Kabar mengejutkan datang dari Kota Sukabumi. Seorang Kepala Perpustakaan (Kapus) STISIP Syamsul Ulum bernama Wibowo (60) berencana mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia pada tahun 2024.
Dia mengutarakan niatnya itu di tengah serangkaian munculnya nama pejabat negara yang akan diusung para partai politik sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden.
Deklarasi pencalonan pria yang juga penulis buku 'Indonesia Undercover' ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Salah satunya ingin mengulangi masa kejayaan Presiden Soekarno. Ia juga terinspirasi oleh kepemimpinan sang Proklamator.
"Iya (melanjutkan perjuangan Soekarno) karena apa? Saya katakan iya karena Bung Karno itu guru politik saya. Jadi sudah waktunya saya untuk muncul. Bung Karno itu masih ada, masih hidup karena ajarannya, ismenya masih hidup, itu ada di jiwa raga saya," kata Wibowo kepada detikJabar, Jumat (27/1/2023).
Dia menilai, Presiden Soekarno memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi negara-negara asing. Sebab ia satu-satunya pemimpin yang berani non blok dan tidak terikat dengan konflik kapitalisme-komunisme.
"Justru Soekarno ini memanfaatkan konflik atau era perang dingin. Presiden soekarno berusaha mendekat ke blok barat," ujarnya.
Dia mengaku baru pertama kali akan terjun ke dunia politik. Selama ini, ia menghabiskan hidupnya sebagai pustakawan, editor jurnal hingga penulis buku. Berbagai macam literatur ia pelajari. Pria kelahiran Jakarta ini juga merupakan lulusan sarjana Hubungan Internasional Universitas Jayabaya.
Dia mengklaim banyak orang yang mendukung niatnya untuk mencalonkan diri sebagai Capres pada Pemilu 2024 mendatang. "Bahkan mereka menilai 'Republik ini butuh orang gila kaya Pak Wibowo' karena belum ada uang mencalonkan diri selain kandidat yang ada sekarang ini seperti Prabowo, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Puan, Erick Thohir," ucapnya.
"Cuma saya (rakyat biasa) yang lainnya rata-rata pejabat negara semua, orang ternama, duitnya bnyak, relawannnya banyak. Saya apa? Saya hanya bersandar pada kekuasan dan kehendak Allah," tambahnya.
Ditanya soal aturan sistem ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold), Wibowo tak menampik sistem tersebut berpengaruh pada pencalonan dirinya. Akan tetapi, dia berpegang teguh pada pendiriannya dan tetap akan mencalonkan diri sebagai capres.
"Ya memang itu ada aturan mainnya tapi saya tidak melihat ke sana. Allah itu maha berkehendak, saya juga maju di Pilpres 2024 ini mohon izin kepada rakyat bangsa Indonesia. Semua kendalinya Allah, kalau Allah sudah kun fayakun, urusan selesai. Result 20 persen nihil," kata dia.
Meski demikian, dia terbuka lebar apabila suatu hari nanti ada partai politik yang ingin meminangnya. Terlebih, kata dia, partai yang memiliki pandangan serupa dengan pendiriannya.
"Saya digandeng oleh partai manapun yang penting saya berpegang pada nasionalisme. Nasionalisme saya nasionalisme Soekarno, humanity, kemanusiaan," sambungnya.
Sementara itu, disinggung soal keinginannya digandeng PDIP, Wibowo mengaku akan menyambutnya dengan hangat. "Kalau Allah berkehendak dipinang PDIP tidak ada salahnya. (Partai lain?) sekarang kan PDIP number one karena jumlah kursinya kebih banyak. Satu itu cukup karena dalam ajaran agama Islam tidak ada koalisi adanya musyawarah," tuturnya.
(yum/yum)