Sejumlah pakar menyebut jika nitrogen cair dari jajanan 'chiki ngebul' berbahaya untuk kesehatan. Seperti kasus di Tasikmalaya dan Bekasi, beberapa anak dilaporkan mengalami keracunan.
Dilansir detikHealth, pakar teknologi pangan dari IPB Nuri Andarwulan memberikan peringatan akan bahaya nitrogen cair di jajanan anak-anak. Nitrogen cair atau LN adalah senyawa yang berada dalam keadaan cair pada suhu yang sangat rendah.
Penyajian jajanan chiki ngebul dengan nitrogen cair banyak diminati anak-anak karena efeknya bak napas naga atau dragon's breath. Padahal potensi bahaya jika tak sengaja menghirup uap nitrogen cair juga sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat dikonsumsi, anak-anak dan remaja sangat suka karena bisa mengeluarkan asap dari hidung atau napas naga 'dragons breath'. Kalau dilihat dari prakteknya, risikonya ya ini kalau tersedot atau menghirup nitrogen cair yang menjadi uap," katanya dalam webinar Kewaspadaan Dini Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan, Selasa (11/1/2023).
Selain fatal ketika tertelan, efek nitrogen cair ternyata berbahaya saat terhirup. Nuri menjelaskan seseorang bisa merasa pusing, mual, muntah, kehilangan kesadaran mendadak, sesak napas bahkan kematian.
"Karena nitrogen akan menguasai paru-paru seperti menggantikan oksigen. Jika kontak kulit dan mata, bisa menyebabkan luka bakar dingin yang parah," bebernya.
Sekadar diketahui, Dinkes Jawa Barat resmi menetapkan status darurat medis atas kasus chiki ngebul atau chikbul. Sebagaimana diketahui, 28 anak di Jabar mengalami keracunan akibat mengkonsumsi jajanan yang mengandung nitrogen cair dan sedang digandrungi anak-anak tersebut.
Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari Kementerian Kesehatan mengenai kasus chikbul yang mengakibatkan 28 anak keracunan. Kini, status di Jabar ditetapkan menjadi darurat medis akibat kasus chikbul itu.
"Pada tanggal 3 Januari 2023 kemarin, kami mendapat surat rujukan dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes yang menyatakan agar kasus ini menjadi situasi kedaruratan medis," kata Dewi saat dihubungi wartawan, Rabu (11/1/2023).
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.