Membudidayakan ikan hias atau burung mungkin sudah biasa, tapi bagaimana dengan ular king kobra? Tentunya, tidak semua orang mau menernakan reptil yang satu ini. Apalagi hewan melata tersebut dikenal berbahaya dan punya bisa mematikan.
Di Desa Windujanten, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, terdapat seorang warga yang mencoba peruntungan budidaya ular king kobra. Dia adalah Rinto Hermanto (36), pria yang dikenal sebagai pawang ular yang cukup tersohor di kampungnya.
Saat ditemui detikJabar di kediamannya, Rinto mengaku baru menggeluti budidaya ular king kobra ini. Kebetulan dia memiliki tujuh ekor king kobra berukuran besar, yang mana beberapa di antaranya berkelamin jantan dan betina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan September 2022 lalu, Rinto mencoba mengawinkan sepasang ular king kobra yang punya panjang sekitar tiga meter. Caranya, dia mengeluarkan kedua ular tersebut dari kandang dan membiarkannya berkembang biak secara alami.
"Pas musim kawinnya sekitar bulan September lalu, coba tiga kali dan berhasil. Ular king kobra betina yang dikawinkan akhirnya bertelur di dalam kandang," kata Rinto kepada detikJabar, Sabtu (28/1/2023) sore.
Letak kandangnya sendiri berada di halaman belakang rumahnya. Setelah dikawinkan, ular king kobra itu langsung mengeluarkan telur sebanyak 30 butir. Mengingat ular jenis ini bersifat kanibal, Rinto kemudian memindahkan telur tersebut ke sebuah kandang khusus.
![]() |
Berbekal pengetahuannya akan habitat alami reptil ini, Rinto menyiapkan sebuah box khusus yang di dalamnya sudah dilengkapi alas. Telur-telur itu ditempatkan pada box tersebut agar bisa menetas.
"Box itu berfungsi sebagai inkubator manual. Kalau di alam liar maksimal kurang lebih tiga bulan, jika di inkubator manual itu bisa empat bulan sampai menetas," ujarnya.
Tingkat keberhasilan untuk menetaskan telur king kobra memakai inkubator manual ini ternyata belum sampai 100 persen. Sebab, setelah empat bulan berlalu hanya lima ekor yang berhasil menetas. Itu pun, tidak semuanya dapat bertahan hidup.
Menurut Rinto, saat ini tersisa tiga ekor ular king kobra yang masih bertahan. Sedangkan dua ekor lainnya sudah mati karena kehabisan oksigen saat berada di dalam kandang. "Kemarin mati dua ekor karena telat ngecek, kehabisan udara," tuturnya.
Usaha mengawinkan ular king kobra ini diakui Rinto sangatlah sulit. Sebab, jika asal memasangkan saja maka salah satu ular itu akan dimangsa oleh pasangannya.
Untuk saat ini, jumlah ular king kobra yang dirawat oleh Rinto mencapai 10 ekor. Sebagian besar ular tersebut didapatkan dari hasil rescue yang dilakukannya.
Tujuan budidaya yang digelutinya saat ini pun bukan untuk mencari keuntungan. Melainkan salah satu upaya agar dia bisa melestarikan keberadaan ular king kobra tersebut.
"Tujuannya untuk upaya melestarikan. Tapi sekarang saya bingung, karena mau merilisnya ke mana. Kalau asal dilepaskan, khawatirnya akan membahayakan masyarakat," katanya.
Sejak kecil Rinto sudah jatuh hati dengan hewan melata tersebut. Oleh karenanya dia berharap, kegiatan budidaya ini bisa menjadi awal yang baik agar populasi ular king kobra bisa terjaga.
(yum/yum)