan wajar, karena penyesuaian," ucap Iman.
PKS mendukung adanya perubahan dapil di Kota Bandung. Sebab, hal ini bagian dari upaya pemerataan. "Dulu ada dapil yang menumpuk, seperti dapil enam itu ada 11 kursi. Di lain sisi, ada dapil yang sedikit. Dengan adanya perubahan dapil ini, nilai kursi relatif merata," kata Iman.
Sekadar diketahui, Kota Bandung yang sebelumnya menggunakan sistem enam dapil pada 2019, akan berubah menjadi tujuh dapil pada Pemilu 2024.
Meski terjadi perubahan dapil, untuk alokasi kursi DPRD Kota Bandung tetap tidak berubah, yakni 50 kursi. Namun, karena ada perubahan jumlah dapil, terdapat beberapa penyesuaian jumlah kursi per dapilnya.
"Kemarin siang sudah keluar keputusannya. Kaget juga, jadi yang diputuskan adalah skema kedua. Dari enam dapil, jadi tujuh dapil," kata Ketua KPU Kota Bandung Suharti saat ditemui detikJabar di kantornya, Rabu (8/2/2023).
