Kenangan Indah Adipati Agung Franz Ferdinand di Papandayan

Lorong Waktu

Kenangan Indah Adipati Agung Franz Ferdinand di Papandayan

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 15 Jan 2023 08:00 WIB
Jejak Franz Ferdinand di Garut
Jejak Franz Ferdinand di Garut (Foto: Kolase detikJabar (Perpustakaan Nasional Austria&Hakim Ghani))
Garut -

Franz Ferdinand merupakan salah satu tokoh berpengaruh di dunia. Jauh sebelum terbunuh di Sarajevo dan memicu perang dunia pertama , anak Karl Ludwig dari Austria ini pernah pelesiran ke sebuah surga kecil bernama Garut.

11 April 1893, pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta saat ini ramai orang. Mereka berkumpul menyambut seseorang yang kabarnya sangat dihormati di belahan dunia lain.

Dia adalah Archduke Franz Ferdinand Carl Ludwig Joseph Maria of Austria alias Adipati Agung Franz Ferdinand. Ningrat pewaris takhta kerajaan Austria-Hungaria, yang saat itu sedang jaya-jayanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pagi ini sangat ramai di Tandjong Priok, ketika Archduke Franz Ferdinand tiba di sana dan berkendara ke Weltevreden (Gambir) pada pukul setengah sepuluh dengan kereta Gubernur Jenderal. Tulis surat kabar Het Vaderland menggambarkan situasi kedatangan sang menak kala itu," seperti dikutip detikJabar dari koran Het Vaderland 12 Mei 1893.

ADVERTISEMENT
Franz Ferdinand, Archduke of Austria-Este (1863–1914) berseragam.Franz Ferdinand, Archduke of Austria-Este (1863–1914) berseragam. Foto: Perpustakaan Nasional Austria, Arsip Gambar Austria, inventaris no. LSCH 0029-C

Dia dikabarkan datang dengan beberapa pangeran lain saat itu. Dalam laporan Het Vaderland, tidak disebutkan siapa saja yang ikut dalam rombongan. Tapi yang jelas, 'pangeran lain' itu berpakaian dengan setelan mewah, layaknya Franz Ferdinand.

Kedatangannya kala itu, adalah bagian dari misinya mengelilingi dunia di akhir tahun 1800-an. Franz Ferdinand sempat berkunjung ke beberapa daerah. Salah satunya ke Muara Baru untuk berburu buaya. Kemudian ke Buitenzorg, atau yang sekarang dikenal Bogor.

Tapi, ada satu hal yang menarik dari momen itu. Adalah kunjungannya ke sebuah kota kecil, yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Garut di selatan Jawa Barat.

Dari catatan Het Vaderland, Franz Ferdinand datang ke Garut pada 13 April 1893. Tepat sehari setelah dirinya menginjakan kaki di Indonesia. Bersama rombongan, Franz Ferdinand datang ke tatar Pasundan dengan menaiki lokomotif.

"Rabu pergi ke Garut; di perjalanan ada jeda di Bandung. Kamis, perjalanan dilakukan ke Papandayan, Jumat ke Danau Bagendit. Sore hari Archduke akan pergi ke Cianjur dan pada hari Sabtu berburu rusa" tulis Het Vaderland.

Mereka datang jam 5 sore di Stasiun Garut setelah sempat singgah di Bandung. Dikisahkan, banyak orang yang berdesakan menyaksikan upacara penyambutan pria berkumis baplang itu di Stasiun Garut. Setelah tiba, Franz Ferdinand dikabarkan menginap di hotel Von Horck.

Penampakan Stasiun Garut dan reaktivasi jalur Cibatu-GarutTempat pertama Franz Ferdinand menginjakan kaki di Garut, Stasiun Garut (Foto: Hakim Ghani/detikjabar)

Franz Ferdinand dan menak-menak lain yang ikut dalam rombongan kala itu, malam itu juga kemudian disambut di Pendopo oleh Bupati Garut, zaman RAA Wiratanudatar VII (menjabat 1871-1915). Mereka menyaksikan pergelaran wayang orang hingga hampir larut malam.

Keesokan harinya, Franz Ferdinand kemudian bertolak ke Gunung Papandayan menggunakan kereta kuda. Didampingi para pejabat setempat dan banyak ajudannya. Dia dikabarkan berburu di sana. Konon kabarnya, terselip kisah menarik dari perburuan yang dilakukan Franz Ferdinand di Gunung Papandayan. Hal tersebut diungkap Sejarawan asal Garut, Warjita.

"Franz Ferdinand sempat melakukan perburuan babi hutan di daerah Cigedug, sebelum berkunjung ke Papandayan. Namun, Menurut Franz Ferdinand, perburuan di Cigedug itu seperti direkayasa oleh dalem atau Bupati Garut Wiratanudatar," kata Warjita kepada detikJabar belum lama ini.

Gunung Papandayan GarutGunung Papandayan yang jadi tempat berburu Franz Ferdinand Foto: Hakim Ghani

"Karena seolah-olah babi hutan sudah disiapkan oleh masyarakat. Artinya, babi hutan itu sebelumnya telah ditangkap atas perintah Dalem Garut untuk dipersiapkan jadi buruan Franz Ferdinand," katanya menambahkan.

Kendati demikian, Franz Ferdinand kabarnya tetap menikmati petualangannya di Garut. Dia bahkan sempat melongok masyarakat pribumi yang membuat kerajinan tangan di sepanjang jalan yang dilalui.

Tidak diketahui secara pasti juga, apakah Franz Ferdinand jadi berkunjung ke Situ Bagendit, atau tidak, seperti agenda yang ditulis surat kabar Het Vaderland pada 11 April 1893.

Cerita Franz Ferdinand dan kenangannya di Gunung Papandayan ini, akan selalu dikenang oleh warga Garut. Sebab, beberapa tahun setelah kunjungannya ke Garut, Franz Ferdinand menjadi salah satu tokoh yang paling diperbincangkan seantero dunia.

28 Juni tahun 1914. Lebih dari 21 tahun berlalu usai kunjungannya ke kota berjuluk Swiss van Java, Franz Ferdinand tewas dengan cara yang tragis. Dia ditembak seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Gavrilo Princip di Kota Sarajevo, yang kini masuk ke dalam bagian negara Bosnia Herzegovina.

Sang raja muda tewas diterjang timah panas, kala menunggang kendaraan bersama sang pujaan hati, Sophie. Tewasnya Franz Ferdinand itu, disebut-sebut sebagai pemicu terjadinya Perang Dunia I yang terjadi tepat sebulan setelahnya.

(yum/yum)


Hide Ads