Mantan asisten Panji Petualang, Alprih Priyono (26) meninggal dunia gegera digigit baby king cobra di Kota Sukabumi, Jabar. Alprih meninggal dunia saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kisah duka Alprih ini adalah satu di antara sekian kasus serangan ular yang menyerang manusia di Indonesia sepanjang 2022.
Tim detikJabar merangkum serangkaian serangan ular yang menyerang manusia. Dari mulai serangan baby king cobra, cobra hingga piton. Berikut kaleidoskop serangan ular yang melukai hingga mematikan pada 2022:
1. Serangan Baby King Cobra Tewaskan Alprih
Iroh (68) tak kuasa menahan kesedihannya. Iroh sempat melihat para para tenaga medis di RS Syamsudin SH berjuang menangani anaknya, Alprih Priyono. Namun, bisa baby king cobra telah menggerogoti tubuh Alprih. Pria 26 tahun ini meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Syamsudin SH pada Minggu, 18 Desember 2022, sekitar pukul 23.50 WIB.
Duka yang dirasa Iroh itu datang setelah anaknya menebar kebaikan, Alprih membantu warga di Gang Lipur Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi dengan mengevakuasi baby king cobra. "Kejadiannya (dipatuk ular) bukan di rumah, lagi rescue di Gang Lipur. Jadi warga sini sudah tahu kalau Apih (panggilan Alprih) bisa menangkap ular," ujar Iroh.
Awalnya, Alprih pamit untuk nonton bareng final Piala Dunia 2022 antara Perancis vs Argentina bersama teman-temanya. Alprih kemudian mendapat laporan tentang keberadaan ular di sekitar lokasi nonton bareng. Belum jelas ular jenis apa yang dilaporkan Alrpih itu, bahkan sempat disebut bukan ular yang berbahaya.
"Lagi nonton bola, dapat info ada ular di Gang Lipur, dan si aa udah biasa nge-rescue ular. Kan Gang Lipur gitu bawahnya pasar, rumahnya ngentep (padat) dan cahaya juga, kurang ternyata ularnya Baby King Cobra. Tiba-tiba pas emprak (tepuk tangan) ular gigit jari telunjuk kanan," kata Iroh.
Tepat saat serangan baby king cobra mengenai telunjuk Alprih yang juga mantan asisten Panji Petualang itu, teman-temannya yang mendukung Argentina di Piala Dunia 2022 bersorak. Angel Di Maria berhasil mencetak gol kedua untuk Argentina kala itu, tepat di menit 36 pertandingan.
Alprih menahan rasa sakit. Setelah ular berhasil dievakuasi. Alprih juga sempat melakukan penanganan dengan merendam jarinya ke air panas dan air kelapa. Kondisi kesehatannya kian memburuk, lalu ia dibawa ke rumah sakit. Ia mendapatkan penanganan awal dan diberikan SABU alias serum anti bisa ular). Serum itu sempat membuat Alprih sadar dan menenangkan teman-temannya yang panik.
"Dia waktu itu bilang masih kuat, lama-lama dia agak ngorok. Teman-temannya panik dibawa ke Bunut (RSUD Syamsudin). Di Bunut ditangani, tapi katanya obat king cobra jarang dan mahal," ujarnya.
Teman Alprih datang ke rumah Iroh dan memberi kabar kepada keluarga bahwa Alprih ada di rumah sakit. Iroh pun diminta mendampingi Alprih di rumah sakit. "Ibu udah teg (deg-degan), rumah sakit minta keluarga hadir. Ibu belum bilang siapa-siapa, pas ibu datang udah dipompa jantung. Ibu bilang kena kupingnya Allahu Allahu dua kali. Ibu bilang 'Pih sing kuat, ibu nggak mau ditinggal Apih. Kan kita udah janji bareng-bareng'," ucapnya lirih.
"Lepas pompa, apih merem, dikira ibu merem bukan meninggal, ternyata udah meninggal. Kata perawat 'Ibu yang sabar dan kuat berdoa sama Allah putra ibu sudah nggak ada.' Ibu kayak orang nggak sadar, teman-temannya pada nangis, meluk ibu," kata Iroh menambahkan.
2. Pawang Ular di Trenggalek Tewas Digigit King Cobra
Imam Rokhani (49), seorang pawang ular asal Trenggalek, Jawa Timur, juga menjadi korban gigitan ular king cobra. Wasrga asal Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Trenggalek ini tewas digit ular kesayangannya.
mengutip dari detikJatim, awalnya Rokhani hendak mengganti wadah air minum pada king cobra kesayangannya. Ular milik Imam ini memiliki panjang 4,5 meter. Tiba-tiba ular yang sudah dirawatnya selama lima tahun itu menyerangnya. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.30 WIB, Minggu 23 Oktober 2022.
Salah seorang kerabat Rokhani, Wahyu membenarkan latar belakang Rokhani. Ia merupakan pawang ular. Rokhani memiliki dua ular king cobra yang didapatkannya dari Dusun Jambangan, Desa Sugihan, Kecamatan Kampak. "Ular itu didapat dari Jambangan Kampak dan dipelihara sekitar lima tahun," kata Wahyu.
Kala itu, setelah kejadian ular yang menggigit si pawang langsung dievakuasi Satppol PP dan Kebakaran Trenggalek. Ada dua ular dengan panjang berbeda, yakni 2,5 dan 4,5 meter. Setelah dievakuasi Satpol PP, tim Panji Petualang mengevakuasi ular tersebut untuk dirawat.
(sud/orb)