Penyebab Banyaknya Pekerja Lulusan SD di Sukabumi

Penyebab Banyaknya Pekerja Lulusan SD di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 13 Jan 2023 17:00 WIB
Karyawan kantor berjalan kaki.   dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi pekerja (Foto: Dikhy Sasra)
Sukabumi -

Jumlah pekerja di Kota Sukabumi, berdasarkan pendidikan terakhirnya tercatat lebih banyak tamatan Sekolah Dasar (SD). Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi menyebut kondisi itu disebabkan ketidakseimbangan antara lapangan kerja dengan skil pekerja.

Dilihat dari data BPS, pekerja yang berpendidikan SD ke bawah pada Agustus 2022 tercatat ada 35,84 ribu orang atau 24,63 persen, sedangkan tamatan Sarjana (Diploma IV, S1 sampai S3) tercatat 20,88 ribu atau 14,35 persen dari jumlah pekerja 145 ribu.

Kepala Disnaker Abdul Rachman mengatakan, pihaknya akan mengkaji dan mengevaluasi hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS). Dia mengatakan, akan membuat sistem baru untuk menelaah lebih dalam terkait data pekerja sesuai tingkatan tamatan sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kita kaji ulang dan evaluasi hasil dari BPS. Kita akan membuat suatu sistem aplikasi yang akan melihat gambaran mengenai komposisi tenaga kerja sehingga nanti kalau sudah dilihat tingkatan SD, SMP atau SMA nanti itu yang akan kita kaji lebih dalam," kata Abdul kepada detikJabar, Jumat (13/1/2023).

Kondisi tenaga kerja di Kota Sukabumi belum seimbang antara skill pekerja, upah, dan lapangan pekerjaan. Menurutnya, pekerja dengan skill atau bisa dikatakan lulusan Sarjana membutuhkan upah yang lebih besar ketimbang pekerja non skill atau lulusan SD ke bawah.

ADVERTISEMENT

"Iya karena memang di saat pandemi perusahaan banyak yang mengurangi tenaga kerja. Di sisi lain tenaga kerja yang memiliki skill membutuhkan sistem penggajian yang lebih tinggi dibanding non skill. Mungkin itu salah satu penyebab perusahaan menerima pekerja non skill karena memiliki upah yang rendah," jelasnya.

Persoalan upah pun sudah diatur dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Kota Sukabumi. Sehingga, tak banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah upah bagi pekerja dengan kompetensi yang sesuai.

"Kemungkinan penyerapan perusahaan butuh tenaga besar non skill, itu yang sudah siap kerja di tingkatan SD, yang tidak mengutamakan skill. Itu jadi bahan evaluasi kita supaya ada peningkatan skill bagi para pencaker (pencari kerja) di Kota Sukabumi," sambungnya.

Abdul juga mengakui jika lapangan kerja perusahaan-perusahaan di Kota Sukabumi gak banyak. Masyarakat cenderung mencari pekerjaan di wilayah industri seperti Kabupaten Sukabumi. "Kebanyakan itu semua orientasi ke kabupaten (Sukabumi) dimana banyak bertumbuh pabrik-pabrik. Justru itu jadi tantangan bagi kita bagaimana Disnaker saat ini untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja di kota yang siap kerja dan memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan," kata dia.

"Ke depan kita juga akan mengembangkan balai latihan kerja yang sekarang masih belum optimal. Di situ kita akan persiapakan calon-calon tenaga kerja untuk bisa siap kerja dengan skill," tutupnya.

(yum/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads