Protes Jalan Rusak, Warga-Sopir Angkot Demo di Sukabumi

Protes Jalan Rusak, Warga-Sopir Angkot Demo di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 12 Des 2022 16:56 WIB
Sejumlah warga dan sopir angkot di Kabupaten Sukabumi melakukan demo menuntut perbaikan jalan di jalur Pangleseran hingga Cikembar.
Sejumlah warga dan sopir angkot di Kabupaten Sukabumi melakukan demo menuntut perbaikan jalan di jalur Pangleseran hingga Cikembar. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar )
Sukabumi -

Sejumlah massa gabungan sopir angkot dan warga memprotes kerusakan jalan di sepanjang jalur Pangleseran hingga Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Massa bergerak dan berkumpul di depan salah satu pabrik semen, Senin (12/12/2022).

Massa menilai, kerusakan jalan dipicu kendaraan berat dari pabrik semen tersebut. Perbaikan yang dilakukan selama ini pun dinilai asal-asalan. Mereka berharap segera ada perbaikan serius.

"Hari ini kita meminta penjelasan terkait perbaikan jalur di Jalan Pelabuhan II, karena dari hasil kita diskusi dengan kawan-kawan sopir angkot yaitu bahwa perusahaan semen SCG (Siam Cement Group) ini adalah penyumbang lalu lintas kendaraan terbesar diantara perusahaan lain," kata koordinator aksi Nendar Supriatna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nendar mengatakan, aksi ke pabrik semen tersebut sangat beralasan karena banyaknya lalu lalang kendaraan dan diduga memiliki tonase besar menjadi penyebab kerusakan jalan di ruas yang juga kerap disebut Jalan Pelabuhan II itu.

"Dari sisi beban tonase dan sebagainya, sering melintas di rute di jalur ini. Kita meminta mereka ikut bertanggung jawab, selain (tanggung jawab) pemerintah. Karena memang jalan ini bukan milik korporasi, jalan ini bukan milik perusahaan kita juga masyarakat umum punya hak yang sama untuk menggunakan akses jalan ini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Ditambah kemarin itu ada korban anak kecil kecelakaan dan meninggal dunia jalur ini dan informasi yang kita dapat kendaraan yang melindas korban adalah kendaraan yang berhubungan dengan perusahaan ini, maka wajar ketika kita meminta supaya diperhatikan," sambungnya.

Banyak kerugian yang ditimbulkan rusaknya jalan tersebut, selain biaya perbaikan konsumsi bahan bakar juga jadi persoalan pengguna jalan di jalur tersebut. "Secara umum, pengguna jalan ya BBM konsumsi lebih berat karena gigi rendah, biaya servis jadi banyak menjadi beban pengguna jalan. Sementara korporasi jangan hanya mikirin bisnis, pikirkan juga akses yang digunakan lalu lintas publik," ucapnya.

Menurut Nendar, kendaraan yang diduga melintas dengan tonase berat itu bisa mencapai puluhan dalam sehari. "Perkiraan itu puluhan dalam sehari mungkin bisa ratusan. Karena operasi perusahaan ini kan 24 jam, selain material yang masuk seperti batu bara kemudian angkutan semen, pasir kuasa dan sebagainya itu tonasenya juga dikaji apa boleh memenuhi standar jalan propinsi," tutur Nendar.

Sementara itu Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Somchai Dumrongsil mengungkap bahwa perusahaannya telah berdialog dan menampung aspirasi para pengunjuk rasa. "PT Semen Jawa telah berdialog langsung dengan perwakilan Organda dan menerima aspirasi mereka dengan tangan terbuka. Adapun terdapat hal-hal yang menjadi wewenang pemerintah dan ada yang membutuhkan peranan kami sebagai pelaku industri," tulis Somchai dalam keterangan resminya, Senin (12/12/2022).

Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan tersebut membenarkan telah menggunakan fasilitas jalan umum. Namun hal itu juga disebut telah memenuhi segala ketentuan yang berlaku "Pertama-tama, dalam menjalankan kegiatan operasional dan menggunakan fasilitas jalan umum, PT Semen Jawa telah memenuhi segala ketentuan yang berlaku sebagai salah satu cara kami memprioritaskan aspek ESG (Lingkungan, Sosial, dan Kepatuhan)," ungkapnya.

"Adapun kondisi jalanan yang rusak disebabkan oleh banyak faktor dan kami memahami kondisi ini layak menjadi perhatian bersama. Sebagai bentuk perhatian perusahaan, PT Semen Jawa berkontribusi membantu pemerintah dalam pembangunan dan perbaikan jalan," sambung Somchai dalam keterangannya.

Kontribusi yang dimaksud antara lain dengan adanya pembangunan jalan yang diklaim menghabiskan anggaran hingga puluhan miliar rupiah. "Salah satunya di area Jalan Pelabuhan II hingga Cikembang, pembangunan sudah dilakukan sepanjang 5,8 km dan perbaikan sepanjang 7,9 km sejak tahun 2016 dan secara konsisten terus dilakukan sepanjang tahun. Hingga 2022, Perusahaan telah mengalokasikan dana sebesar Rp 54 miliar untuk perbaikan jalan, baik dalam bentuk material dan non-material berupa produk bahan bangunan produksi PT Semen Jawa," paparnya.

"Kami berharap, kontribusi kami dapat mendukung terwujudnya fasilitas jalan umum yang berkualitas dan memenuhi standar keamanan bagi masyarakat Sukabumi," tambah dia.

(orb/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads