Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi mencatat, jumlah pekerja yang menjadi penopang ekonomi rumah tangga masih didominasi lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Jumlahnya meningkat jika dibandingkan lulusan lainnya.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk bekerja yang berpendidikan SD ke bawah pada Agustus 2021 tercatat 34,52 ribu orang atau 26,11% dari jumlah penduduk yang bekerja di Kota Sukabumi 128 ribu. Sementara itu pada Agustus 2022 tercatat ada 35,84 ribu orang atau 24,63% dari jumlah pekerja 145 ribu.
"Ya (kebanyakan pekerja lulusan SD) gini asumsi-asumsi dasar yang paling mudah kita bayangkan tingkat lulusan sekolah akan menyesuaikan posisi bekerja. Lulusan SD tidak mungkin melamar kerja sebagai direktur," kata Agus Susilo selaku Fungsional Statistisi BPS Kota Sukabumi kepada detikJabar, Rabu (11/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otomatis apapun jenis pekerjaannya akan dikerjakan. Makanya biasanya secara survei ataupun secara fenomenanya bahwa semakin rendah pendidikan jarang yang nganggur karena dia tidak pilih-pilih kerjaan," sambungnya.
Lebih lanjut, jenis pekerjaan yang dilakukan oleh warga lulusan SD ke bawah tergolong informal. Dia menjelaskan, informal adalah jenis pekerjaan yang diperoleh dari usaha sendiri, membantu pekerjaan anggota keluarga dan lain-lain.
"Informal itu sebenarnya kita masih mengacu pada kesepakatan dari ILO dan diterjemahkan dengan SILS. Informal itu yang berusaha sendiri seperti tukang ojek, PKL yang berusaha sendiri, dibantu buruh tetap, pekerja keluarga juga masuk. Contohnya saya punya warung, lalu anak saya bantuin nunggu warung, yang menunggu itu kan membantu mendapatkan penghasilan keluarga, dia tidak terlibat secara ekonomi tapi sifatnya membantu penghasilan keluarga," jelasnya.
Kelebihan dari pekerja informal tentu saja lebih fleksibel dari segi waktu dan penghasilan. Sementara kekurangannya, pekerjaan informal tidak memiliki payung hukum sehingga rentan kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Lalu bagaimana dengan lulusan Sarjana?
Dilihat dari data BPS, pekerja dengan tamatan pendidikan Diploma I sampai III pada Agustus 2022 tercatat hanya 5,8 ribu orang atau 3,99% dari total pekerja di Kota Sukabumi 128 ribu orang. Kemudian untuk pekerja tamatan Sarjana (Diploma IV, S1 sampai S3) tercatat 20,88 ribu atau 14,35% dari total pekerja sebanyak 145 ribu.
Agus mengatakan, warga dengan lulusan sarjana akan berpikir seribu kali untuk melamar pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Hal itu menjadi salah satu penyebab banyaknya pengangguran dari kalangan sarjana.
"Lain halnya lulusan kuliah. Pasti akan ada kesesuaian pilihan minat bahkan pendidikan. Makanya betul posisi pendidikannya di bawah ternyata jumlah angkatan kerjanya banyak, karena akan seperti itu kondisinya dan justru orang yang nganggur ini dominasinya oleh orang dengan pendidikan menengah atas," jelasnya.
(mso/mso)