23 ODGJ Dievakuasi dari Pengungsian Gempa Cianjur

23 ODGJ Dievakuasi dari Pengungsian Gempa Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Kamis, 22 Des 2022 01:30 WIB
Para pengungsi korban gempa Cianjur.
Ilustrasi pengungsian. (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Sebanyak 23 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat yang terdampak bencana gempa di Cianjur dievakuasi dan jalani perawatan di RS Jiwa Marzuki Mahdi. Terabaikannya pengobatan ODGJ selama gempa mengakibatkan gangguan kejiwaan mereka kambuh.

Penyuluh Kesehatan RS Jiwa Marzuki Mahdi Iyep Yudiana mengatakan pihaknya menerima laporan jika banyak ODGJ di Cianjur yang ikut terdampak gempa dan tinggal di pengungsian akibat rumahnya ambruk.

"Kemarin kami turun ke Cianjur untuk melakukan pemeriksaan. Ada 27 ODGJ yang kami periksa, (rinciannya) 23 ODGJ kami evakuasi dan empat lainnya rawat jalan," ucap Marzuki, Rabu (21/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut ODGJ tersebut bukan pengungsi yang mengalami stres atau trauma berat hingga mengalami gangguan kejiwaan, tetapi memiliki riwayat ODGJ dan terdampak gempa.

Menurutnya gangguan kejiwaan mereka kambuh karena selama di pengungsian tidak mendapatkan penanganan medis hingga asupan obat secara rutin. Bahkan salah satunya menjadi agresif, sehingga harus diberi obat penenang sebelum dievakuasi petugas.

ADVERTISEMENT

"Jadi bukan ODGJ baru, melainkan pengungsi yang memang sebelumnya memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Karena keluarganya sibuk mengungsi dan akses obat sulit, sehingga mereka terabaikan pengobatannya. Akibatnya gangguan kejiwaan mereka kambuh, dan ada juga yang menjadi agresif," kata Marzuki.

Iyep mengatakan 23 ODGJ terdampak gempa tersebut akan menjalani perawatan selama tiga pekan. Kemudian mereka akan diserahkan ke pemerintah sebelum nantinya dikembalikan ke keluarganya.

"Kita akan koordinasi dengan dinas terkait di Cianjur setelah tiga pekan, supaya para ODGJ ini lebih diperhatikan kaitan obatnya, sehingga tidak kambuh selama di pengungsian," jelasnya.

Ditanya kondisi kejiwaan para pengungsi, Iyep mengatakan sebagian korban gempa hanya mengalami trauma, tetapi tidak sampai gangguan kejiwaan berat.

"Untuk dampak gempa bagi kejiwaan tidak sampai gangguan kejiwaan berat, sebatas trauma yang akan sembuh seiring waktu. Jika diperlukan, maka harus ada pendampingan psikologis dan trauma healing secara berkala," pungkas Marzuki.

(iqk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads