Aktivis anti-Islam, Rasmus Paludan kembali menyita perhatian publik. Kali ini ia bersumpah akan menggelar aksi protes setiap minggu, termasuk melibatkan pembakaran Al-Quran, hingga Swedia dan Finlandia mendapatkan dukungan dari Turki untuk bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pendiri partai Stram Kurs dengan gerakan sayap kanan itu menuai kecaman keras setelah melakukan aksi pembakaran Al-Quran dalam unjuk rasa yang digelar pekan lalu di Swedia dan pekan ini di Denmark.
Seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (28/1/2023), Paludan yang memiliki kewarganegaraan ganda Denmark-Swedia itu menuai kemarahan Turki dan dunia Islam setelah melakukan aksi pembakaran Al-Quran dalam unjuk rasa di Swedia pada 21 Januari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kembali melakukan aksi serupa di dekat sebuah masjid dan di luar gedung Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark, pada Jumat (27/1) waktu setempat. Saat melakukan pembakaran Al-Quran, Paludan mengenakan helm pelindung dan dikelilingi oleh polisi antihuru-hara.
Dalam aksinya, Paludan juga berjanji akan terus melanjutkan aksi semacam itu setiap Jumat, hingga Swedia resmi bergabung dengan NATO.
Swedia, bersama Finlandia, berupaya untuk bergabung aliansi militer NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Langkah itu menandai pergeseran bersejarah untuk kedua negara yang sebelumnya memegang kebijakan nonblok.
Namun upaya itu membutuhkan persetujuan dari seluruh anggota NATO, salah satunya Turki. Usai pembakaran Al-Quran di Stockholm pekan lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan Turki untuk bergabung NATO.
![]() |
Ankara juga menunda tanpa batas waktu pertemuan penting di Brussels untuk membahas keanggotaan Swedia dan Finlandia.
"Begitu dia (Erdogan-red) mengizinkan Swedia bergabung NATO, saya berjanji saya tidak akan membakar Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turki. Jika sebaliknya, saya akan melakukannya setiap Jumat pukul 14.00 waktu setempat," ucap Paludan saat berbicara dengan pengeras suara di luar gedung Kedutaan Besar Turki.
Tentang Rasmus Paludan
Dilansir BBC Indonesia, Rasmus Paludan yang berusia 40 tahun adalah politikus pendiri dan pemimpin partai Stram Kurs. Stram Kurs atau Garis Keras merupakan gerakan sayap kanan Denmark yang kerap menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam.
Paludan juga dikenal sebagai pengacara dan YouTuber. Pria Denmark-Swedia ini pernah dihukum karena kasus penghinaan rasial.
Daftar Aksi Kontroversial Rasmus Paludan
Rasmus Paludan disorot dunia usai aksinya membakar Al-Quran saat demonstrasi anti-Turki yang terjadi di Stockholm, Swedia pada Kamis (14/4/2022). Ternyata, aksi Paludan ini tidak hanya sekali.
Ia sempat melakukan aksi membakar Al-Quran yang tercatat sebagai berikut.
- Tahun 2019: Rasmus Paludan sempat dijatuhi hukuman percobaan karena membuat pernyataan rasis. Dia menyatakan banding atas hukumannya, tetapi ditolak. Paludan dijatuhi 14 hari penjara bersyarat.
- Tahun 2019: Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an yang dibungkus dengan daging babi. Akunnya diblokir selama sebulan oleh Facebook setelah memuat postingan yang mengaitkan kebijakan imigrasi dan kriminalitas.
- Juni 2020: Paludan menjalani hukuman percobaan tiga bulan atas 14 dakwaan, termasuk rasisme, pencemaran nama baik, dan mengemudi dengan berbahaya. Paludan dilarang beraktivitas sebagai pengacara kriminal selama tiga tahun dan dilarang mengemudi selama setahun.
September 2020: Paludan dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun terkait aksi pembakaran Al-Qur'an di Malmo. - Oktober 2020: Paludan dilarang masuk ke Jerman sementara waktu setelah mengumumkan rencana untuk meggelar unjuk rasa provokatif di Berlin.
- November 2020: Rasmus Paludan ditangkap di Prancis dan dideportasi. Ia bersama lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia karena dituduh ingin menyebarkan kebencian dengan membakar Al-Qur'an di Brussels.
- April 2022: Rasmus Paludan Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an di area terbuka di wilayah Linkoping. Dia tetap melakukan aksi pembakaran itu meskipun mendapat penolakan dari sekitar 200 demonstran yang berkumpul di lokasi yang sama.
- 21 Januari 2023: Paludan membakar salinan Al-Quran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm
- 27 Januari 2023: Paludan berulah kembali membakar Al-Quran. Lokasinya di depan masjid di Noerrebro, Kopenhagen, Denmark.
Profil Singkat
Rasmus Paludan
Tempat/tanggal lahir: North Zealand (Denmark), 2 Januari 1982
Usia: 41 tahun
Kewarganegaraan: Denmark dan Swedia
Pendidikan: Universitas Copenhagen
Partai: Stram Kurs (Garis Keras)
Spektrum politik: Sayap kanan jauh (far-right)
Sikap politik: Anti-imigran
Pekerjaan: Pengacara, politikus
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul Rasmus Paludan Berniat Bakar Al-Quran Tiap Jumat hingga Swedia Gabung NATO & Profil Rasmus Paludan Si Pembakar Al-Qur'an
(yum/yum)