Hoaks Penculikan Anak Resahkan Warga Sumedang

Hoaks Penculikan Anak Resahkan Warga Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 20 Jan 2023 15:00 WIB
Mother and son holding hands.
Ilustrasi penculikan. (Foto: iStock)
Sumedang -

Hati-hati dalam menyebarkan kabar di media perpesanan WhatsApp jika belum tahu kebenarannya. Sebab hal itu bisa bikin geger seperti yang terjadi di Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Dalam pesan WhatsApp yang beredar, diinformasikan adanya penculikan 9 anak SD di SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Terkait hal itu, Kapolres Sumedang AKBP Indra Setiawan memastikan kabar tersebut berita hoaks atau bohong. Sebelumnya, kata Indra, pihaknya telah memerintahkan Kapolsek Rancakalong untuk segera mengecek dan memastikan kebenaran berita tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan pengecekan ke TKP dan konfirmasi dari Kepala Sekolah SDN Pasirlaja bahwa sampai selesai kegiatan belajar mengajar, siswa dari SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur masih dalam keadaan lengkap dan tidak ada informasi baik dari orang tua murid maupun warga sekitar," ungkap Indra, Jumat (20/1/2023).

Indra mengatakan setelah dilakukan pengecekan TKP dan pemeriksaan terhadap orang yang menyebarkan informasi tersebut, dapat dipastikan kabar itu merupakan kabar hoaks atau berita bohong.

ADVERTISEMENT

"Dapat dipastikan bahwa informasi mengenai penculikan terhadap anak SDN Pasirlaja dan SDN Sukanandur Rancakalong merupakan kabar hoaks atau berita bohong," tegasnya.

Indra menjelaskan berita yang menggegerkan warga Rancakalong, Sumedang berawal dari status WhatsApp seorang warga Kecamatan Sumedang Utara berinisial EK (53).

"EK ini memposting sebuah tulisan yang isinya : waspada penculikan anak sekolah baru terjadi di SDN Sukanandur dan SDN Pasirlaja, 9 orang siswa SD dipaksa masuk mobil," tutur Kapolres.

Indra kemudian memerintahkan jajaran Polsek Rancakalong mengecek TKP dan memeriksa kebenaran berita tersebut, serta memeriksa beberapa orang yang sudah menyebarkan berita tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap EK, didapati keterangan bahwa status WhatsApp tersebut dibuat spontan setelah mendapat informasi dan melihat foto imbauan penculikan anak dari DC (37), seorang warga Rancakalong, tanpa mengetahui secara langsung kebenaran berita tersebut.

Sementara dari hasil pemeriksaan terhadap D.C didapatkan keterangan bahwa DC mendapatkan informasi penculikan tersebut dari grup Whatsapp Kelas VI SDN Sukanandur dengan isi berita: "Assalamualaikum, pa punten pami uih kedah sasarengan, ulah nyalira-nyalira aya culik melang"

Kemudian tidak berselang lama, DC menghubungi EK melalui telepon dan dalam perbincangannya DC mengatakan kepada EK terkait adanya informasi penculikan di SDN Suknandur.

"Nanti dulu bah, ini ada informasi di WhatsApp Kelas VI ada penculikan di SDN Sukanandur," ucap DC kepada EK.

Dari informasi yang sebelumnya tidak jelas ujung pangkalnya itulah, kabar pun lantas menyebar. Kapolres Indra mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah untuk percaya maupun menyebarkan berita yang belum pasti akan kebenarannya.

"Karena hal itu akan menimbulkan kecemasan dan kegaduhan di masyarakat serta menyebarkan berita hoax diatur dalam pasal pidana," terangnya.

Dari kejadian itu, EK dan DC sendiri setelah dilakukan pemeriksaan di Mapolsek Rancakalong, perkara ini tidak dilanjutkan secara hukum, namun hanya membuat surat pernyataan dan video klarifikasi.

"Karena berdasarkan pemerikasaan disimpulkan berita tersebut timbul karena kesalahpahaman dan spontanitas," ucap Indra.

(iqk/orb)


Hide Ads