Suasana horor di Gedung Sate perlahan luntur. Gedung lawas ini sejatinya menyimpan banyak kisah, termasuk soal cerita horor yang menyebar dari mulut ke mulut.
Keamanan Dalam (Kamdal) Gedung Sate Yanto Rukmana telah bertugas sejak 1997. Yanto begitu mengenal setiap sudut Gedung Sate. Sudah sekian kali gubernur berganti, Yanto tetap setia patroli.
Jam malam adalah momen paling tak terlupakan bagi Yanto selama bertugas. Dulu, menurut Yanto kondisi Gedung Sate saat malam hari begitu sepi dan gelap. Tapi, beberapa tahun terakhir Gedung Sate disulap menjadi lebih terang, lampunya menyala, bahkan beberapa di bagian luar gedung terpasang lampu hias.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu mah hening. Ya agak mencekam, suasananya beda. Aura mistis dulu masih terasa," kata Yanto saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (18/8/2022).
"Ya dulu lampunya seadanya. Sekarang mah dipercantik," kata Yanto menambahkan.
![]() |
Yanto menceritakan dulu petugas keamanan hanya empat orang. Kemudian, pasukan keamanan ditambah. Yanto mengaku terbiasa dengan suasana malam gedung sate.
"Yang agak seram itu dulu pas lorong di bawah menuju pohon besar. Sama di menara," ucap Yanto.
Kondisi menara Gedung Sate saat ini memang tak sama seperti dulu. Kini lampu dipasang di menara. Dari Jalan Diponegoro pun terlihat nyala lampu di menara Gedung Sate.
"Kalau soal mistis mah ya masing-masing saja. Saya punya motivasi untuk menjaga aset negara. Jadi, tak berpikir macam-macam," ucap Yanto.
Sekadar diketahui, Gedung Sate memiliki nilai historis pada masa perang kemerdekaan. Pada tanggal 3 Desember 1945, sebanyak tujuh orang pemuda gugur melawan lawannya yaitu Pasukan Gurkha yang datang menyerang.
Gedung Sate dibangun pada 27 Juli 1920 oleh Nona Johanna Catherina Coops putri sulung Walikota Bandung B. Coops yang didampingi Nona Petronella Roeslofsen, putri sulung Wali Kota Bandung B. Coops yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
Pada awal tahun 1924 Gedung Hoofdbureau PTT rampung dikerjakan, disusul dengan selesai dibangunnya Induk Gedung Sate dan Perpustakaan Tehnik yang paling lengkap di Asia Tenggara, pada bulan September 1942.
(sud/mso)