Raja Nikolai dan Ungkapan 'Come to Garut and Let We Die'

Lorong Waktu

Raja Nikolai dan Ungkapan 'Come to Garut and Let We Die'

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 15 Jan 2023 11:00 WIB
Tsar Nicholas II
Tsar Nicholas II (Foto: Istimewa/ http://img-fotki.yandex.ru/get/4008/more7007.1e/0_48b97_c808d201_orig)
Garut -

Sejumlah tokoh berpengaruh dunia tercatat pernah mengunjungi Garut. Nikolai Alexandrovich Romanov alias Tsar Nicholas II salah satunya. Saat ia berkunjung ke Garut, ia pernah berucap "Come to Garut and let we die."

"Ucapan itu kira-kira, maksudnya, mati pun tidak apa, yang penting sudah berkunjung ke Garut. Begitu sepertinya jika diartikan," ungkap Sejarawan asal Garut Warjita saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Saat itu ia membahas sosok fenomenal yang pernah melancong ke Garut, Tsar Nicholas II. Di pelataran Pendopo Garut, Jalan Ranggalawe yang sedang sepi, detikJabar berbincang dengan Warjita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Topik yang dibicarakan, adalah soal seorang sosok fenomenal, yang konon kabarnya pernah melancong ke Kota Dodol, yakni Raja pamungkas dari dinasti kekaisaran Rusia zaman dulu.

Warjita terlihat bersemangat kala membahas sosok tersebut. Perbincangan yang langsung memutar kembali ingatannya, tentang bukti-bukti sejarah yang pernah ditemukannya secara langsung tentang orang itu.

ADVERTISEMENT

Bulan Maret tahun 1891. Warjita bercerita, di momen tersebut, ada satu hal spesial yang terjadi di Kabupaten Garut. Yakni, datangnya seorang putra mahkota Raja Rusia, bernama Nikolai.

Datang ke Indonesia via Batavia (sekarang Jakarta), anak Tsar Aleksandr III yang memimpin Rusia kala itu menyusuri berbagai daerah di tanah pasundan. Mulai dari mendatangi Bogor, hingga perjalanannya terhenti di sebuah kota indah yang kini dijuluki Swiss van Java.

Kedatangannya disambut meriah kala itu di Stasiun Garut. Calon raja yang saat itu baru berusia 23 tahun, kemudian diterima secara langsung oleh Dalem, atau Bupati Garut RAA Wiratanudatar VII (memimpin 1871-1913).

"Bahkan saat itu Tsar Nicholas ini menginap di rumah dinas Dalem yang ada di Pendopo," kata Warjita sembari menunjuk ke arah belakang.

Kedatangan Nikolai ini, tak lain adalah untuk berwisata. Berpetualang di alam Garut, yang sangat menawan di mata orang asing kala itu, termasuk menak-menak dari Eropa sepertinya.

Hutan di antara Gunung Cikuray dan Papandayan, dipilih menjadi medannya. Belasan babi diburunya hingga mati tak berdaya. Di akhir kunjungannya, konon Nikolai memberikan kenang-kenangan kepada bupati RAA Wiratanudatar VII, berupa sebuah cincin emas, sebelum kembali ke Batavia.

Bahkan, konon kabarnya juga, Nikolai pernah berujar; Come to Garut and let we die. Warjita memiliki pandangan, ungkapan itu berarti tak masalah jika mati. Yang penting, pernah berkunjung ke Garut.

"Banyak catatan sejarah yang menuliskan jika Tsar Nicholas II ini pernah ke Garut," pungkas Warjita.

Tiga tahun setelah berkunjung ke Garut, Nikolai kemudian ditasbihkan sebagai orang nomor satu di kekaisaran Rusia. Menjadi suksesor sang ayah, Aleksander III dan menjadi pucuk pimpinan para pasukannya. Beragam aksi dilakukan selama memimpin. Termasuk, menjadi tokoh yang terlibat memimpin pasukan Kekaisaran Rusia, dalam perang dunia pertama yang dimulai 1914.

Di akhir hayatnya, Tsar Nicholas II bernasib tragis. Dia turun tahta di tahun 1917. Di tahun yang sama, Tsar Nicholas II dieksekusi mati bersama beberapa loyalis, anak termasuk sang istri, Aleksandra Fyodorovna atau Alix oleh kelompok revolusi Rusia.

Jika ucapan Tsar Nicholas II kala berkunjung ke Garut di tahun 1891 seperti yang diungkap Warjita itu benar, maka dia mati dengan tenang. Sebab, Nikolai berkata... Come to Garut and let we die.

(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads