Dalam kesehariannya, Enan (59) adalah penjual es cincau keliling di Kabupaten Sumedang. Dengan gerobak pikulnya, ia biasa melintas di sekitar Alun-alun Sumedang.
Dari hasil kerja kerasnya, Enan sukses mengantarkan dua dari tiga anaknya menjadi anggota TNI Angkatan Darat (AD). Simak kisah
"Anak saya ada tiga, dua di antaranya jadi tentara, sementara anak yang ketiga kini masih sekolah," ungkap Enan saat berbincang dengan detikJabar di Kawasan Alun-alun, Sumedang, Senin (7/2/2023) sore.
Dengan wajah bersahaja, Enan bercerita memiliki istri bernama Yeni (57). Dari rumah tangganya denan Yeni, Enan memiliki tiga anak. Dua di antaranya atau anak sulung dan anak kedua merupakan anggota TNI.
Kedua anaknya itu bertugas di Satuan Polisi Militer (PM) TNI AD di Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Sementara anak paling buntut, kini masih duduk di bangku sekolah setingkat SMA.
"Keduanya satu kantor, kalau kakaknya jadi Patwal di PM TNI AD Manado. Kalau yang adiknya atau yang kedua itu anggota TNI AD, tapi direkrut jadi pemain bola," ujarnya.
Enan menceritakan bagaimana kegigihan kedua anaknya yang sedari kecil telah bercita-cita ingin menjadi prajurit TNI AD. Bahkan ada yang berkali-kali gagal hingga akhirnya bisa diterima.
"Dua anak saya itu cita-citanya dari kecil memang ingin jadi tentara. Anak saya yang pertama bahkan sampai tujuh kali gagal saat ikut tes masuk TNI AD, namun berkat kegigihannya akhirnya bisa lulus juga," paparnya.
"Anak saya, saat itu tidak lulus karena memiliki varises di kakinya, baru bisa lulus setelah varisesnya dioperasi," paparnya.
Sementara anaknya yang kedua, sambung Enan, bisa menjadi anggota TNI AD, diawali dari keahliannya dalam dunia sepak bola.
"Anak saya yang kedua itu awalnya sebagai pemain sepak bola sebagai pemain junior di Persib Bandung Usia 19, lalu kemudian ikut tes di Akmil Magelang, namun di sana gagal. Lalu dari sana dikasih rekomendasi untuk ikut tes caba (calon bintara) dan lulus," terangnya.
(mso/orb)