Kesal karena jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki, warga di Cikembar, Kabupaten Sukabumi kembali melakukan aksi menanam pohon pisang di jalan. Aksi protes ini merupakan aksi kesekian kalinya setelah sebelumnya warga melakukan aksi unjuk rasa.
Aksi penanaman pohon pisang dilakukan sejak Senin (26/12/2022) malam hingga Selasa (27/12/2022) pagi tadi. Kepolisian yang mengetahui hal itu kemudian melakukan mediasi dengan warga, karena 'penanaman' pohon pisang membuat akses lalu lintas terhambat.
"Kami ingin aksi ini diketahui Pak Ridwan Gubernur Jawa Barat, akses jalan ini milik provinsi yang kemudian dipakai akses lintas perusahaan besar yang menggunakan kendaraan dengan tonase besar. Kemarin emak-emak memprotes, malam tadi warga tanam pohon pisang," kata Revi Hindriana, Warga Kampung Cibodas, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revi mengatakan aksi itu merupakan bentuk proses karena pemerintah dianggap telah lalai dalam memelihara jalan yang kemudian berdampak kepada tidak hanya pengguna jalan tapi juga warga yang tinggal di sekitar jalan rusak.
"Sebagian aksi protes kepada pemerintah yang telah lalai dalam pemeliharaan jalan provinsi terutama di sini kan. Bisa dilihat sendiri kalau hujankan bisa dilihat sendiri becek kan, kalau kemarau debunya luar biasa, debunya tebal berpengaruh ke kesehatan warga," keluh Revi.
"Kita memberikan shock terapi kepada pengelola jalan atau pihak perusahaan yang punya kendaraan berat kemudian memakai akses jalan. Sejak ada perusahaan besar hampir sering terjadi, untuk di wilayah kami perbaikan hanya tambal sulam. Mungkin sebagian ada yang dicor, hanya intensitas jalan yang seperti ini pihak perusahaan harus memperbaiki secara benar. Karena kualitas tambal sulam juga sangat buruk hanya bertahan beberapa hari," sambung Revi memaparkan.
Diketahui akses jalan rusak tersebut merupakan salah satu akses utama Kota Sukabumi menuju Cikembar- Palabuhanratu. Warga sendiri sudah beberapa kali menggelar aksi bahkan sampai mendatangi salah satu pabrik semen yang dianggap menjadi penyebab kerusakan jalan.
Emak-emak yang tinggal di sekitar jalan rusak juga sempat menggelar aksi, mereka membawa berbagai jenis peralatan memasak dan menabuhnya di pinggir jalan. Aksi kompak emak-emak itu bahkan viral di media sosial.
"Kami menuntut pemerintah kapan jalan dibetulin, kalaun huja kayak sawah yang siap ditanami padi, kalau kemarau debunya sampai sesak ke napas, apalagi yang rumah pinggir jalan sangat pengaruh. Yang (tinggal) di dalam gang juga merasakan," kata Kokom Komariah, emak-emak asal Kampung Cilangkap, Desa/Kecamatan Cikembar.
Baca juga: Mereka yang Meninggal Akibat Ular di Jabar |
Sementara itu, Kapolsek Cikembar, Resor Sukabumi Iptu Ratno Panji mengatakan pihaknya melakukan mediasi pencabutan pohon pisang yang ditanam di jalan akibat kerusakan jalan.
"Kami melaksanakan giat (kegiatan) mediasi di Aula Desa Bojongraharja dalam rangka pencabutan pohon pisang yang dipasang di tengah jalan provinsi oleh warga yang dilakukan secara sepontan pada malam hari. Aksi warga tersebut dikarenakan kekecewaan warga terhadap jalan rusak oleh kendaraan berat," kutip detikJabar dari keterangan kepolisian.
"Warga yang diwakili oleh ketua RW dan ketua pemuda meminta maaf atas kejadian penanaman pohon tersebut. Warga bersedia mencabut pohon pisang yang ada di tengah jalan propinsi di cabut dan di buang. Warga akan membuat surat permohonan perbaikan jalan ke di Kantor PU Propinsi," pungkas Panji menambahkan.
(sya/yum)