Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Jumat (20/1/2023). Dari mulai pembunuhan keji Wowon terhadap empat istrinya, hingga langkah politik Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah gabung Partai Golkar.
Tim detikJabar merangkum peristiwa dan kabar menarik yang menggemparkan Jabar hari ini. Berikut rangkumannya dalam ulasan Jabar Hari Ini:
Empat Istri yang Tewas di Tangan Wowon Cs
Duo serial killer Wowon Erawan alias Aki (60) dan Solihin alias Duloh (63) ditangkap terkait kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat. Sejauh ini diketahui ada 9 korban tewas yang dibunuh oleh keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan dari sembilan korban, empat diantaranya merupakan istri dari tersangka Wowon. Keempat orang korban yang berstatus istri itu diantaranya Ai Maimunah yang tewas di Bekasi dan Wiwin yang merupakan istri pertama Wowon.
Selain itu, ada juga korban bernama Farida yang ditemukan dikubur di kontrakan di Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang. Status perkawinan antara Wowon dan Farida diketahui oleh RT setempat saat Solihin dan Wowon mengontrak di sana.
"Mereka mengontrak empat orang, dua laki-laki yakni Solihin dan Wowon, kemudian Farida, dan anak kecil yang berusia sekitar 2 tahun. Kepada saya, Solihin menyebutkan jika Wowon dan Farida merupakan suami istri. Sedangkan Solihin sendiri merupakan ayah dari Farida," ujar Rahmat, ketua RT 02 Kampung Babakan Curug Desa Kertajaya.
Terbaru, polisi mengungkapkan Halimah yang merupakan ibu dari Ai sekaligus mantan istri Wowon juga tewas dibunuh pelaku. Sehingga total ada orang yang merupakan istri dibunuh oleh Wowon, yakni Ai Maimunah, Halimah, Farida, dan Wiwin.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran, mengungkapkan para korban tersebut merupakan orang-orang terdekat, bahkan masih memiliki hubungan keluarga dengan pelaku.
"Ketiga pelaku merupakan orang terdekat dari para korban," kata dia.
Para pelaku melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer dengan motif janji-janji yang dikemas dengan kemampuan spiritual.
"Motifnya janji-janji yang dikemas kemampuan supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," kata dia.
Menurut dia berdasarkan pengakuan pelaku, serangkaian aksi pembunuhan itu dilakukan karena para korban dianggap berbahaya sebab mengetahui tindak pidana lain yang dilakukan pelaku.
"Ternyata korban meninggal ini dibunuh karena para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain. Apa tindak pidana lain itu, mereka melakukan pembunuhan dengan motif janji yang dikemas kemampuan spiritual untuk membuat orang lain sukses dan kaya," kata dia.
"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain," lanjutnya
Heboh Penculikan di Tasik dan Sumedang
Seorang pria sempat diamankan warga karena dituduh menculik anak di Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Jumat (20/1/2023). Ternyata terduga pelaku merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ari Rinaldo mengatakan warga sempat curiga dengan gerak-gerik pria tersebut sehingga diamankan. Pria tersebut sempat menjadi bulan-bulanan warga.
"Jadi benar ada yang diamankan oleh warga karena penampilannya berbeda. Kemudian entah dari mana isunya datang (dia penculik anak) dan masih kami selidiki jadi muncul isu bahwa ini pelaku penculikan anak," katanya, Jumat (20/1/2023).
Pria tersebut kemudian dibawa menuju Polsek Bantarkalong untuk menjalani pemeriksaan. Diduga pria asal Garut itu merupakan ODGJ.
"Dibawa ke Polsek Bantarkalong tapi tidak nyambung saat dimintai keterangan. Alhasil, polisi mencari informasi hingga didapatkan identitas dan alamatnya. Keluarganya memastikan kalau pria ini pasien ODGJ asal Kabupaten Garut. Dia berjalan dari Cisompet sampai nyasar ke lokasi," tambah Ari.
Polisi pastikan tidak ada anak yang disentuh apalagi dibawa kabur oleh pria tersebut. "Jadi nggak ada anak yang diculik jangankan dibawa, disentuh aja nggak ada. Kami lagi telusuri siapa ini penyebab informasi bohongnya," kata Ari.
Polisi sudah menjalin komunikasi dengan dinas sosial untuk mengamankan pria tersebut. Pria tersebut rencananya akan dibawa keluargannya.
Sementara itu, dalam pesan WhatsApp yang beredar, diinformasikan adanya penculikan 9 anak SD di SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.
Terkait hal itu, Kapolres Sumedang AKBP Indra Setiawan memastikan kabar tersebut berita hoaks atau bohong. Sebelumnya, kata Indra, pihaknya telah memerintahkan Kapolsek Rancakalong untuk segera mengecek dan memastikan kebenaran berita tersebut.
"Berdasarkan pengecekan ke TKP dan konfirmasi dari Kepala Sekolah SDN Pasirlaja bahwa sampai selesai kegiatan belajar mengajar, siswa dari SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur masih dalam keadaan lengkap dan tidak ada informasi baik dari orang tua murid maupun warga sekitar," ungkap Indra, Jumat (20/1/2023).
Indra mengatakan setelah dilakukan pengecekan TKP dan pemeriksaan terhadap orang yang menyebarkan informasi tersebut, dapat dipastikan kabar itu merupakan kabar hoaks atau berita bohong.
"Dapat dipastikan bahwa informasi mengenai penculikan terhadap anak SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur Rancakalong merupakan kabar hoaks atau berita bohong," tegasnya.
Indra menjelaskan berita yang menggegerkan warga Rancakalong, Sumedang berawal dari status WhatsApp seorang warga Kecamatan Sumedang Utara berinisial EK (53).
"EK ini memposting sebuah tulisan yang isinya : waspada penculikan anak sekolah baru terjadi di SDN Sukanandur dan SDN Pasirlaja, 9 orang siswa SD dipaksa masuk mobil," tutur Kapolres.
Indra kemudian memerintahkan jajaran Polsek Rancakalong mengecek TKP dan memeriksa kebenaran berita tersebut, serta memeriksa beberapa orang yang sudah menyebarkan berita tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap EK, didapati keterangan bahwa status WhatsApp tersebut dibuat spontan setelah mendapat informasi dan melihat foto imbauan penculikan anak dari DC (37), seorang warga Rancakalong, tanpa mengetahui secara langsung kebenaran berita tersebut.
Sementara dari hasil pemeriksaan terhadap D.C didapatkan keterangan bahwa DC mendapatkan informasi penculikan tersebut dari grup Whatsapp Kelas VI SDN Sukanandur dengan isi berita: "Assalamualaikum, pa punten pami uih kedah sasarengan, ulah nyalira-nyalira aya culik melang"
Kemudian tidak berselang lama, DC menghubungi EK melalui telepon dan dalam perbincangannya DC mengatakan kepada EK terkait adanya informasi penculikan di SDN Suknandur.
"Nanti dulu bah, ini ada informasi di WhatsApp Kelas VI ada penculikan di SDN Sukanandur," ucap DC kepada EK.
Dari informasi yang sebelumnya tidak jelas ujung pangkalnya itulah, kabar pun lantas menyebar. Kapolres Indra mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah untuk percaya maupun menyebarkan berita yang belum pasti akan kebenarannya.
"Karena hal itu akan menimbulkan kecemasan dan kegaduhan di masyarakat serta menyebarkan berita hoax diatur dalam pasal pidana," terangnya.
Dari kejadian itu, EK dan DC sendiri setelah dilakukan pemeriksaan di Mapolsek Rancakalong, perkara ini tidak dilanjutkan secara hukum, namun hanya membuat surat pernyataan dan video klarifikasi.
"Karena berdasarkan pemeriksaan disimpulkan berita tersebut timbul karena kesalahpahaman dan spontanitas," ucap Indra.
Pilu Nenek Sukabumi yang Cari Keadilan
Seorang nenek berinisial SAI (61), warga Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi masih mencari keadilan hukum bagi cucunya yang menjadi korban pemerkosaan oleh pamannya sendiri, RP alias Dede (37). Namun, di tengah proses mencari keadilan, SAI justru dipolisikan.
Diketahui, peristiwa pemerkosaan itu terjadi pada 12 Oktober 2022 lalu. Tersangka sudah ditangkap oleh Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota, namun sudah hampir tiga bulan ini, kasus itu belum juga masuk ke meja persidangan.
Di tengah-tengah proses mencari keadilan bagi cucunya, sang nenek tiba-tiba dilaporkan balik oleh keluarga tersangka ke Polres Sukabumi Kota dengan dugaan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap RP. Baru-baru ini, SAI menjalani pemeriksaan sebagai saksi terlapor di Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota.
"Kami dalam memberikan keterangan itu memang merasa kaget dari awal. Dilaporkan di Unit I Reskrim yang mana kasus yang dilaporkan adalah Pasal 351 penganiayaan dan pengeroyokan Pasal 170," kata Yoseph kuasa hukum SAI di Mapolres Sukabumi Kota, Jumat (20/1/2023).
Dia mengatakan, SAI akan mengikuti proses hukum itu meski tengah memperjuangkan keadilan bagi sang cucu yang mendapatkan kekerasan seksual. "Kita akan ikut perkembangan selanjutnya," ujarnya.
Dia menerangkan, peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi pada 15 Oktober 2022 lalu sekira pukul 19.00 WIB dan berkaitan erat dengan peristiwa pemerkosaan kepada bocah usia 8 tahun. Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh RP mengundang amarah warga hingga terjadi dugaan pengeroyokan.
"Karena namanya kasus seperti ini mengundang reaksi semua pihak, lalu pada akhirnya masa berdatangan dan terjadilah itu (dugaan pengeroyokan). Akhirnya tidak terima dengan perlakuan tersebut, tersangka ini minta tolong ke orang tuanya dan membuat laporan ke polisi," sambungnya.
Lebih mirisnya lagi, orang tua tersangka merupakan kakek kandung dari bocah korban pemerkosaan. Pihaknya menyayangkan adanya fenomena tersebut. "Kalau kami menginginkan bagaimanapun proses hukum ini berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tegasnya.
Sekedar informasi, kasus dugaan pemerkosaan terhadap bocah berusia 8 tahun terungkap pada 26 Oktober 2022 lalu. Mulanya, nenek korban melihat sang cucu kesakitan pada area vitalnya hingga sempat dilarikan ke rumah sakit. Dari situlah diketahui jika cucunya mengalami kekerasan seksual.
Tersangka diancam pasal berlapis yaitu Pasal 81 dan atau Pasal 82 Undang-undang nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah nomor 01 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi undang-undang dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Tumpukan Sampah di Bojongsoang dan Pangandaran
Tumpukan sampah menggunung di Jalan Raya Bojongsoang, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sampah tersebut mulai menumpuk sejak 5 tahun yang lalu.
Pantauan detikJabar, tumpukan sampah tersebut berada di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Namun lebih tepatnya masuk ke area Kabupaten Bandung yang berdekatan dengan jembatan tol Purbaleunyi.
Terlihat tumpukan sampah tersebut hampir setara dengan benteng beton yang berukuran dua meter. Kemudian panjang tumpukan tersebut berkisar antara meter sampai 30 meter dan lebarnya mencapai sekitar tujuh meter.
Warga setempat, Dedi Rianto (56) mengatakan sampah tersebut berasal dari warga yang melintas melewati area tersebut. Kemudian warga tersebut langsung melempar dengan sengaja.
"Ini mah bukan sampah warga sini, soalnya warga sini mah gak buang ke sini. Mereka biasanya bawa sampah dari rumah, terus sambil lewat dilempar we ke sini," ujar Dedi, saat ditemui detikJabar, Jumat (20/1/2023).
Pihaknya menyebutkan masyarakat tersebut banyak yang membuang sampah pada malam hari. Sehingga tidak banyak orang lain yang melihat.
"Jadi ini mah banyak masyarakat yang buang sampahnya pada malam hari. Saya pernah lihat juga yang buang ada yang pakai mobil juga, tapi yang pakai motor lebih banyak," katanya.
Dedi mengungkapkan sebetulnya area tersebur bukan area Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Menurutnya itu disebabkan ada masyarakat yang sering buang ke area tersebut.
"Sebenarnya bukan TPS, cuma awalnya ada pertama buang, jadi warga lain juga ikut-ikutan buang ke sini. Jadi seakan jadi TPS aja we. Bagusnya mah ditutup aja, kalau kaya gini kan jadi kaya TPS, padahal bukan," tegasnya.
Tumpukan sampah di perbatasan Kota dan Kabupaten Bandung, tepatnya di Bojongsoang pada Jumat (20/1/2023) Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Dia menuturkan saat ini kondisi tumpukan sampah tersebut sedang mengering. Menurutnya jika hujan tiba bisa menimbulkan bau yang tidak sedap.
"Kalau hujan mah ya becek, ya bau juga. Kalau basah, ada belatung dan bisa sampai ke kios ini," kata Dedi.
Pihaknya menegaskan seharusnya sampah tersebut bisa terus diangkut. Makanya tidak menimbulkan penumpukan.
"Pemasukan sampah banyak, tapi diangkut jarang. Harusnya mah terus diangkut. Ini soalnya udah ada sampai 5 tahunan yang lalu, awalnya mah sedikit. Dulu mah ada yang buang, terus diangkat," bebernya.
Dengan adanya tumpukan sampah tersebut, Dia mengaku tak bisa bertindak apa-apa. Namun dirinya berharap bisa segera diangkut.
"Saya juga mah gak bisa apa-apa, cuma pengennya mah dibersihin. Kalau pembersihan di kampung-kampung mah sudah ada iurannya," ungkapnya.
Dia menambahkan pengangkutan sampah tersebut bisa berjalan lama. Soalnya tumpukan sampah tersebut begitu banyak.
"Ini mah bersihinnya harus ngabisin berapa truk, 10 truk juga gak akan habis ini mah. Apalagi ini dalemnya ada lah 2 meter," pungkasnya.
Sementara itu, di Pangandaran tepatnya di Desa Purbahayu dibuat tidak nyaman dengan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keberadaan TPA ini mulai menggunung hingga mengeluarkan bau tak sedap.
Masyarakat sekitar yang tinggal di dekat TPA Purbahayu kerap kena imbas karena bau tak sedap dan kedatangan lalat. Selain Desa Purbahayu, TPA tersebut berada di perbatasan dengan Desa Pagergunung.
Warga setempat NS (32) mengatakan bau sampah yang berasal dari TPA Purbahayu mengganggu kenyamanan, apalagi saat turun hujan yang seringkali kedatangan lalat.
"Kalau turun hujan malah banyak lalat yang masuk rumah-rumah dan mengganggu kenyamanan. Penumpukan sampahnya sudah terlalu banyak," kata NS saat diwawancarai detikJabar, Jumat (20/1/2023).
Dia menuturkan menumpuknya sampah di TPA tersebut dikarenakan belum adanya pengolahan sampah yang cukup baik. Sampah yang datang hanya sebatas dibuang tanpa pemilahan. Apalagi, sampah yang menggunung sempat longsor dan air limbahnya menggenang mengeluarkan bau.
"Belum ada pengolahan sampah dengan baik, karena setelah dibuang TPA hanya dibuang aja tidak ada pemilahan ataupun apa gitu," ucapnya.
Dari informasi yang diterima, TPA Purbahayu memiliki luas 5 hektar merupakan tanah pengangonan yang diserahkan ke Pemda Pangandaran.
Sekretaris Desa Purbahayu Darsum mengatakan sampah di TPA Purbahayu memang sudah mulai menggunung karena tidak ada proses pengolahan sampah lanjutan. "Biasanya sih suka disodok tiap 3 bulan sekali, ini sampahnya sudah bau banget," kata Darsum.
Pihak Pemdes Purbahayu meminta agar DLHK Pangandaran segera menangani masalah pengolahan sampah di TPA Purbahayu. "Kami minta ada penanganan secara khusus masalah pengelolaan sampah, karena kalau tidak ada penanganan bisa semakin menggunung," ucapnya.
Wilayah yang paling dekat dengan TPA terdapat dua dusun diantaranya Dusun Sukajadi, Dusun Sukamanah dan wilayah di perbatasan Desa Pagergunung. "Rumah paling dekat sekitar 500 meter itu bakalan yang paling terdampak aroma baunya. Apalagi soal kesehatan apabila tidak segera ditangani," katanya.
Langkah Politik Ridwan Kamil Usai Gabung Golkar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah resmi menjadi kader Partai Golkar. Usai bergabung dengan partai berlambang beringin kuning tersebut, Ridwan Kamil pun bicara soal peluang perjalanan politiknya di Pemilu 2024 mendatang.
Ditemui wartawan di Gedung Sate, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku banyak pilihan yang bisa ia ambil untuk kontestasi Pemilu. Namun di antara pilihannya, Kang Emil kini sudah realistis jika harus dicalonkan Golkar untuk maju di Pilkada 2024.
"Pilihan-pilihan itu banyak. Di (Pilkada) Jawa Barat juga baik, di DKI surveinya juga kan bagus. Tapi keputusannya tidak sekarang. Yang jelas, apapun yang diarahkan sesuai kondisi, potensi, pasti dipertimbangkan," kata Kang Emil, Jumat (20/1/2023).
Kang Emil juga mengakui membidik Pilkada DKI Jakarta untuk perjalanan politiknya di 2024 nanti. Namun, ia menyerahkan semua keputusannya ke Partai Golkar.
"Dari pengalaman hidup yah, tidak bisa diceritakan dari sekarang. Nanti aja menjelang-menjelang. Tapi bahwa peluangnya ada, ada kan. Karena saya masih 1 periode jadi gubernur. Jadi DKI masih sangat memungkinkan dan survei juga bagus," ungkapnya.
Untuk saat ini, Kang Emil mengaku ditugaskan untuk memenangkan Partai Golkar di Jawa Barat. Ia ingin mendongkrak suara Golkar di nasional, dengan cara menggaet generasi millenial supaya bisa memilih Partai Golkar.
"Ya pokoknya karena saya sudah berlabuh ke partai, fokus memenangkan partai dulu di 2024. Supaya suara Golkar di Jabar bisa membaik, di nasional membaik," ucapnya.
"Kan saya bawa rombongan tidak hanya Jawa Barat. Tapi generasi-generasi muda yang bisa dipengaruhi dengan cara inspiratif dan positif. Karena politik itu mulia, untuk memperbaiki sesuatu yang kita anggap kurang baik menjadi lebih baik oleh keputusan-keputusan itu," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzly bicara terkait kemungkinan Ridwan Kamil menjadi cawapres pendamping Airlangga. Ace mengungkap RK sempat menyampaikan dirinya tahu diri.
"Pak Ridwan Kamil sampaikan, beliau politiknya tahu diri. Saya kira beliau akan tunduk kepada apa yang jadi perintah partai. Bukan soal tidak berkapasitas, ini kan soal fatsun kebijakan partai," tutur Ace.
Meski demikian Ace mengatakan RK berpeluang untuk maju kembali sebagai Gubernur Jawa Barat. Partai Golkar akan menjadi pendukung RK.
"Nah karena kita tahu selama ini Pak Ridwan Kamil belum tercatat sebagai kader partai manapun dan sekarang tercatat sebagai kader Golkar, maka kewajiban Golkar pastikan pemilu 2024, Pileg, Pilpres bisa dimenangkan Golkar dan Pak RK berhak dicalonkan menjadi kepala daerah kembali," ujarnya.
"Ya segala kemungkinan seperti Pilkada bisa saja," tutur Ace menjawab kemungkinan Ridwan Kamil maju di DKI Jakarta.