Menjelajah Sisa Kejayaan VCD/DVD Bajakan di Tasikmalaya

Serba-serbi Warga

Menjelajah Sisa Kejayaan VCD/DVD Bajakan di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 04 Feb 2023 12:00 WIB
Pedagang VCD/DVD bajakan di Tasikmalaya sedang melayani pembeli.
Pedagang VCD/DVD bajakan di Tasikmalaya sedang melayani pembeli. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kawasan Jalan Cihideung Balong, Kota Tasikmalaya yang dulu menjadi sentra penjualan VCD/DVD bajakan yang menyisakan banyak kenangan bagi warga. Kenangan itu tak hanya bagi warga Tasikmalaya, tapi bagi masyarakat Ciamis, Banjar, dan Pangandaran pun banyak yang sering belanja VCD/DVD ke Jalan Cihideung Balong.

"Teringat waktu masih kuliah, sering ke Cihideung Balong. Sekali beli DVD film 6 keping, harganya sekitar Rp 7 ribu per keping. Langganan saya toko Naruto namanya," kata Hermansyah warga Ciamis kepada detikJabar, Jumat (3/2/2023).

Dia mengisahkan waktu itu kuliah di Tasikmalaya, membeli DVD film adalah bekal untuk hiburan saat libur di rumah. "Kalau pulang ke Ciamis suka gabut (tidak ada kegiatan), jadi sering beli DVD film dulu untuk bekal di rumah Ciamis," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sejak beberapa tahun terakhir, dia mengaku sudah tak pernah lagi belanja DVD bajakan. Sebab sekarang untuk menonton film jauh lebih mudah seiring kemajuan teknologi.

"Sekarang kuota internet sudah semakin murah. Kalau dulu hitungannya daripada download lebih murah beli DVD," ujar Hermansyah.

ADVERTISEMENT

Bahkan menurutnya layanan film berbayar kini sudah relatif terjangkau. Apalagi alat pemutar DVD-nya sudah lama rusak dan makin menguatkannya meninggalkan DVD bajakan.

"Langganan Netflix, Vidio dan sejenisnya juga kan ada yang paket murah. Jadi hobi nonton film bisa tetap jalan," tutur Hermansyah.

Hal serupa juga diungkapkan Muslih Suprianto (48) warga Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. "Sering saya dulu ke Cihideung Balong. Kalau kebetulan main ke Tasik, pasti mampir ke sana," kata Muslih.

Dia mengaku kerap berburu VCD karaoke dangdut, karaoke pop lawas, dan slow rock. "Di Pangandaran juga dulu ada penjual VCD/DVD, di dekat pasar atau terminal dulu ada tuh, tapi kurang lengkap. Kalau di Tasik lumayan lengkap," kata Muslih.

Dia mengatakan kegiatan karaoke beberapa tahun lalu hanya bisa dilakukan melalui VCD. Berbeda dengan saat ini yang cukup membuka Youtube.

"Dulu saya punya koleksi VCD karaoke sampai satu rak, Rhoma Irama, Pance, Mansyur S, banyak macem-macem. Dari VCD player, video masuk ke TV tabung 21 inch. Audionya masuk ke ampli rakitan, salon (speaker) 18 inch, jedag-jedug. Wah sudah paling top di kampung mah," kenang Muslih.

Dia kemudian membandingkan dengan kondisi karaoke saat ini yang lebih modern. Semuanya menjadi serba mudah. "Sekarang karaokean cukup buka Youtube, audio pakai speaker bluetooth. Simpel nggak ada kabel pabeulit (kusut)," jelas Muslih.

Terkait koleksi VCD yang dimilikinya dulu, Muslih mengaku sudah tak mengetahui keberadaannya. "Nggak tahu pada ke mana," katanya.

Kondisi di Jalan Cihideung Balong sendiri saat ini relatif lengang. Hanya menyisakan sekitar empat orang pedagang VCD/DVD yang masih bertahan menggelar dagangannya.

Padahal tahun-tahun sebelumnya kawasan itu penuh oleh pedagang VCD dan DVD. Ratusan pedagang berderet memadati trotoar. Dentuman musik terdengar riuh, seperti sedang adu kencang suara satu sama lain. Terkadang para pembeli yang berjubel sampai harus berteriak-teriak saat berkomunikasi dengan pedagang.

Salah satu lapak penjual VCD/DVD bajakan yang tersisa di Jalan Cihideung Balong, Kota Tasikmalaya.Salah satu lapak penjual VCD/DVD bajakan yang tersisa di Jalan Cihideung Balong, Kota Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Saat itu kawasan Cihideung Balong menjadi salah satu simpul ekonomi sektor informal beromzet puluhan bahkan ratusan juta rupiah per hari. Para pedagang besarnya didominasi warga asal Ranah Minang alias warga asal Sumatera Barat.

"Sudah tinggal kenangan, sekarang mah sepi," kata Sandi Acong (38), satu dari empat pedagang VCD/DVD yang masih tersisa di Jalan Cihideung Balong, Rabu (1/2/2023).

Sandi mengaku dagang VCD/DVD di zaman sekarang sudah tak bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan utama. Dalam sehari bisa menjual 10 keping saja sudah luar biasa. Menjual 10 keping berarti tak sampai Rp 100 ribu, karena harga jual VCD Rp 6 ribu dan DVD Rp 8 ribu.

"Sudah tak bisa diandalkan, saya bertahan karena terbantu oleh berdagang kopi dan makanan kecil. Kebetulan posisi jualan saya di depan klinik kesehatan jadi sedikit terbantu," kata Sandi.

Halaman 2 dari 2
(tey/orb)


Hide Ads