Cerita Lukman, Muslim Pemain Barongsai dari Bandung

Cerita Lukman, Muslim Pemain Barongsai dari Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Selasa, 24 Jan 2023 04:30 WIB
Lukman Arif (18) dan Tian Yonata (20) pemain barongsai dari Vihara Dharma Bhakti Bandung
Lukman Arif (18) dan Tian Yonata (20) pemain barongsai dari Vihara Dharma Bhakti Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Barongsai merupakan sebuah identitas dari budaya Tionghoa yang kerap ditampilkan saat perayaan Imlek. Tak jarang aksi mereka selalu membuat para penonton berdecak kagum.

Aksi barongsai tersebut tersaji saat perayaan Imlek di area lobby Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM), Taman Kopo Indah, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Mereka meliuk-meliuk dengan semangatnya. Kemudian berguling-guling di hadapan para penonton yang menyaksikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga barongsai tersebut berbentuk singa dengan tiga warna, yakni warna merah, biru muda, dan putih. Namun yang paling lincah dalam aksi tersebut adalah barongsai yang berwarna merah.

Barongsai tersebut tak sungkan-sungkan mendekati para penonton. Bahkan sesekali barongsai merah tersebut melompat.

ADVERTISEMENT

Para kelompok Barongsai tersebut diketahui tergabung dalam Vihara Tanda Bhakti Cibadak, Kota Bandung. Para pemainnya pun ternyata masih muda.

Pemain Barongsai Merah, Tian Yonata (20) mengatakan dirinya butuh waktu berbulan-bulan untuk mempelajari Barongsai. Pasalnya jika ingin lancar harus terus berlatih.

"Belajar kurang lebih 2 atau 3 bulan. Tergantung kitanya, kaya mau lebih maju atau tetap terus monoton. Soalnya pasti ada kesulitan dalam menggerakannya," ujar Tian selepas pertunjukan, Senin (23/1/2023).

Tiga barongsai meliuk-liuk dan menghibur pasien di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM), Taman Kopo Indah, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (23/10/2023)Tiga barongsai meliuk-liuk dan menghibur pasien di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM), Taman Kopo Indah, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (23/10/2023) Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Pihaknya menjelaskan terdapat beberapa teknik dalam memainkan Barongsai. Apalagi menurutnya terdapat pengembangan gerakan-gerakan.

"Ada paha satu, paha dua, kepala, itu basic sebenarnya. Pengembangannya bisa ditambahin yang salto juga. Kalau lebih sulit itu main meja, main patok, suka diperlombain juga," katanya.

Tian mengungkapkan bermain Barongsai di atas patok memerlukan pembelajaran yang lama. Sehingga hal tersebut tidak mudah dilakukan.

"Patok itu pasti lama banget belajarnya. Soalnya jatuh bangunnya. Kalau basic mah seminggu dua minggu juga bisa. Asal cepat dipahami dengan prakteknya," jelasnya.

Dia menambahkan saat ini bekerja di salah satu toko di Bandung. Namun dirinya masih bisa berbagi waktu dalam belajar Barongsai.

"Saya kerja di toko emas, bisa lah bagi waktu mah," ucapnya.

Sementara itu, pasangan pemain atraksi Barongsai Merah, Lukman Arif (18) menyebutkan ketertarikan terhadap dunia Barongsai adalah saat melihat pertunjukan di Bandung. Kemudian dirinya langsung ingin mempelajarinya.

"Awal tertarik karena lihat orang main barongsai suka pengen. Pertama lihat barongsai waktu SD sama ayah suka dibawa-bawa kalau ada cap go meh," bebernya.

Lukman menuturkan dalam bermain Barongsai yang terberat adalah latihan fisik. Menurutnya hal tersebut berpengaruh terhadap aksinya saat pentas.

"Latihan fisik yang berpengaruh. Seminggu dijadwal berapa kali untuk latihan fisik, sama latihan gerakan juga. Kalau fisik kaya kuda-kuda, kekuatan tangan, dan kaki. Soalnya biar gak gampang sakit juga. Gak mudah jadi gerakan-gerakan itu, apalagi kalau saya mah dari SD," ucapnya.

Dia menambahkan pasangan dalam Barongsai tidak ditentukan oleh pelatih. Namun disesuaikan dengan berat badan pemainnya.

"Pasangan mah tergantung berat tubuh. Jadi lebih ringan di depan. Tapi ada juga lebih berat di depan, tapi yang belakangnya harus kuat. Waktu tanding juga ada tim mana, badannya besar, tapi mainnya hebat," kata Lukman.

Lukman mengingatkan bahwa dalam Barongsai terdapat pesan toleransi. Apalagi saat ini Barongsai telah diakui sebagai Cabang Olahraga.

"Yang diharapkan dari saya mah sebagai pemain barongsai adalah masyarakat itu menilai barongsai bukan cuma budaya orang Tionghoa. Saya pribadi Islam, jadi pengen memperkenalkan kalau barongsai itu udah masuk cabang olahraga. Jadi ada semangat toleransinya lah. Kita sebagai umat islam menghargai barongsai," ungkapnya.

Pihaknya menjelaskan saat ini masih aktif sebagai pelajar di Kota Bandung. Makanya dirinya bisa lebih fokus sebagai pemain Barongsai.

"Saya masih sekolah di SMK Provita," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads