Merawat Asa Perajin Anyaman Bambu di Sukabumi

Merawat Asa Perajin Anyaman Bambu di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 01 Jan 2023 20:00 WIB
Pengrajin anyaman bambu di Sukabumi.
Perajin anyaman bambu di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Di tengah gempuran industri, mempertahankan tradisi ekonomi kerakyatan merupakan tantangan cukup melelahkan. Mereka berjuang keras mempertahankan tradisi yang sudah berjalan selama lebih dari 6 abad, yaitu membuat kerajinan dan peralatan rumah tangga berbahan bambu.

Sukabumi merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang masih mempertahankan tradisi bambu tersebut. Di sana terdapat puluhan perajin bambu yang membuat berbagai macam kerajinan, rumah-rumah adat berasal dari bambu dan lain-lain.

Seluruh pengrajin yang masih bertahan ini menggabungkan kekuatan dan asa dalam Komunitas Dunia Bambu Sukabumi (DBS) yang dibangun pada 16 Juni 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Dunia Bambu Sukabumi Agus Ramdhan mengatakan potensi pengrajin bambu sangat luar biasa. Namun mulanya mereka terpisah dan belum memiliki wadah untuk mengembangkan kemampuan dalam membuat kerajinan bambu.

"Ada yang seni kaligrafi, seni bubut, seni anyam sampai membuat layangan, pancingan, jika diidentifikasi itu ada 14 macam turunan dari bambu itu sendiri. Saya fikir harus ada wadah yang besar dan mampu menampung itu semua, akhirnya kita akan buat asosiasi atau perkumpulan Dunia Bambu Sukabumi," kata Agus kepada detikJabar belum lama ini.

ADVERTISEMENT
Pengrajin anyaman bambu di Sukabumi.Perajin anyaman bambu di Sukabumi. Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Dia mengatakan, jumlah perajin bambu semakin menyusut setiap tahun. Tuntutan ekonomi menjadi faktor utama alih profesi para pengrajin. Oleh sebab itu, menurutnya Dunia Bambu Sukabumi ini hadir untuk memberi dukungan baik secara bimbingan teknis hingga pemasaran dari hasil karya perajin bambu.

"Kita bantu (perajin) mendapatkan bimbingan teknis seperti sebelumnya bersama Kementerian ESDM. Lalu mencarikan pembeli (buyer) dan menghimpun seberapa banyak pengrajin bambu di Kota dan Kabupaten Sukabumi," tambahnya.

Niatnya untuk menjadikan bambu Sukabumi diakui secara nasional pun bukan isapan jempol belaka. Dunia Bambu Sukabumi kini sudah tercatat dengan tinta hitam di atas kertas putih.

"2022 November ini baru bisa kita aktakan asosiasi perkumpulan Dunia Bambu Sukabumi. Kita mendeklarasikan dengan masyarakat dan tokoh-tokoh bahwa Sukabumi layak menjadi pusat bambu nasional," ucapnya.

Pengrajin anyaman bambu di Sukabumi.Perajin anyaman bambu di Sukabumi. Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Dia mengatakan, tanaman bambu yang dulunya dianggap sebagai limbah kini dapat dijadikan sebagai kerajinan yang membuahkan hasil. Sehingga, kata dia, konservasi bambu juga harus disosialisasikan kepada para pengrajin bambu.

"DBS itu sedang mengkampanyekan mulai dari konservasi alam, yuk kita tanam lagi bambu karena hari ini kebanyakan nebang-nebang saja sedangkan nanemnya jarang. Hijaukan bumi dengan bambu, jangan sampai kita terlena ketika sudah habis bambu baru kita sadar (manfaat bambu) bagi ekosistem alam," kata Agus.

Sekadar diketahui, kerajinan bambu di Sukabumi disebut sudah ada sejak berdirinya kampung adat Cipta Gelar. Hal itu ditandai dengan adanya Imah Tihang Awi (Rumah Tiang Bambu) di rumah Abah (ketua adat).

Selain itu, bambu asal Sukabumi juga terkenal sejak zaman Karesidenan Priangan. Kala itu, ribuan bambu Sukabumi dikirim untuk membuat jembatan yang terbuat dari bambu. Konon, jembatan bambu pada zaman dulu jauh lebih kokoh dan kuat.

(iqk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads