Dinkes Jawa Barat memberikan imbauan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mengawasi peredaran jajanan chiki ngebul alias chikbul. Imbauan ini diberikan setelah 28 anak di Jabar mengalami keracunan jajanan yang sedang ngetren di sekolah tersebut.
"Kami saat mendapat informasi ini (anak keracunan chikbul) langsung meneruskan sistem kewaspadaan ke 27 kabupaten/kota. Saat ini baru 2 daerah yang melaporkan, dan tidak ada tambahan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi, Senin (9/1/2023).
Sebagaimana diketahui, 28 anak yang keracunan chikbul itu berasal dari Kabupaten Tasikmalaya dengan 24 anak dan Kota Bekasi 4 anak. Tujuh anak di Tasikmalaya sempat bergejala saat mengkonsumsi chikbul, sementara satu anak di Bekasi harus dioperasi karena mengalami kebocoran usus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryan mengungkap, dari hasil pemeriksaan laboratorium, terdapat kandungan nitrogen cair di tubuh anak-anak yang keracunan chikbul. Menurut Ryan, nitrogen bisa membahayakan jika dikonsumsi dengan kadar berlebihan.
"Konsumsi nitrogen di kadar tertentu memang membahayakan, dan terbukti anak yg di Bekasi terdapat perforasi gaster di lambungnya. Ada luka terbuka dan akhirnya terjadi peradangan di ususnya. Jadi ternyata nitrogen ini memang membahayakan jika dikonsumsi dengan jumlah banyak," ucapnya.
Atas kondisi ini, Ryan pun meminta pemerintah kabupaten/kota di Jabar untuk mengawasi peredaran chikbul sebagai jajanan anak-anak. Bila perlu kata dia, orang tua bisa ikut mengawasi anaknya supaya tidak mengkonsumsi jajanan tersebut.
"Belajar dari kasus ini lebih baik tidak mengkonsumsi dulu, sampai terbukti suatu saat tidak bermasalah. Namun dengan adanya kasus ini, kita belajar bahwa nitrogen begitu membahayakan bagi anak-anak dan juga bila dikonsumsi cukup banyak," pungkasnya.
(ral/yum)