Penyebab Tingginya Angka Kemiskinan di Majalengka

Penyebab Tingginya Angka Kemiskinan di Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Jumat, 06 Jan 2023 00:05 WIB
Poverty And Absence Of Money Concept. Stacks Of Coins Lying On Table In Front Of Sad African American Couple, Crop
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio)
Majalengka -

Pemkab Majalengka masih tertatih-tatih menurunkan angka kemiskinan ekstrim di daerahnya. Sejak 2019, angka kemiskinan ekstrim di Majalengka terus merangkak naik.

Dilihat detikJabar dari website BPS Jabar, pada 2019, angka kemiskinan ekstrim di Majalengka mencapai 10,6 persen. Angka itu mengalami kenaikan signifikan di 2020, yakni 11,43 persen. Bahkan 2021 kembali naik menjadi 12,33 persen.

Data yang diambil dalam tiga tahun terakhir itu masih jauh dari target yang diharapkan Pemkab Majalengka. Pemerintah mencanangkan angka kemiskinan itu dibawa 10 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka kemiskinan di Majalengka itu sebetulnya kita memasang angka harus di bawah 1 digit, artinya dibawah 10 persen. Upaya itu sudah hampir berhasil sampai tahun 2019, 2020 sudah diangka 10.7 persen," kata Kepala Bappelitbangda Majalengka, Yayan Sumantri, Kamis (5/1/2023).

Disinggung terkait naiknya angka kemiskinan di Majalengka dalam tiga tahun terakhir, menurutnya, pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebab naiknya angka kemiskinan di Majalengka. Sebab ia merasa, angka kemiskinan terus meningkat saat wabah virus Corona tengah menghantui Tanah Air.

ADVERTISEMENT

"Ketika ada COVID angka kemiskinan itu melonjak menjadi 12 persen," ujar dia.

"Semua tahu persis karena COVID itu, pendapatan masyarakat menjadi berkurang, angka penganggurannya menjadi bertambah," sambungnya.

Tak hanya pandemi COVID-19, naiknya harga BBM bersubsidi juga menjadi faktor lain yang menyebabkan angka kemiskinan berpotensi terus bertambah.

"Ditambah lagi kemarin, mau tidak mau kenaikan BBM berdampak pada pendapatan. Walaupun tidak nganggur, artinya pendapatan mereka berkurang karena ada cost yang mereka tambahkan," jelas dia.

Meski dalam tiga tahun terakhir angka kemiskinan ekstrim di Majalengka selalu naik. Akan tetapi pada 2022, ia mengklaim, angka itu kembali turun. "Tapi untuk tahun 2022 kita turun lagi dari 12,3 persen menjadi 11,94 persen," ujar dia.

Turunnya angka kemiskinan pada 2022, kata dia, itu semua berkat sejumlah program yang terus digalakkan oleh Bupati Majalengka dalam mengentaskan kemiskinan. Rantang Kanyaah, Mapag Jagjag hingga Puskesmas Nganjang ka Imah adalah beberapa program yang diyakini telah menurunkan angka Kemiskinan tersebut.

"Skenario itu ternyata kalau dilihat delta penurunannya tergolong berhasil. Apalagi nanti untuk tahun 2023 kita sudah membentuk tim komisi penanggulangan kemiskinan tingkat Kecamatan kita akan membuatkan kegiatan pemberdayaan untuk masing-masing kecamatan, itu saya kira langkah penanggulangan kemiskinan di Majalengka," jelas dia.

Di tahun 2023, kata dia, pihaknya mempunyai target untuk menurunkan kemiskinan diangka 0,9 persen. Pasalnya, menurunkan angka kemiskinan itu perlu tenaga yang ekstra.

"Kita sudah berdiskusi panjang dengan BPS adakah langkah yang sangat radikal yang bisa mengungkit menurunkan angka kemiskinan itu? 1 digit saja itu sangat sulit paling nol koma lah, dan nol koma ini mudah-mudahan kalau tidak 1 bisa 0,9 lah, ikhtiar mudahan-mudahan aja lancar," kata dia.




(dir/dir)


Hide Ads