Rahasia Sang Penjual Es Cincau Bawa 2 Anak Jadi Anggota TNI

Serba-serbi Warga

Rahasia Sang Penjual Es Cincau Bawa 2 Anak Jadi Anggota TNI

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 09 Feb 2023 08:20 WIB
Enan, penjual es cincau di Sumedang yang bisa mengantar dua anaknya menjadi anggota TNI AD.
Enan, penjual es cincau di Sumedang yang bisa membawa anaknya menjadi anggota TNI AD. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Kesempatan menjadi anggota TNI Angkatan Darat (AD) dapat diraih semua kalangan. Meski persyaratan yang harus ditempuh cukup ketat, menjadi anggota TNI bukan hal mustahil.

Hal itu dibuktikan seorang penjual es cincau keliling di Kabupaten Sumedang. Dia adalah Enan (59), Warga Nalegong, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Enan sendiri diketahui berpendidikan tidak sampai lulus sekolah dasar (SD). Namun ia sukses mengantarkan dua anaknya menjadi anggota TNI AD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enan membina biduk rumah tangga bersama Yeni (57) yang berprofesi sebagai guru mengaji. Keduanya dikaruniai tiga orang anak.

Anaknya yang menjadi anggota TNI AD adalah anak pertama dan anak kedua, yakni Sahrul Sidik (27) dan Lukman Hakim (24). Keduanya kini berdinas di Satuan Polisi Militer Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Sementara anak yang ketiga masih duduk dibangku sekolah setingkat SMA.

ADVERTISEMENT

Perjuangan Enan bersama istrinya dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya bisa menjadi contoh baik. Kepada anak-anaknya, Enan bersama istrinya kerap menanamkan untuk tidak melupakan salat lima waktu, berperilaku jujur, serta tidak sombong.

"Itu (salat) pokok utama yang selalu saya ingatkan kepada anak-anak saya, sekarang pun jika mereka dapat tugas jauh, itu yang saya ingatkan," kata Enan kepada detikJabar belum lama ini.

Selain itu, Enan bersama istrinya sejak dulu selalu memperhatikan asupan makanan bagi anak-anaknya. Asupan makanan dimaksud adalah makanan yang bersumber dari rezeki halal.

"Kalau doa ingin diijabah sama Allah, maka saat memberi makan anak-anak harus bersumber dari rezeki yang halal," ujarnya.

Enan tidak pernah membayangkan jika kedua anaknya akan menjadi anggota TNI AD. Sebab, Perjuangan Enan yang hanya mengenyam pendidikan SD, tidak semudah membalikan telapak tangan.

Sebelum menjadi penjual es cincau keliling, Enan mengaku pernah mencoba berbagai profesi, di antaranya pencetak batu bata dan buruh tani.

"Dulu mah jadi pencetak batu bata dan kuli nyangkul (buruh tani), lalu sama istri disuruh mencoba berdagang yaitu jualan es cincau, Dari situ baru penghasilan lumayan bisa lah menyekolahkan anak," terangnya.

Di tengah keterbatasan ekonomi, Enan bersama istrinya sangat memperhatikan akan pendidikan anak-anaknya. Namun keraguan sempat mengganggu benaknya.

"Dulu mah sempat terbersit, apakah saya bisa membesarkan dan menyekolahkan anak-anak saya? Tapi ternyata asal kita punya kemauan, maka jalan itu menjadi terbuka, meski kurangnya kalau dulu mah ya mengutang kesana-kemari," ujarnya.

Perjuangan Enan bersama istrinya dalam mengarungi kehidupan, pada akhirnya membuahkan hasil. Bahkan semangatnya menular kepada anak-anaknya.

Betapa tidak, anak pertamanya yang kini telah menjadi anggota TNI AD, sebelumnya sempat gagal saat mengikuti tes penerimaan. Bahkan gagal hingga tujuh kali berturut-turut.

"Anak saya itu pantang menyerah padahal sudah tujuh kali gagal ikut tes, tapi ikut lagi-ikut lagi hingga pada akhirnya bisa masuk jadi anggota TNI" terangnya.

Enan, penjual es cincau di Sumedang yang bisa mengantar dua anaknya menjadi anggota TNI AD.Enan, penjual es cincau di Sumedang yang bisa mengantar dua anaknya menjadi anggota TNI AD. Foto: Nur Azis/detikJabar

"Kalau anak saya yang kedua awalnya dari sepakbola, jadi sebelumnya itu pemain junior Persib usia 19 tahun, kemudian ikut tes Akmil di Magelang tapi gagal, namun setelah itu direkomendasikan ikut tes Caba, dan benar saja akhirnya diterima juga," papar Enan.

Menurut Enan, siapapun memiliki kesempatan atas cita-citanya, asalkan dibarengi ikhtiar dan doa. Hal itu sebagaimana yang dirasakan Enan bersama istrinya.

"Ya utamanya itu, kalau ngasih makan sama anak-anak itu harus yang halal, biar doa diijabah sama Allah," ucapnya.

Enan sendiri hingga kini memilih tetap berjualan es cincau keliling. Meski oleh kedua anaknya pun disarankan untuk beristirahat atau beralih profesi.

"Sama anak-anak juga disuruh berhenti atau beralih profesi tapi namanya orang tua tidak mau menyusahkan anak-anaknya, saya bilang juga ke anak-anak, selama masih mampu kecuali kalau sudah jompo wayahna (mau bagaimana lagi) nanti anak-anak (yang ngurus)," paparnya.

Dalam sehari, Enan mengaku bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 50.000,00 hingga Rp 75.000,00 dari berjualan es cincau tersebut. Menurut Enan, besar kecilnya keuntungan bukanlah sebuah ukuran namun terpenting adalah keberkahannya.

"Kalau keuntungan itu tidak menentu apalagi kalau datang musim hujan, tapi yang penting itu usaha dan ngambil keberkahannya sebagaimana yang saya ajarkan kepada anak-anak saya," ucap Enan.

Halaman 2 dari 2
(iqk/orb)


Hide Ads