Kerja di luar negeri masih sangat diminati masyarakat di Kabupaten Indramayu. Selama tahun 2022, Dinas ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Indramayu mencatat ada 17 ribu orang mendaftar sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Seperti pantauan detikJabar di kantor Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Kabupaten Indramayu, pengunjung tampak memenuhi berbagai pelayanan. Di antaranya mereka yang akan mendaftar untuk bekerja di luar negeri.
Dalam catatan Disnakertrans Kabupaten Indramayu, calon PMI di awal tahun 2023 ini sudah mencapai 400-an orang. Dengan hitungan rata-rata per hari mencapai 70 sampai 80 pendaftar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pendaftar, baru beberapa hari buka di awal tahun ini saja setiap harinya bisa 70 sampai 80 calon PMI," kata Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Indramayu Masroni, Selasa (10/1/2023).
Sementara di tahun 2022, Disnakertrans Indramayu mencatat ada sekitar 17 ribu warga Indramayu yang mendaftar sebagai calon pekerja migran. Mayoritas mereka mendaftar sebagai asisten rumah tangga.
Negara tujuan kerja sangat beragam. Salah satunya negara Taiwan yang jadi tempat favorit baik calon buruh pabrik, nelayan maupun asisten rumah tangga.
"Sekitar 10 ribu bekerja di negara Taiwan. Memang rata-rata sebagai asisten rumah tangga, tapi yang formal juga ada kerja di manufaktur kayak gitu, kita juga kan basis nelayan," katanya.
Kendati demikian, perjalanan sebagai pekerja migran tidak selalu lancar. Selama tahun 2022 lalu, Disnakertrans juga mencatat banyak kasus yang dialami PMI asal Indramayu.
Sedikitnya, Disnakertrans mendapat laporan 170 kasus. Yang di antaranya, memulangkan PMI yang meninggal di negara tempat mereka bekerja.
Masroni menyayangkan, banyak PMI yang tidak melapor ketika sudah kembali ke tanah air. Sehingga, menyulitkan proses pendataan. "Kadang mereka laporan kalau mau berangkat ke luar negeri lagi," ujarnya.
(mso/mso)










































